11

1K 121 3
                                    

Kasus kematian mahasiswa magang semakin mendapatkan titik terang. Pelakunya adalah jaksa senior di tempat korban magang. Jaksa Yoon Myung Sik. Jaksa tersebut kesal karena Do Young selalu menyelanya dan selalu berbeda pendapat dengannya, ia memukul Doyoung hingg terjatuh, tapi tak menyangka Doyoung akan tewas.

Sebelumnya, Jaksa Yoon terpilih sebagai jaksa dengan reputasi terbaik, maka dari itu ia menutupi kejahatannya. Ia tak bisa membiarkan reputasinya hancur setelah tak sengaja membunuh mahasiswa yang magang di kantornya.

Kim Do Han menangis saat hakim membacakan putusan. Jaksa Yoon dihukum sesuai pasal hukum yang berlaku. Taeyong yang duduk di sebelahnya mengusap pundak laki-laki itu.

“Lihat kan? Jaksa Shin tidak bisa menuntut dengan hukuman ringan karena kita punya bukti saat dia berusaha menyuapmu. Kekurangan adikmu juga tidak ada yang tau”

“Terimakasih,” Kim Do Han mengenggam tangan Taeyong. Ia kemudian bangkit berdiri dan meninggalkan Taeyong.

***

 Setelah kasus pembunuhan, Taeyong dan Jaehyun kembali menyusut kasus narkoba. Setelah mendapat informasi mereka langsung menuju Oh Sung Restoran. Begitu masuk, Taeyong langsung memberikan wink pada Krystal.

 “Beri kami ruangan di sebelah Lee Seok Jin” Taeyong to the point.

“Tidak bisa. Kalian hanya dua orang jadi kalian silakan masuk ke ruangan di sebelahnya lagi Room 18. Silakan, sajangnim” Setelah mendapatkan ruangannya, Neo Culture langsung naik ke ruangannya di lantai dua.

 Seperti biasa, mereka langsung memasang sound recorder dan kamera pengintai. Mereka kemudian makan. Transaksi itu sangat cepat. Lee Seok Jin dan tamu di ruangannya hanya memesan sup, jadi mereka bisa selesai dengan cepat.

 “Lee Seok Jin itu artis yang baru debut dan sudah terkenal itu kan? Iklan yang paling terkenalnya itu…oh iya vitamin c”

 “Benar. Dia salah satu teman SMA-ku. Tidak kusangka dia terjerat kasus ini”

 “Sebenarnya banyak artis yang memakai narkoba, Hyung. Apalagi kalau artis tersebut sedang mengalami banyak tekanan, mereka hampir dipastikan memakai narkotika jenis tertentu karena efeknya yang menenangkan”

 Ruangan Lee Seok Jin telah kosong. Mereka telah pulang. Saat Seok Jin sudah berada di luar restoran, dia memandang ke arah lantai dua. Ia bisa melihat lantai dua restoran itu dari luar. Ia melihat seseorang masuk ke ruangan yang tadi dipakainya. Lalu orang itu keluar lagi.

 “Taeyong?” ia mengingat laki-laki itu.

 Sementara itu Jaehyun sudah lebih dulu pulang karena Kyungsoo memanggilnya. Taeyong menunggu di dalam restoran sampai Krystal selesai. Mereka kemudian keluar dari restoran itu bersama. Lee Seok Jin yang sudah menunggu Taeyong keluar, langsung berdiri. Ia duduk di depan ruko tempat les musik.

 “Aku bisa melihatnya dari sini, Taeyong. Kau masuk ke ruanganku setelah aku keluar. Apa yang kaulakukan?” Tanya Seok Jin agak keras. Jaraknya dengan Taeyong dan Krystal cukup jauh. Taeyong dan Krystal terkejut melihat laki-laki itu masih di sana.

 “Wah, Seokjin-ah, kau sudah jadi artis sekarang. Kau tidak ada niat mentratktir temanmu ini?”

 “Ada. Setelah kudapatkan apa yang kaudapatkan dari ruanganku”

 “Kau salah paham tadi, aku hanya ke toilet. Bukan ruanganmu”

 “Kau pikir aku bodoh dan tidak bisa melihat?”

 “Baiklah baiklah. Kau bilang kau akan mentraktirku, aku akan pamit dulu pada pacarku ini” Krystal menoleh ke arahnya sambil menautkan alisnya.

 Ngomong apa dia?

 “Ah, padahal aku sudah berjanji akan menemaninya malam ini” Taeyong kemudian melangkah sedikit dan menghadap Krystal. “Chagiya, bagaimana ini? Aku harus pergi dengan temanku. Sepertinya dia sudah salah paham denganku” Taeyong sengaja bicara agak keras.

 “Apa maksudmu?” bisik Krystal.

 “Aku akan menemanimu lain kali, ok? Aku janji. Tidak perlu cemberut begitu” Taeyong merapikan rambut Krystal yang tidak berantakan. Ia mendorong rambut Krsytal ke belakang telinganya. Ia juga memeluk gadis itu seakan tak rela pergi darinya.

 “Kau ini sedang apa sih?” Krystal berusaha tak membuka mulutnya supaya Seokjin tak mencurigainya.

 “Simpan ini untukku ya. Ini bukti penting, jadi hat-hati,” bisik Taeyong ke telinga Krystal. Ia meletakkan sound recorder dan kamera pengawas ke dalam tas selempang Krystal. “Simpan ini baik-baik” Taeyong menarik dirinya. Ia menangkup wajah gadis itu.

 “Sudah sana kalau mau pergi, kenapa bertele-tele sekali?” bisik Krystal.

 “Oh sayang, kau tidak mau aku pergi ya” Taeyong sengaja bicara keras-keras. Seokjin sudah muak menunggunya. Taeyong menarik gadis itu lagi dan memeluknya, kali ini lebih erat. Bahkan kali ini ia mengusap rambut Krystal yang terasa lembut di bawah tangannya.

 “Jugeullae? Kau memanfaatkanku kan?”

 “Tadi aku tidak memelukmu. Baru ini kulakukan, kapan lagi aku bisa memelukmu dan kau hanya diam saja seperti ini”

 “Huh! Cepat pergi atau kuserahkan bukti ini ke laki-laki itu,”

 “Aku bersyukur aku bisa menitipkan bukti ini padamu” Taeyong akhirnya menarik diri.

 Chu

 Taeyong memberikan ciumannya di pipi gadis itu. Laki-laki itu kemudian menghampiri Seokjin dan pergi dengan teman SMA-nya itu.

***

 Keesokan paginya Taeyong sudah datang ke tempat tinggal Krystal dan menunggunya di teras. Tak berapa lama kemudian, Krystal membuka pintu dan keluar.

Ia menguap dan menggaruk kepalanya. Sudah berapa hari ia belum keramas. Taeyong tersenyum melihat pemandangan menarik itu. Krystal akhirnya menyadari keberadaan Taeyong.

 “Annyeong” Taeyong menyapa dengan senyuman manisnya.

Krystal buru-buru merapikan rambutnya dan mengusap wajahnya. Taeyong tertawa kecil. Krystal menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena wajah bangun tidurnya sudah dilihat Taeyong. Ia sangat malu.

 “Kau mau ngapain sih?” Krystal buru-buru membalikkan tubuhnya.

 “Aku mau mengambil rekaman yang semalam”

 “Tapi kan bisa nanti, lagipula kau bisa kan meneleponku dulu sebelum ke sini”

 “Aku tidak terpikir ke sana. Aku ingin menemuimu langsung”

 “Tunggu sebentar”

 “Kau tidak mempersilakan masuk?”

 “Tidak usah kau di luar saja” Taeyong menahan pintu yang hendak ditutup Krystal.

 “Ayolah izinkan aku masuk” Taeyong memang meminta izin tapi tangannya sudah mendorong pintu itu. Krystal tak bisa menahan pintu itu lagi. Ia dengan terpaksa mempersilakan Taeyong masuk.

 Tempat yang disewa Krystal hanya sebuah kamar dan dapur yang berada dalam satu ruangan yang hanya dipisah dengan sebuah meja besar. Ruangan kecil di belakangnya adalah kamar mandi.

 “Silakan duduk dimana saja” Taeyong duduk di tempat tidur Krystal sementara gadis itu mengambil rekaman yang dititipkan Taeyong kemarin.

 “Kau libur hari ini?”

 “Iya”

 “Kau akan mengunjungi ayahmu?”

 “Iya” Krystal menyerahkan rekaman itu pada Taeyong.

 “Ya sudah sana siap-siap, aku akan mengantarmu. Jangan pakai rok ya,” ejek Taeyong.

 “Tidak perlu, aku bisa sendiri”

 “Ayolah, aku ingin membalas kebaikanmu. Ayolah…ayolah”

 “Iya, iya. Tapi kau keluar dulu, aku mau siap-siap”

I'M A BOSS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang