O1.

125 14 0
                                    

║╳ ⁝ ──── 9:23 A.M.
ㅤㅤVetur, Sumar, Saman Renna.
ㅤㅤWinter, summer, flow together.

.

.

.

Matahari sibuk mendaki cakrawala untuk menggantikan fajar. Suhu sekitarnya sudah menghangat, akibat waktu yang telah menunjukkan pengunjung akhir musim dingin.

ㅤㅤStarbek adalah pilihan Oikawa juga (L/N) untuk mendiskusikan perihal yang telah dijanjikan. Pagi-pagi begini, sebagian orang tentunya memerlukan asupan kafein untuk memulai harinya.

ㅤㅤIris (E/C) (L/N) memandang selembar kartu sewarna legam; bergurat tulisan yang diukir dengan warna keemasan. Bibirnya mencumbu pinggiran cangkir, membiarkan Cappuccino mengaliri lidah untuk ditenggak.

ㅤㅤ“Host Club?” tanya (L/N), mengalihkan pandangannya pada pemuda yang duduk berhadapan dengannya.

ㅤㅤOikawa mengangguk mantap, mengelus punggung kepalanya. “Tehee~ cocok denganku tidak? Aku ingin mencari penghasilan tambahan untuk biaya Kuliahku.”

ㅤㅤKikkou Host Club. Begitulah kartu nama tersebut tertulis. Terpampang alamat, email, juga beragam informasi lainnya yang tercantum. Pernamaan Oikawa Tooru juga tercantum di atas alamatnya.

ㅤㅤ“Tooru,” panggil (L/N), “Aku tahu kau memang orang yang tampan, disukai banyak gadis, juga menawan. Tetapi, dari sekian banyak tawaran kerja; mengapa Host Club?”

ㅤㅤOikawa membiarkan gadisnya menyelesaikan kalimatnya, selagi iris kokoanya beradu dengan manik (e/c) (L/N) dengan intens. Mulutnya sibuk berdansa, mengunyah Milk Bread yang menjadi sarapannya.

ㅤㅤSudut bibirnya terangkat menjadi sebuah seringai tipis yang kemudian bergantikan senyum. “Jangan khawatir (F/N)-chan~ tempat kerjaku tidak seperti Host Club pada umumnya. Sistem pertemanan lebih ditekankan disana.”

ㅤㅤ(L/N) mendengus, sedikit menggembungkan pipinya sejenak  selagi mengairi mulutnya kembali dengan cairan hitam pekat favoritnya. “Terserah kau saja.”

ㅤㅤMemangnya aku siapanya?

ㅤㅤLengan kanan Oikawa pun seketika terjulur, menata rambut (H/C) bagian kanan (L/N) hingga membelakangi kupingnya. Wajahnya mengurat senyum yang benar-benar tulus, hangat kepadanya.

ㅤㅤ“(F/N)-chan, kamu cemburu~?”

.

.

DEG

ㅤㅤMendadak, (L/N) langsung tersadar dari lamunannya ketika pertanyaan langsung terlontar untuknya. (L/N) terdiam, tidak tahu akan apa yang harus dijawab olehnya saat ditanyai demikian.

ㅤㅤYa, aku cemburu.
ㅤㅤRasanya... janggal bila (L/N) berucap demikian.

ㅤㅤ“Dasar, rambutmu ikut termakan tuh! Aku tahu kamu ingin tampil cantik, tapi dikuncir dong rambutnya kalau lagi makan.” Oikawa kembali menuturi (L/N) dengan nada riang khasnya, deretan giginya kini terpampang berjejer menghiasi wajahnya.

ㅤㅤSayangnya, (L/N) kembali memilih untuk mengacuhkan penuturannya. Tanpa disadari olehnya, rona-rona merah mulai berkumpul pada permukaan kulitnya.

ㅤㅤRasanya, dada (L/N) kian bergejolak. Pandangannya tidak dapat beralih dari iris kokoanya.

ㅤㅤ“Aku tidak akan menggoda perempuan lain hingga berlebihan, ‘kok~. Yang kucintai hanya kan hanya kamu, (F/N)-chan.”

ㅤㅤPenuturan yang dilontarkan olehnya menuai pertanyaan dalam benak (L/N). Sebenarnya, mengapa ada perasaan mengganjal ketika Oikawa menyatakan hal tersebut padanya?

ㅤㅤ“Ya, aku cembu─”

ㅤㅤ“AAAAAARGH, SAKIT SAKIT!”

ㅤㅤ─Belum selesai (L/N) berbicara, niatnya harus diurungkan ketika Oikawa mulai memekik kesakitan memotong perkataanya.

ㅤㅤTidak pernah disangka-sangka bahwa sesosok pemuda bertubuh jangkung, lengkap dengan mahkota hitam dan pandangan tidak berdosa tengah berdiri di belakang Oikawa terduduk.

ㅤㅤIwaizumi Hajime, yang juga teman masa kecil keduanya.

ㅤㅤ“Hajime-san?” sahut (L/N), mereka bertukar pandang selama sejenak; mengabaikan Oikawa yang termenung kesakitan.

ㅤㅤ“(F/N), maaf mengganggu waktu kalian,” balas Iwaizumi membungkuk singkat, kemudian beralih kembali pada Oikawa untuk memberinya jeweran pada kuping. “Hoo~ jadi ini yang katanya mau menjemput nenekmu. Membolos latihan karena sibuk pacaran, hah?!”

ㅤㅤ“Aaaargh- Iwa-chan aku hanya ingin menunjukkan tempat kerjaku yang baru pada (F/N)-chan─!” pekik Oikawa, sedikit  kesulitan  mengutarkannya karena kupingnya yang masih dijewer.

ㅤㅤ“Gitu ya? Jadi gimana tanggapan (F/N)?” Iwaizumi mengedarkan pandang pada (L/N), bertanya-tanya.

ㅤㅤ(L/N) tersenyum pahit, “Aku tidak masalah, ‘kok.”

ㅤㅤ“Cih,” Iwaizumi segera melepaskan jewerannya. “Kau bersyukur mempunyai pacar yang terlalu baik, Trashykawa.”

ㅤㅤOikawa hanya tersenyum jahil dengan lidah yang terjulur, mengusap punggung kepalanya.

ㅤㅤ...Baik?
ㅤㅤApa aku sebaik itu?

ㅤㅤ Iwaizumi pun menarik sebuah kursi, menyadarkan punggung untuk bergabung pada meja keduanya.

.

.

À suivre

Pinwheel :「Oikawa Tooru」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang