😢

38 1 0
                                    

Waktu itu..
Aku yang tak mengenalnya..
Aku yang tak mengetahuinya..
Tiba-tiba dia datang..
Memasuki kehidupku...
Menghampiri kesendirianku..

Kenangan itu masih tergambar jelas diingatanku. Laki-laki itu datang tanpa ku undang. Ia datang mengisi kekosongan hati yang tiada tara.
Dia bukanlah laki-kali yang istimewa. Ia hanya laki-laki biasa. Dia juga bukan lelaki yang tampan, tapi dia yang mampu membuatku merasa nyaman.

Dulu, bagiku dia adalah segalanya. Dia adalah kesenanganku. Tapi kini semuanya telah berbeda, semuanya telah berakhir.

Setiap kali mengingatnya, aku selalu ingin menangis. Mungkin karena dia adalah pacar pertama ku.

Semuanya bermula dari dia. Jatuh cinta, putus cinta, sakit hati, susah melupakan, aku belajar semuanya dari dia.

Saat melihat dia sudah berpaling dariku, sudah melupakanku, mendapatkan kekasih yang baru, hatiku hancur sekali. Seakan dunia akan runtuh dan mengimpit tubuhku. Nafasku terasa sesak. Untuk berjalan saja rasanya aku tak mampu. Saat itu aku sangat butuh penyangga. Tapi aku tak bisa mengatakannya karena aku tak pernah ingin memperlihatkan betapa rapuh dan hancurnya aku.
Aku hanya membagi tangis dan kesedihanku dengan kesunyian.

Tiba-tiba lelaki itu datang. Dia bukan lagi lelaki yang dulu, dia laki-laki baru yang menarik perhatianku. Saat mantan pacarku datang mengancamku, dia malah datang menyelamatkanku. Ia memberi kedamaian saat aku melihatnya.

Ku pikir dia berbeda. Tapi sama saja. Hilang tanpa jejak. Setelah dia membawaku terbang keawan lalu dia jatuhkan lagi kedasar jurang yang paling dalam.

Hanya dengan mencintai begitu saja, aku sudah lelah..

Capek..

Dan sampai sekarang aku masih belum bisa melupakannya..

Disinilah letak kesalahanku..

Sekarang aku merenung. Kupikir mungkin ini adalah masa yang bodoh. Jadi aku harus bisa melupakan mereka. Mereka yang membuat aku merasakan sakit, mereka yang membuat aku jatuh sakit dan mereka yang mencampakkanku.
Tapi apakah aku bisa?
Apakah aku sanggup?

Aku rasa aku lelah dengan semua ini. Ini adalah hal yang membuatku sangat letih.
Mengaguminya dari kejauhan, tanpa berani lagi menyapanya. Tanpa berani lagi bicara dengannya.

Belum lagi akhir-akhir ini aku dijodohkan dengan laki-laki yang tidak aku inginkan. Dia adalah sepupuku. Mereka menjodohkan ku dengan alasan tidak ingin aku lari ke orang lain. Mereka tidak ingin aku menikah dengan orang lain. Mereka ingin aku menikah dengan keluarga saja. Mereka seperti mengekangku.

Padahal aku belum tamat sekolah, aku masih 17 tahun. Padahal aku tidak ingin melanjutkan sekolahku kejenjang yang lebih tinggi lagi. Aku ingin kuliah.

Tapi apalah dayaku, aku hanya bisa pasrah seperti air yang mengalir mengikuti arus. Entah itu itu jatuh kejurang yang dalam ataukah aku harus menguap.

Entah sampai kapan aku harus begini.Aku harap tuhan segera membawa kebahagiaan kepadaku.Aku percaya. Pasti ada pelangi setelah hujan berhenti. Entah pelangi itu hanya sesaat atau akan tinggal selamanya.

Aku juga percaya tuhan pasti memberi hikmah disetiap rintangan yang dia berikan padaku."Tuhan tidak akan memberikan cobaan jika hambanya tidak mampu melaluinya". Itu artinya aku mampu melaluinya. Tuhan memberikan aku cobaan karena aku mampu melaluinya. YA.. hanya itu yang bisa aku percayai sekarang..

Aku pernah berfikir untuk pergi dari dunia ini, untuk selamanya. Karena masalah yang aku lalui sekarang. Tapi ada satu hal yang masih membelengguku disini, seakan mengikatku dan tak melepaskanku.

Yang menjadi pertanyaanku sekarang
"apakah ada orang yang sepertiku?"
"Apakah ada orang yang menderita sepertiku?"

Aku cemburu melihat semua orang baik-baik saja, aku iri melihat orang-orang yang mendapatkan kebahagian mereka dengan mudah, aku marah melihat mereka dapat tertawa lepas sementara aku hanya dapat tersenyum masam merasakan hidupku yang kurasa hancur ini....

Aku ingin bahagia....
Aku ingin tertawa lepas....
Aku ingin menikmati masa remajaku dengan tawa yang begitu bahagia...
Tapi apa yang aku dapatkan sekarang???
Yang kudapat hanya sepi, sunyi, kelam dan suram.

Kadang aku ingin mengatakan semua yang menyakitkan pada dunia. Tapi sekali lagi aku harus sadar...
Kepada siapa akan aku ceritakan?
Siapa orang yang mau mendengarkan?
Semua orang yang ada disekitarku hanya ingin didengarkan bukan mendengarkan ceritaku..
Aku benci mereka..
Aku benci teman-temanku..
Aku benci keluargaku kecuali orang tuaku, karena mereka orang yang tak pernah mengekangku..
Aku benci keluarga ayahku karena mereka menjodohkan ku dengan anaknya..
Aku benci bibiku..
Aku benci semua orang..
Aku benci teman-teman kelasku karena mereka adalah orang yang manis didepan tapi busuk dibelakang..
Aku juga benci dengan lelaki yang kusukai tapi tak pernah menatapku sampai sekarang..
Aku juga benci melihat mantanku..Tapi apakah dia pantas jika kupanggil mantan?
Aku juga benci sahabat-sahabatku... aku menyayangi mereka.. tapi apa yang kudapat? Mereka hanya menganggap aku angin lalu.. aku membantu mereka sekuat yang aku bisa tapi mereka tak pernah membantuku.

Sekarang aku tidak lagi peduli dengan sekolahku.. aku hanya sibuk dengan hal yang bisa membuatku bahagia,, karena dengan cara itulah aku bisa senang. Aku sibuk dengan bacaan ceritaku.. tak peduli lagi dengan ujian-ujian yang akan aku hadapi...

Aku lelah dengan yang aku rasakan sekarang...ingin berhenti tapi tuhan belum menyuruhku untuk berhenti...itulah yang aku pertanyakan sekarang?
Apakah tuhan tidak sayang padaku sehingga memberiku cobaan seperti ini?
Apakah tuhan tak pernah sedikitpun menyayangiku?

Aku termenung dibalik kesunyian..
Tapi aku sadar dibalik pekatnya kegelapan pasti terselip cahaya sekalipun hanya sekecil pasir.

One Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang