Prolog

3.6K 209 0
                                    

Taeil memandang layar ponselnya yang terus berdering. Nama Taeyong tertera di layar ponselnya. Ia sudah menghindari sahabatnya itu seharian ini. Ia tau Taeyong meneleponnya untuk memintanya datang. Hari ini hari kelulusan Taeyong. Taeil tak bisa memungkiri bahwa ia sedikit iri dengan Taeyong yang bisa lulus tepat waktu, sedangkan ia masih menyusun tugas akhirnya yang tidak mendapat kejelasan.

 Satu jam yang lalu ia sudah datang ke warung pinggir jalan dan sudah menghabiskan setengah botol soju. Ponselnya kembali berdering. Taeil tak bisa egois. Ia sebenarnya juga senang melihat sahabatnya sedang berbahagia. Ia akhirnya mengangkat telepon itu.

 “Halo”

 “Taeil-ah, kau darimana saja? Kenapa sulit sekali menghubungimu. Kau mau minum (alkohol)? Ke sini lah”

 “Kemana?”

 “Akan kukirim lokasinya”

 “Araseo”

 Taeil menjauhkan ponsel dari telinganya. Ia melihat Taeyong mengiriminya lokasi tempat ia berada. Taeil segera menaiki motornya dan pergi ke tempat Taeyong. Malam itu, tepatnya tengah malam itu jalan raya tampak lengang. Tapi Taeil tak menerobos lampu merah. Ia dengan patuh menunggu lampu lalu lintas sampai berwarna hijau.

 Setelah berwarna hijau, ia kemudian memacu motornya lagi. Tanpa ia duga sebuah mobil datang dengan kecepatan tinggi dan menabraknya. Tubuhnya terpental. Helmnya terlepas. Ia memandang mobil itu sesaat.

 Andai saja aku tidak terlalu patuh. Toh tidak ada yang melihat. Andai saja…

 Penglihatannya mengabur. Kepalanya terkulai.

I'M A BOSS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang