part 03

24 5 1
                                    

Enjoy~😄

~~~~~~

Teng nong neng~

Suara bel berbunyi tanda pelajaran sudah berakhir.

"Akhirnya ...
thanks God." Vani memejamkan matanya sambil menyatukan kedua tangannya.

Vista yang juga duduk di sebelah Vani, meregangkan punggungnya. Sudah hampir tiga jam kelas XI IPA 2 belajar matematika bersama pak Ery.

"Ya. Tugas hari ini dikumpulkan besok ya?" Pak Ery mengingatkan.

"Iya, pak." sahut siswa siswi dalam kelas ini.

"Vista. Kalau kamu tidak mengumpulkan tugas kali ini, saya akan memanggil orang tuamu." ancaman pak Ery sambil menatap intens pada Vista.

'Mampus deh gue. Ini kalo papa sama mama tau gue jarang ngerjain tugas, bisa abis gue.' ujar Vista membatin.

"Iya, pak. Bakalan saya kumpulin. Yang paling pertama deh." ujar Vista tanpa memikirkan akibat atas ucapannya.

Vani langsung terkejut bukan main.

"Heh, bangke. Lo yakin bisa ngerjain trus ngumpulin tuh tugas paling pertama? Gila lo!" Vani berbisik tanpa menggerakkan bibirnya pada Vista.

"Baiklah, vista. Saya tunggu tugas kamu." pak Ery berucap sambil merapihkan buku-buku miliknya.

"Astaga ... Apa yang udah gue lakuin?" Vista tiba-tiba tersadar akan ucapannya tadi.

"Pak ... Pak Ery. Ampun deh! Itu guru udah ngilang aja." baru saja Vista mau membatalkan ucapannya dengan pak Ery, orang yang dicarinya kini sudah tak ada lagi.

"Elo sih gaya-gayaan mau ngumpulin paling pertama. Sekarang liatkan akibatnya." vani menimpali.

"Yah ... Gimana dong. Lo kan tau gue anti banget sama yang namanya matematika." Vista mulai cemas.

Kalau dia tidak mengerjakan tugas kali ini, otomatis orang tuanya akan dipanggil. Dan kalau orang tuanya tahu kalau selama ini Vista teramat sangat nakal di sekolah, maka semua fasilitas akan ditarik.

"Pokoknya gue gak mau ikut campur. Itu derita elo." vani menjulurkan lidahnya pada gadis di depannya ini.

"Ish, lo mah gitu. Emang lo gak kasian apa liat sahabat elo yang cuantik sejagat raya ini dihukum?" Vista menatap vani memelas.

Memang di antara dia dan Vani, yang menyukai matematika hanyalah Vani dan jangan heran kalau gadis bergingsul ini selalu mendapat nilai tertinggi pada pelajaran matematika.

"Elo kan udah biasa kena hukuman, kan?" Vani kembali bertanya.

Vista mengangguk.

"Yaudah." ucap Vani.

"Tapi, Van. Kali ini kalo gue gak ngerjain tugas, tuh guru rese bakalan manggil orang tua gue. Nah lo kan tau selama ini papa sama mama gak tau kalo gue nakal di sekolah." sungut Vista.

"Ah berisik banget sih elo. Ya udah deh. Entar sekalian pas ngerjain kimia di rumah elo." Vani akhirnya menyerah.

"Nah gitu dong. Kan jadi makin sayang deh." vista lalu mencolek dagu vani.

Vani bergidik melihat tingkah Vista. Yang dipandang hanya cengengesan melihat ekspresi wajah Vani.

"Udah ah. Balik yuk!" ajak Vista yang dibalas anggukan dari Vani.

Setelah merapihkan semua peralatan menulis, mereka berdua lalu bergegas untuk pulang. Tak lupa juga mereka singgah di kelas ipa 1 untuk mengajak Indori.

Chandell Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang