5. hoodie Rei.

6 4 0
                                    

________________________________________

Ini hari minggu, hari yang di senangi banyak orang, begitu juga dengan Lia. Tapi tidak untuk kali ini, air deras yang turun dari langit itu membuat Lia benci minggu ini, yaa hujan lah penyebabnya.

Sejak pagi tadi Lia hanya terdiam menyendiri di kamarnya, walaupun saat ini hujan sudah berhenti tapi Lia masih tidak ingin melakukan apapun, Lia benar-benar terdiam sejak tadi, namun perut nya berkata lain, benar saja jika Lia memang belum memakan sepotong roti pun, akhirnya terpaksa Lia pergi keluar rumah untuk sekedar membeli sesuatu agar cacing di perutnya itu tidak menganggunya lagi.

Tak peduli dengan keadaan sekitar yang kebanyakan hanya remaja yang sedang pacaran atau sekedar basa basi dengan temannya, sedari tadi Lia hanya duduk di bangku pojok luar dengan beberapa makanan ringan juga minuman yg ia beli di LioMart, dan dengan bodohnya Lia hanya memakai kaos pendek polos juga celana selutut, karna ia berpikir bahwa dirinya memang hanya akan keluar hanya sekedar dekat rumah, namun bodohnya Lia lupa bahwa sepanjang hari ini benar benar cuaca tak mendukung, hujan membuat malam ini terasa begitu dingin, 'ah benar sekali memang hujan hanya membuat hidupku sulit, kapan pun itu' batinya.

"Kan bener ini elo"

Kaget dengan suara yang tiba-tiba datang dari belakang ditambah lagi dengan seseorang yang menepuk pundaknya, Lia menoleh dan kaget saat tau siapa orangnya.

"Kaget ya? Kaget kan? Kaget banget ga? Awas nanti nyamuk masuk ke mulut lu tuh, ih gua tau gua ganteng tapi gausah sampe gitu deh ekspresinya"

Sepertinya mood Lia akan benar-benar hancur hari ini, hujan ditambah lagi dengan cowok yang slalu membuatnya kesal, siapa lagi jika bukan Rei.

Belakangan ini takdir tidak pernah memihaknya, slalu saja hujan, slalu saja cowok yang saat ini berada di dekatnya yang notabenya adalah cowok yang Lia benci slalu muncul di hadapnya, dimana pun itu. Hah sial batinnya.

"Ngapain lo disini!" Ketus Lia.

"Ketemu lo hehe gak deng lewat aja kan rumah gua daerah sini juga, lo juga ya? Ah jangan jangan kita tetangga?" Ucap Rei

Tak habis pikir Lia dengan cowok satu ini, dimana-mana cowok itu cool bukan? Tak banyak bicara juga, dan pemuda seperti ini? Ah tuhan mengapa kau ciptakan seorang pemuda semacam ini

"Ih lo kenapa sih bengong terus, tiati kesambet tante kunti" ucap Rei.

"Bacot lo diem kek" balas Lia.

Mendengar perkataan Lia barusan bukannya diam justru Rei semakin membuat Lia kesal, pusing dengan cowok yang sedang duduk di hadapannya ini akhirnya Lia berdiri berniat untuk pulang, lagipula juga Lia sedikit kedinginan.

"Eh eh lo mau kemana ih pergi gitu aja masa ga bilang bilang" tanya Rei sambil mengejar dan menyamakan langkah Lia.

"Lo ngapain!" Ketus Lia.

"Nemenin lo sampe depan rumah" balas Rei.

Mendengar jawaban Rei, Lia hanya memutar bola matanya kesal.

Hening, hanya suara langkah kaki mereka dan beberapa orang yang terdengar.

Daritadi Lia hanya melihat pandangan lurus kedepan dengan sesekali mengusap telapak tangannya yang merasa dingin malam ini, berbeda dengan Rei, Rei memang sama terdiam seperti Lia, entah apa yang membuatnya tak bersuara tapi pandangan Rei tak melihat lurus kedepan seperti Lia, dari tadi diam-diam Rei melirik Lia yang sepertinya merasa kedinginan.

Entah ide gila apa yang ada di benak Rei, melihat Lia yang kedinginan dengan sengaja Rei mencopot hoodie nya dan memakaikannya kepada Lia, persetan dengan reaksi Lia nantinya yang pasti akan marah, Rei tak tega melihat seorang yang dia anggap teman perempuannya ini kedinginan.

"IH APAANSIH ROY!" bentak Lia.

"Please pake aja gua tau lo kedinginan"

Oke memang niat Rei baik dan sepertinya kemarahan Lia juga tak beralasan, akhirnya Lia membiarkan hoodie milik Rei sedikit menyelimuti tubuh Lia, kalo ga kedinginan juga gua ogah make, tapi yaudahlah gaada salahnya juga batin Lia.

"Btw nama gue bukan Roy tapi Rei, Rei ganteng"

Tak menjawab, Lia hanya melirik Rei, ah tidak, bukan hanya sebuah lirikan tapi sebuah tatapan isyarat menjijikan dengan ucapan Rei tadi.

Tak tersinggung justru Rei tertawa memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

"Udah sampe, mending lo pulang" ucap Lia.

Berhenti mendadak, membuat Rei agak kaget dan sedikit menabrak punggung Lia.

"Aihh maaf ga sengaja lagian lo berhenti mendadak, udah nyampe? Yah bentar banget perasaan, yaudah deh gua pulang, btw rumah gua tiga gang dari rumah lo, ternyata ga jauh jauh banget kan bisa berangkat sekolah bareng kita heheh"

"Bawel" balas Lia sambil membuka pagar rumah dan menutupnya tanpa basa-basi apapun pada Rei.

"Aihh cogan ga bisa di giniin, btw rumah ko sepi sih jangan jangan ada saiton nya lagi, pergi deh gua" ucap Rei dengan sedikit berlari.

----

Hal pertama yang Lia lakukan saat masuk kedalam rumahnya ialah mencari kasur, Lia lelah entah kenapa padahal Lia tak melakukan kegiatan yang berat, sepertinya bukan badannya yang lelah namun pikirannya.

Menyadari sesuatu yang aneh Lia berkata "Ah bodoh hoodie nya! lupa gua balikin, gimana nanti balikinnya? Di sekolah? Ah yang bener saja itu pasti membuat Nata heboh, gimana ini haduh dasar Lia bodoh!"

_________________________________________

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dikala HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang