Bab 3 : Save Me

5.5K 416 6
                                    

Sudah hampir seminggu, sejak sang pujaan hati resmi diperisti oleh Jimin. Sosok rupawan itu mengurung diri di dalam kamarnya yang didominasi oleh warna abu-abu itu. Ia sama sekali tidak beranjak dari kamarnya, bahkan ia tidak membiarkan seorang pun masuk dalam kamarnya.

Kamar yang selalu tertata rapi dan bersih, begitu kotor dan berantakan. Begitupun dengan sang pemilik, yang juga berantakan. Berceceran bekas botol soju di lantai, aroma alkohol pun begitu menyengat di ruangan ini. Jungkook benar-benar hancur, terlihat dari sikapnya kini yang seperti mayat hidup.

"Ya! Jeon Jungkook!!!"

Jungkook tidak menyahut, walaupun sebenarnya ia mendengar teriakan sang kakak diluar. Dan juga, suara pintu kamarnya yang ditendang berulang kali oleh Wonwoo. Jungkook tidak peduli, berusaha menulikan indera pendengarannya. Pemuda ini mengabaikan sang kakak, yang mungkin saja telah naik pitam karena tingkahnya ini.

"Jika kau tidak segera membukakan pintu ini," Wonwoo menghentikan tendangannya. Ia terengah-engah, karena tenaganya terkuras habis untuk menendang pintu dan berteriak memanggil nama Jungkook. Mengambil nafas panjangnya, sosok rupawan ini melanjutkan ucapannya. "Aku akan mendobrak pintu ini."

Tidak ada sahutan. Jungkook tetap tidak bersuara, walaupun Wonwoo telah mengeluarkan ultimatumnya untuk Jungkook. Menghela nafas gusar, Wonwoo pun berusaha untuk mendobrak pintu kamar Jungkook. Ia sengaja menubrukkan tubuhnya yang kekar itu pada pintu kamar Jungkook, begitu terus berulang kali. Hingga akhirnya, Wonwoo berhasil membuka pintu kamar Jungkook.

Dengan langkah lebarnya, Wonwoo menghampiri Jungkook. Mengambil paksa botol minuman yang berada di tangan Jungkook, lalu ia membanting botol tersebut di lantai. Nafasnya memburu, memperhatikan sang adik yang diam tak bergeming.

Mengepalkan tangannya, pemuda ini mencengkeram kerah baju Jungkook. Menarik paksa, agar sang adik berdiri. Tanpa segan, Wonwoo pun melayangkan pukulannya di pipi sang adik. Berulang kali, hingga Jungkook pun tersungkur. Jungkook tidak membalas pukulannya sama sekali, membuatnya terus dipukuli Wonwoo hingga babak belur.

"Kau bodoh! Sampai kapan kau akan meratapi kegagalan kisah cintamu, brengsek?!" Wonwoo berteriak marah. Meluapkan segalanya pada Jungkook, yang hanya diam membisu.

"Arrgh! Sialan kau, Jeon!"

"Dengarkan ini baik-baik!" perintah Wonwoo pada akhirnya. Pemuda ini menarik nafas panjang, tatkala mata Jungkook kini menatapnya. "Kau masih mempunyai kesempatan untuk merebut milikmu, Hyeon Na."

"Pernikahan itu terjadi, karena keterpaksaan. Hyeon Na tidak pernah mencintai Jimin, Jungkook. Ia hanya terpaksa menikah dengan Jimin. Jika tidak, Tuan Namjoon dan kaulah yang harus menderita. Hyeon Na mengorbankan kisah cintanya denganmu, karena ia ingin melindungimu dan Tuan Namjoon." lanjut Wonwoo.

"Benarkah?" tanya Jungkook. Sosok rupawan ini bangkit, mendekati Wonwoo. Ia meremas bahu Wonwoo, menatap pemuda itu dengan binar di matanya. "Benarkah itu, Hyung? Kimmy masih mencintaiku?"

"Ya," ujar Wonwoo singkat. Pemuda ini menganggukkan kepalanya, menatap Jungkook dengan senyuman yang tersungging di wajahnya. "Dia masih mencintaimu. Dan mungkin saja, ia menunggumu untuk memperjuangkannya."

"Aku sudah mengumpulkan informasi dari banyak orang," ujar Wonwoo. Ia melanjutkan, tangannya menepuk pelan bahu lebar Jungkook.
**

Hyeon Na berdiri di depan pintu gerbang rumah Jimin, yang tertutup rapat itu. Jemarinya saling bertautan, ia bergerak gelisah. Sepasang matanya terus terfokus pada pintu gerbang itu. Ia memiliki kesempatan untuk larinya, itulah yang berada di pikirannya saat ini. Jimin tengah tertidur pulas di kamar mereka, karena pemuda itu lembur semalaman.

The Devil [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang