Chapter 4

6.6K 489 44
                                    

Sakura berjalan keluar dari kamarnya seraya mengucek mata beberapa kali. Ia menguap dan berjalan dengan langkah yang agak sempoyongan karena mengantuk.

Ia mengernyitkan dahi saat mencium aroma adonan tepung yang begitu wangi dan manis. Rasa penasaran menuntunnya untuk mengikuti sumber aroma itu secara naluriah. Dan apa yang dilihat Sakura ketika ia tiba di dapur membuatnya merasa terkejut setengah mati.

Sakura tak pernah menduga jika ia akan menemukan sosok sang suami yang kini sedang berada di dapur. Lelaki itu bahkan seolah tak mempedulikan keberadaan Sakura dan memilih menuangkan adonan panekuk ke dalam Teflon.

Sakura tak mengira jika Sasuke bisa memasak sesuatu, meski makanan sederhana sekalipun. Awalnya ia mengira kalau lelaki itu adalah tipe orang yang tak bisa melakukan satupun pekerjaan rumah, apalagi membuat makanan sendiri. Namun lelaki itu membuatnya terkejut ketika ia melihat Sasuke yang sedang membersihkan lantai dengan vacuum cleaner, dan lelaki itu semakin membuatnya terkejut pagi ini.

"Sarapan?" ucap Sakura seraya berjalan mendekat kearah kompor.

Tak ada kata yang terucap dan Sasuke bahkan tak menoleh sama sekali. Ia hanya menjawab dengan gumaman tidak jelas seperti biasa dan secara refleks sedikit menjauh ketika Sakura berusaha mendekat. Ia sudah terbiasa sendirian dan merasa kurang nyaman ketika ada orang didekatnya saat sedang fokus melakukan sesuatu.

"Masak apa?" Sakura kembali bertanya seraya menatap sosis dan telur yang diletakkan diatas meja dapur.

"Panekuk, sosis, dan omelette. Mau?"

Sakura menatap panekuk berwarna kecoklatan dengan aroma yang tampak menggoda itu. Dan panekuk yang diletakkan diatas piring dengan sepotong omelette, dua buah sosis, keju parut serta potongan tomat dan saus tomat yang berlebih itu membuat cacing-cacing di perut Sakura berteriak keras meski disaat yang sama ia juga merasa risih dengan jumlah saus tomat yang menurutnya berlebih itu.

"Boleh. Saus tomatnya sedikit, ya."

"Hn."

Sasuke kembali menuangkan adonan keatas Teflon dan memasak panekuk untuk Sakura. Sebetulnya tanpa diminta sekalipun ia tetap akan membuat sarapan bagi wanita itu secara naluriah. Tawaran yang ia ajukan pada Sakura hanyalah basa-basi sekaligus untuk memastikan jika wanita itu benar-benar ingin makan atau tidak.

Sakura secara refleks membuka pintu lemari yang berada di dekatnya, berharap dapat menemukan sekantung teh untuk mengawali paginya. Dan ia tak mengira akan mendapati sekotak penuh berisi teh jasmine dengan merek kesukaannya. Rasanya tidak mungkin jika Sasuke sengaja mempersiapkan teh itu untuknya, lelaki itu bahkan tidak tahu apapun yang ia sukai.

"Kau suka teh Jasmine dari TWG juga?"

Sakura merasa konyol tepat sesudah bertanya. Mereka berdua tidak mungkin memiliki selera yang sama, kan? Paling-paling lelaki itu hanya asal membeli teh untuk disuguhkan pada tamu meskipun orang-orang umumnya menyajikan teh hijau.

"Hn."

Sakura meringis tepat sesudah mendengar jawaban Sasuke. Dari semua orang yang dikenalnya, mengapa ia harus memiliki kesamaan selera dengan lelaki yang bahkan tidak normal itu?

"Kau mau teh? Kalau mau akan kubuatkan sekalian."

"Jangan pakai gula."

Sakura kembali meringis seraya mengambil sebuah teko keramik yang tidak terlalu besar dan meletakkan sekantung teh ke dalam keramik.

Walaupun Sakura menyukai makanan manis, namun aneh nya ia malah tidak suka mencampurkan gula ke dalam teh. Menurutnya gula malah menghilangkan rasa teh yang sesungguhnya sehingga ia lebih memilih memakan makanan manis sebagai teman minum teh sebagai pengganti rasa manis. Dan ia merasa agak risih karena lagi-lagi ia memiliki kesamaan dalam hal selera teh dengan Sasuke.

Marrying A Disability ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang