Sarah pov
Akhirnya akupun coba untuk membantunya, yaa barangkali ada yang bisa dibantu kan. "Can you remember where did last time you put that phone?" Aku berbicara dengan cepat tapi dia malah mengerjapkan matanya berkali-kali dan membuka maskernya.Wait a second... oh my god!!!, dia mirip sekali dengan jengkok yang sering Keysi tunjukan padaku. Mata kita masih terkunci, sampai. "Sorry, i can't speak english well."
Aku terkaget sejenak, lalu bertanya untuk memastikan. "Ahh eumhh ya, are you from korea? Gwenchana aku bisa berbahas korea."
(Note:Anggep aja yang tulisannya miring itu bahasa korea:v)
"Benarkah? Syukurlah kalau begitu. Bahasa inggris merepotkan." Dia berkata sambil menghembuskan nafas lega.
Aku menghidupkan handphoneku dan membuka foto profil linenya Keysi.
Mata ku terfokus pada foto di layar handphone, dan berpindah ke orang di depanku ini. Benar-benar mirip... atau memang dia orangnya?
"Maaf, apakah kau ARMY? Kalau iya tolong rahasiakan ini ya." Dia berkata sambil menyatukan tangannya menjadi satu tanda memohon.
Aku tersadar dari lamunanku. Dan menunjukan foto di layar handphoneku padanya "Eumhh apakah orang yang di foto ini adalah kau?"
"I-iyaa benar, tolong yah.. jangan katakan ini pada siapapun." Dia menjawab dengan gugup dan raut khawatir.
"Tenang saja, aku hanya memastikan, dan soal ARMY, aku menyukai musik kalian." Aku menjawab seperti itu untuk menghormatinya.
Setelah merasa clear dengan urusan ini, aku pun bertanya lagi tentang topik pertama. "Jadi, kau benar-benar tidak ingat dimana kau meletakan handphone mu?". Dia hanya menggeleng sebagai jawaban.
Aku berpikir sejenak, sambil menggigit kuku ku secara tidak sadar, tapi memang ini sudah kebiasaan ku sejak kecil jadi sangat susah untuk dihilangkan.
Aku menjentikkan jariku "Ahh!!!." Aku melihatnya yang terlonjak kaget. Dengan ekspresinya yang sangat lucu.
"A-aa maaf aku mengagetkan mu, begini. Kau hafal nomer handphone mu kan, bagaimana kalau saat landing nanti kita hubungi saja nomer mu itu, siapa tahu ada orang yang berbaik hati menemukan handphone mu. Bagaimana?." Jelasku panjang lebar.
"Oke, boleh juga, sebentar ngomong-ngomong boleh ku tahu namamu?." Dia mengulurkan tangannya padaku
Aku menyambut jabatan tangannya dengan ragu. Bagaimana tidak, walaupun dia bukan harry styles, dia tetap saja dia selebrity. "Namaku Yeon Taniya." Sambil ku lepas jabatan tangannya.
"Wuahhhh, benarkah?."
Aku bingung, lohh kenapa kaget? Toh hanya nama kan, apa ada yang salah dari namaku?Aku menatapnya bingung"Apakah ada yang salah?."
"Kau tahu? Kemarin-kemarin salah satu hyung ku baru membeli anjing baru, dan namanya Yeon-Tan. Entahlah ini kebetulan atau tidak tapi nama kalian hampir sama, hahahha lucu sekali." Dia tertawa lebar sekali, entahlah apa yang lucu disini, tapi aku ikut tertawa saja, untuk menghormatinya.
"Hahahahaha, benarkah?." Aku masih tertawa canggung menanggapinya. Dan dia hanya mengagguk-angguk sambil tetap tertawa. Aneh? Kalau iya berarti kalian berpikiran sama denganku.
Setelah tertawanya mereda, aku bertanya padanya. "Jadi.. kenapa kau naik pesawat sendirian? Tidakkah kau bersama grupmu? Dan bukankah ini bahaya bagi seorang idol sepertimu?." Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUERITIA~[kth]
De TodoKita pada dua sudut yang berbeda, terpisah oleh jarak dan waktu yg menyiksa. . Everything has changed? Akankah semua berubah semudah itu?.