║╳ ⁝ ──── 19:21 P.M.
.
.
Pinwheel kertas yang terpajang menghadap porselen jendela kediaman Oikawa Tooru bergulir pelan oleh angin yang berhembus, turut serta membawa hawa dingin. Meja kayu jati berguncang, gemerling bising dari ornamen kaca yang dibanting hingga pecah, teriakan yang menggelora kencang, tonjokkan yang dilayangkan pada tembok secara acak.
ㅤㅤGadis itu terdiam merenung, memasang headset dalam setelan penuh selagi mata memandang pada sosok berhelai cokelat yang tersapu miring; memperlihatkan figur yang sedang emosional memporak-porandakan seisi rumahnya sesaat. Decitan yang terdengar selain dering lagu yang terputar pada MP3 sesekali mengusik lamunannya dari sang lelaki yang berada dihadapannya.
ㅤㅤPanorama bak kapal pecah kerap menjadi tontonan tatapannya yang kosong; tanpa ekspresi.
ㅤㅤDiam, hanya itu yang bisa dilakukan (L/N) saat itu.
ㅤㅤAda momen tertentu pada pengunjung akhir hingga akhirnya emosi lelaki itu mereda. Bulir-bulir airmata mulai membasahi pelipis pemuda tersebut, pekikannya tergantikan oleh raungan tangis yang menggema dalam kubikel apartemen yang menghuni dua insan di dalamnya.
ㅤㅤOikawa menghentikan tindaknya semata, membiarkan seluruh kesedihan mendominasi dirinya. Derap langkah dari tumit yang berdentum pada lantai marmer perlahan tertangkap oleh kedua pendengaran, semakin mendekat hingga akhirnya lelaki tersebut merasakan dekapan dari lengan yang melingkari punggungnya. Kepalanya menangkup pada bahu sang gadis, tenggelam dalam sebuah pelukan hangat semata.
ㅤㅤLengan besarnya juga segera mendekap figur mungil gadis tersebut, mendaratkan sebuah pelukan protektif bagaikan ibu yang menjaga anaknya. Sesekali, Oikawa dapat merasakan usapan lembut pada punggung kepalanya. Pelukan yang tidak pernah gagal dalam membuatnya nyaman.
ㅤㅤ“Tooru,” bisik gadis tersebut pada kupingnya. “Kamu tidak perlu menderita kembali, oke? Aku yakin Hajime-san tidak bermaksud seperti itu padamu.”
ㅤㅤGadis itu dapat merasakan anggukan singkat yang terlontar dari lawan bicaranya, “Kamu tau dimana kamu harus bersandar saat sedang bersedih kan?”
ㅤㅤ“(F/N)-chan..,” lirih Oikawa menggigil, mencoba meredakan tangisannya. “Maaf telah m-menunjukkan sikapku yang seperti ini padamu. Kamu... apa tidak capek menghadapiku yang seperti ini?”
ㅤㅤSenyum penuh maksud tergurat lekat-lekat pada lukis wajahnya, bukan sebuah senyum yang cerah; melainkan sebuah senyum yang terkesan dipaksakan. (L/N) terdiam, membiarkan Oikawa menyelesaikan penuturannya.
ㅤㅤ“Semuanya... bila mengetahui sisi lainku yang seperti ini. Pasti akan terkejut, 'kan? (F/N), aku memang seharusnya─”
ㅤㅤ“Kamu tidak perlu khawatir, Tooru.”
ㅤㅤYang gadis memotong pembicaraanya, melepaskan pelukan singkat yang semula diberikan pada mantan Setter asal Aobajosai. Perangainya teralihkan pada kekacauan yang dibuat oleh rekan semasa kecilnya, jemarinya memunguti puing-puing kaca besar hingga menggores jemarinya; bersimbah cairan krimson dan membuangnya pada tempat sampah.
ㅤㅤOikawa juga turut mengikuti gelagat sang gadis. Hening, keduanya sibuk dengan aktivitasnya masing-masing dalam membereskan kekacauannya.
ㅤㅤ‘Menyebalkan.’
━━━┉┅ W/N:
Halo, Nai disini. Makasih udah ngeluangin waktu buat ngebaca FF iseng(?) saya ya uvu.Pssht, ini FF Haikyuu! pertama saya.
Maaf bila banyak kekurangan;; (terutama typo/salah ebi/OOC)
Happy Reading~
(F/N) : First Name
(L/N) : Last Name
KAMU SEDANG MEMBACA
Pinwheel :「Oikawa Tooru」
Fanfiction(L/N) adalah teman masa kecil Oikawa yang mengetahui alter-ego yang disembunyikannya dari semua orang. Malaikat yang datang untuk menyembuhkan lukanya, begitulah fikir Oikawa akannya. Tetapi apa yang (L/N) fikirkan tentang Oikawa? Haikyuu! © Fu...