25

892 101 2
                                    

Taeyong menghentikan mobilnya di depan café. Mereka pun turun dari mobil dan masuk. Krystal hampir mengeluarkan air liur melihat berbagai roti yang dipajang di balik etalase. Setelah memilih rotinya mereka duduk.

"Habis ini kita kemana?" tanya Krystal sebelum melahap rotinya.

"Terserah, hari ini kau bosnya"

"Jinjja?" Krystal terlihat berbinar. Tak perlu waktu lama bagi mereka untuk menghabiskan makanan mereka.

Setelah itu mereka meninggalkan café. Mobil yang Taeyong kendarai berjalan pelan di jalan raya. Ia membiarkan Krystal melihat-lihat sekitar kota dan bisa berhenti jika Krystal mau ke sana.

"Itu toko buku kan, ayo kita ke sana"

"Ah, itu membosankan"

"Ayolah, katanya terserah aku"

Taeyong akhirnya menurut. Ia masuk ke area toko buku dan memarkirkan mobilnya di sana. Krystal turun dengan langkah ringan dari mobil. Ia sudah lama tidak ke toko buku.

Ia sejenak melupakan Taeyong yang berjalan lambat di belakangnya. Taeyong terlihat malas. Ia memasukkan tangannya ke kantung celananya dan berjalan seolah tak semangat hidup.

Krystal berjalan ke arah buku fiksi. Rentetan buku yang dijajar rapi membuat Krystal seperti ingin mengambil semuanya. Ia mengambil sebuah buku dan membaca sinopsisnya. Taeyong yang sudah bersandar di rak terlihat bosan. Krystal meletakkan buku itu lagi. Ia mengambil buku lain dan membaca sinopsisnya. Ia tersenyum membacanya dan bertekad akan membeli buku itu.

Gadis itu kemudian berjalan ke bagian buku-buku horror. Matanya terbelalak kagum dengan buku-buku yang seketika menarik perhatiannya itu. Rasanya ia ingin membawa pulang semua buku yang bernuansa gelap itu. Ia mengambil beberapa buku. Taeyong masih berdiri dengan malas.

"Kau tidak beli apa pun di sini?"

"Aku ingin cepat-cepat keluar dari sini"

"Baiklah kalau begitu, aku juga sudah selesai"

Setelah membayar mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka. Kali ini mereka akan ke Sungai Han. Sebelumnya Taeyong ke sungai Han karena menangkap penjahat, ia tak suka mengingatnya. Saat orang-orang muda menghabiskan waktu dengan seseorang yang mereka sayangi di Sungai Han, ia datang dan hanya menangkap penjahat.

Mereka tiba di area wisata Sungai Han. Mereka kemudian ke supermarket untuk membeli alas untuk mereka duduk dan beberapa cemilan. Angin bertiup cukup kencang, Krystal bersyukur ia tak salah memilih pakaian. Ia tak sibuk menahan roknya agar tidak tersingkap angin.

Setelah menemukan tempat yang strategis, mereka mulai menggelar alas dan duduk di atasnya. Taeyong memberikan jaketnya supaya Krystal menutupi kakinya. Mereka juga membuka cemilan yang mereka beli di supermarket. Krystal mengeluarkan ponselnya.

"Wah, langitnya tampak cantik. Ayo kita foto" Taeyong pindah ke sebelah Krystal. ia duduk dekat Krystal dan meletakkan kepalanya ke pundak gadis itu.

"Yak! Berat. Tidak perlu sedekat itu" Taeyong tak peduli. Ia tak bergerak. Ia malah tersenyum. Krystal mendengus. Ia kemudian mengambil foto mereka berdua. Tak hanya sekali mereka foto beberapa kali. Taeyong mengambil sejumput rambut gadis itu dan meletakkannya di antara hidung dan mulutnya seperti kumisnya.

"Kau ini ngapain sih?" Krystal menarik rambutnya. "Tolong foto aku sendiri" Krystal memberikan ponselnya. "Langitnya harus terlihat ya, apa aku sudah cantik? Anginnya terlalu kencang, apa rambutku berantakan?" Krystal terlalu banyak bicara. Taeyong mengambil gadis itu beberapa kali.

"Yeppeo, kau sudah cantik lebih cantik dari langitnya"

"Jinjja?" Krystal meragukannya. "Kau mengambil fotoku tidak sih?" Krystal terlihat sedikit kesal. Taeyong tersenyum karena ia tak sengaja mengambil foto saat Krystal cemberut. Wajah gadis itu terlihat imut.

Krystal mengambil ponselnya dan memeriksa hasil fotonya. Ia tersenyum kecil. Puas dengan hasilnya.

"Cantik kan? Ah aku ngantuk karena anginnya, aku tidur sebentar ya," Taeyong merebahkan tubuhnya. Ia memejamkan matanya. Krystal melihat Taeyong yang kelihatan kelelahan.

"Kalau kau tidur aku ngapain?"

"Kau kan baru beli buku, baca saja bukumu itu" Krystal mengangguk setuju. Ia mengambil salah satu bukunya dan mulai membacanya. Dari balik bukunya Krystal bisa melihat Taeyong yang tidak nyaman dengan posisinya. Ia bergerak ke sana kemari membuat suara berisik.

Krystal mendengus karena sulit berkonsentrasi. Ia meluruskan kakinya. Ia juga mengangkat kepala Taeyong dan meletakkannya di atas pahanya, membiarkan laki-laki itu memakai kakinya sebagai bantal. Tanpa Krystal sadari Taeyong tersenyum kecil.

Krystal lanjut membaca. Kali ini Taeyong tidak berisik. Taeyong membuka matanya dan meletakkan tangan Krystal ke atas matanya. Terik matahari terlalu silau hingga ia sulit tidur. Ia terbiasa tidur di ruangan gelap.

Krystal memandang wajah Taeyong yg sedikit lebam, dan sedikit lecet di daerah dagunya. Ia kemudian mengalihkan pandangannya pada buku barunya. Sementara Taeyong tertidur, Krystal terus membaca.

I'M A BOSS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang