Buku Kimia

10 3 0
                                    

Jam pelajaran ke lima sudah habis. 

Dengan otak yang sedikit mengepul, Sasha mencoba berdiam diri untuk mengistirahatkan otaknya.

Sampai pada akhirnya...

Tok.. Tok.. Tok...

Ketukan pintu kelas seolah menginterupsi kegiatan santai yang baru saja berlangsung.

Wah, tumben pak Niko datang. Begitulah kira-kira batin dari tiga puluh lima kepala itu.

Namun sepertinya malaikat baik tengah berpihak pada mereka. Bukan seorang guru yang datang melainkan beberapa orang dari anak kelas sebelah yang bertujuan untuk meminjam buku.

Setelah acara pinjam-meminjam selesai, mereka keluar dari kelas Sasha.

Di luar sana, Sasha mendengar keributan kecil mengenai pinjaman buku.

"Si Satya kenapa ga bilang kalo mau minjem buku"
"Abisnya gue gatau, Ri. Kirain Tira udah bawa bukunya." ujar Satya.
"Yaudah pinjem aja sana, kita tungguin. Tapi gc ya" titah Rian.

Bersamaan dengan itu pintu kelas kembali terbuka yang menyebabkan seluruh murid terdiam.

"Permisi, ada yang bawa buku paket kimia, gak?" ujar Satya yang sedang menahan diri dari kegugupan.

Krik.. Krik.. Krik...

Tidak ada sahutan dari kelas itu.

Pinjem ke siapa ya? gak ada yang gue kenal.
Batinnya gelisah.

Tapi... Itu bukannya Sasha?

Ekspresi Satya seolah tercerahkan saat ia melihat Sasha di barisan paling depan. Dengan keberanian tersisa akibat tatapan anak sekelas, Satya mendekati Sasha.

Satya tersenyum. "Assalamualaikum, Sha. Boleh saya pinjam buku kimianya?" tanya Satya begitu sampai di tempat tujuan.

Lho, Satya ngapain di sini? Batin Sasha bertanya-tanya.

Kebingungan Sasha terhenti akibat suara riuh dari teman-temannya.

"Cihuyyy"
"Asik Sasha deket sama anak baru!"
"Akhirnya ada yang ngapelin Sasha juga ya Allah"
"Sha, itu diajak omong jangan diem bae"
"Udah Sha pinjemin aja, kasian mukanya melas kaya minta makan"
"Ekhem"

Sasha pun angkat suara.

"Udah deh, diem. Gaboleh berisik kalau gak ada guru." ujarnya mencoba menenangkan suasana kelas.
"Ini, pake aja. Tapi jangan lupa balikin" ujarnya pada Satya.
"Iya, nanti saya balikin. Kamu mau dibalikin kapan?" tanya Satya ketika buku itu pindah ke tangannya.
"Sehabis jamnya aja, soalnya saya mau pakai buat baca-baca"
"Oke, saya balik dulu ya. Terimakasih, assalamualaikum Sasha" ujar Satya sambil berlalu.
"Wa'alaikumsalam"

Di sisi lain...

"Udah?" tanya Rian begitu melihat Satya kembali keluar kelas.
"Udah" jawab Satya.

Ini anak kenapa senyum gitu deh. Batin Rian ketika meneliti muka temannya.

"Kenapa lu?" tanya nya memastikan.
"Gak apa-apa. Emang kenapa?"
Tatapan Rian kembali menyelidik. "Lu pinjem buku siapa emang?"

Waduh, gimana ini. Batin Satya gelisah.

Dengan sigap Satya membalikan sampul depan buku menjadi ke bawah.

"Bukunya Sasha?" tanya Rian yang tepat sasaran.

Satya terkejut dibuatnya.

"Kok lho tahu?"
"Itu bagian samping ada nama Sasha R. nya" ujar Rian sambil menunjuk bagian yang dimaksud.

Satya terkekeh. "Oiya, hehe."

Andra menyahut. "Udah yuk, balik. Keburu diomel pak Rusdi."

Akhirnya mereka berjalan kembali menuju kelas diiringi senyuman tipis Satya yang belum menghilang.

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang