part 4

11 1 0
                                    

"Ma Fatan pamit, kami akan sering-sering
kemari"
Kulihat mama mengangguk.
"Jaga anak mama, dia harta mama satu-
satunya" pesan mama.
"ingatkan dia bila salah ya"
Fatan memgangguk.
"Insyaallah ma, kami pergi dulu" pamitnya dan
masuk kedalam mobil.
"Assalamualaikum mama" salamku sebelum
mobil perlahan berjalan meninggalkan
pekarangan rumah milik mama menjadi saksi
bisu aku bertumbuh dewasa.
####
Rumah besar yang didepanku akan menjadi
tempat tinggalku sekarang.
"Sampai kapan kamu diam disitu" tanyanya
yang sudah berada didepan pintu.
Tersadar aku segera mengikuti langkanya.
Aku melihat sekeliling rumah tampak begitu
mewah.
"Ini kamar kita, disebelah kamar Lana" kata
Fatan
aku mengangguk. "Istirahatlah, aku mau
nyelesaiin tugas kantor" katanya, aku
mengangguk.
Setelah dia keluar, aku menata bajuku kedalam
lemari yang ada di sudut kamar yang menyatu
dengan dinding.
"Besar banget rumahnya hanya tinggal berdua"
gumamku mengingat rumah besar ini hanya
ditempatinya dengan Lana saja bahkan
pembantu rumah tangga tidak ada.
####
Aku keluar kamar menuju dapur melihat isi
kulkas yang penuh dengan ice cream coklat,
buah, sayuran.
Aku mengeluarkan beberapa bahan untuk
membuat makan malam karena tadi tidak
sempat makan keburu Fatan mengajaknya
pergi.
"Aku menjemput Lana dulu"
"Astagfirullahaladzim" suara barito Fatan
sungguh mengagetkanku.
"Apa Zara perlu ikut?" Tanyaku.
"Tidak perlu" jawabnya, aku menganguk dan
berjalan kearahnya kuulurkan tanganku untuk
bersalaman dengannya di mengerutkan kening.
"Salim" kataku.
Dia mengangkat tangannya dan mengulurkan
tangannya dan aku segera menyambutnya.
"hati-hati bang" pesanku dia hanya
mengangguk.
Aku mengantar Fatan sampai depan pintu saja,
setelah mobilnya hilang aku kembali kedapur.
#####
Aku selesai memasak dan kulihat jam
didinding sudah masuk waktu sholat isya' jadi
setelah menata semua dimeja aku segera
masuk kekamar Fatan untuk melakukan sholat
isya'.
Setelah sholat isya' aku segera turun karena
mendengar deru mobil Fatan yang memasuki
garasi.
Kubuka pintu rumah menyambut anak dan
suamiku.
"Assalamualaikum" salamku padanya..
"Waalaikum salam" jawabnya kuraih tangannya
untuk bersalaman setelah itu dia masuk
kedalam meninggalkanku dengan Lana didepan
pintu.
"Assalamualaikum sayang" salamku pada
Alana yang diam mematung didepan pintu.
"Waalaikumsalam" jawabnya pelan,
kujongkokkan tubuhku biar sejajar dengannya.
"Ada apa kok diam saja?" tanya Zara.
"mama disini?" Tanyanya.
aku mengangguk.
"mama akan tinggal disini?" tanyanya lagi.
Aku mengangguk lagi, "selamanya?"
"Insyaallah sayang" jawabku.
"Yeeaaaahhh" teriaknya senang dan berambur
dipelukannku.
"Lana sudah mamam?" Alana menggeleng.
"Mama tadi sudah masak, mau mamam
masakan mama?" Tanyaku.
Alana mengangguk senang.
Aku menggendongnya masuk kedapur
kududukkan dia dikursi sebelum aku
memanggil suamiku.
"Lana bentar mama mau panggil papa dulu ya"
kataku.
Dia mengangguk.
Kulangkahkan kakiku keruang kerjanya yang
berada didekat ruang keluarga.
Tok tok tok
Kuketuk pintunya kubuka sedikit kulihat dia
sedang serius dengan kerjanya.
"Maaf abang, makan dulu Lana sudah
menunggu dimeja makan" kataku. Dia
melihatku sebentar kemudian kembali fokus
pada lembar kerjanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

jodoh zaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang