penyesalan

63 9 14
                                    

Flashback Rumah Priscilla

"Jadi,ada keperluan apa bapak kesini?"
Priscilla nampak sedikit terganggu mengingat dengan siapa Pejabat tinggi didepannya ini datang

" Ah, iya Jadi begini Bapak cuma ingin bertanya apa hubungan kamu dan cucu Bapak ini masih baik-baik saja?" Pejabat tinggi itu a.k.a Kakek Efreza bertanya sambil tersenyum tulus

Priscilla sedikit tersentak kaget, ayah dan ibunya juga melotot kepadanya seperti ' baik-baik aja kan?'

"Belakangan ini sedikit ada masalah Pak" Priscilla tidak ragu pada setiap kata yg diucapkannya

"Bukan sedikit lagi, banyak ya kan?" Efreza menatap Priscilla remeh

"Apa benar itu nak Priscilla?" Sekarang Kakek Efreza menatap Priscilla seperti sedikit mengintimidasi

"Sebenarnya, IYA pak ada banyak " jawabnya yakin

Ayah dan Ibu Priscilla kaget, apa-apaan anak ini? Bicaranya sangat ngelantur

"Oh seperti itu, jadi Bapak harap kamu bisa minta maaf sama cucu Bapak dan berteman dekat seperti biasanya"

"Sebentar Pak, MINTA MAAF ?" Priscilla menekan dua kata terakhir

"Iyalah, lu udah ngomong kasar Ama gua.. lupa ?" Wajah Efreza memerah

"Sebetulnya ada apa ini Pak?" Ayah Priscilla seperti sedikit tidak nyaman dengan ini semua

"Ah jadi gini bapak dan ibunya Priscilla, Priscilla sudah melakukan pelecehan nama baik dan korbannya adalah Cucu saya. Maksud kami datang kesini adalah ingin mendapatkan permintaan maaf dari nak Priscilla" Kakek Efreza menjelaskan

"Bener dek? Mamah g nyangka ya" Ibu Priscilla menggeleng tidak percaya

"Papah g pernah ngajarin kamu kayak gitu loh, ayo minta maaf"

Efreza tersenyum penuh kemenangan sepertinya rencananya berhasil 100%

"G. Priscilla g mau" jawaban tidak terduga dari Priscilla

Efreza menganga "Hah?! Gila y!"

"Saya sudah tahu kalau begini akhirnya, tidak ada cara lain " Kakek Efreza mengeluarkan beberapa lembar kertas dari tas kotaknya dan memberikan kepada orang tua Priscilla

"Apa ini Pak?"

"Formulir Pengeluaran siswa" Tak ada sedikit keraguan dalam setiap kata

"PENGELUARAN SI..SISWA?!" Ibu Priscila berasa ingin ambruk sekarang,kakinya lemas

" Yah, beda cerita kalau korbannya siswa lain. Tapi, ini cucu saya yg jadi korbannya.. sebagai seorang Kakek saya tidak bisa tinggal diam saja"

Tiba-tiba saja Priscilla berdiri dan "HAHAHAHAHAHHA" tertawa ?! Dia tertawa ?! Disaat seperti ini?! Benar-benar gila!

"Jadi Bapak mau ngeluarin saya dari sekolah cuma gara-gara cucu Bapak? Padahal bapak baru denger ceritanya dari cucu Bapak doang, bapak belum nanya saya loh tadi dan apa? Sekarang bapak mau ngeluarin saya dari sekolah? Lucu pak" Priscilla memegang perutnya yang sakit akibat tertawa

'bentar, ini jauh dari rencana gua. Kenapa jadi gini sih?! Duh sil please ' -Efreza

"Kamu nantangin saya?" Kakek Efreza mengambil belpen yang ada di sakunya berniat mengisi formulir Pengeluaran siswa

" Ya udah sih pak isi aja... Eh g... Sini sini formulir nya saya tanda tanganin..
Tapi, mungkin bapak lupa satu fakta kalo 79% prestasi kebanggaan yg didapetin sekolah itu dari saya dan satu lagi.. Beberapa bulan kedepan Sekolah diundang untuk festival internasional kan? Kalau saya pergi yang nyusun semuanya siapa? Cucu bapak? Ck jangan bercanda pak. Saya murid berprestasi loh pak, apa kata media kalo KEPALA KOMITE SMA 1 HARAPAN BANGSA MENGELUARKAN MURID BERPRESTASI CUMA GARA-GARA CUCUNYA SAJA? Bapak mau ngeluarin saya dari sekolah ? Silahkan! Saya G takut!" Priscilla berbicara tegas dan lalu merobek formulir Pengeluaran siswa tepat didepan ayah,ibu,kakek Efreza dan Efreza sendiri

"Sudah selesai kan pak ? Nah pintu keluar ada disebelah sana" Lanjutnya lagi

Kakek Efreza juga tidak bisa berkutik lagi karena apa yang dituturkan Silla barusan 100% benar

"Maaf sudah mengganggu waktu bapak dan ibu, kami undur diri" setelah itu Kakek Efreza pergi dan juga Efreza tentu saja

'BANGSAT!'

Flashback end

" Akhh kenapa dipikirin lagi sih!"
Priscilla memetik gitar yang dipegangnya kasar hingga jari-jarinya tergores dan berdarah

"Bangsat!" Tentu saja, kenapa juga dia harus mengingat hal menjijikan itu ?!

"Sakit" ringisnya

"IKBAR SINIH KAMU!!! BAPAK LAGI G BERCANDA!!"

"Hah? Apaan?" Priscilla nampak bingung

"Sembunyi!" Ujar laki-laki itu

"Hah? Ini apa lagi?" Siapa pemuda ini? Dan kenapa ?

"Ribet amat sih!" Pemuda itu menarik tangan Priscilla kasar dan membawanya kebelakang sebuah pancuran  *ngerti g?:V*

"LEBIH BAIK KAMU KELUAR ! KALAU TIDAK ! TAU RASA KAMU!" Guru killer yang memegang sebuah balok kayu kecil itu berjalan disekitar pancuran

          "PAK! TADI DIA LEWAT SINI PAK!!" ucap salah satu siswa

"DIMANA?! KEJAR DIA!" Guru killer itu  pergi menjauh dari pancuran tadi

" Fyuh hampir aja" Ujar pemuda tadi lega

" Apaan sih! GA JELAS BANGET! INI ROK GUA JADI KOTOR KAN!" Omel Priscilla

" Lagian lu ngapain disini sendiri? Jam pelajaran gini lagi" pemuda tadi menatap Priscilla dari atas kepala dan berhenti di jari-jarinya yg berdarah
" Eh itu berdarah" lanjutnya

"Bodo! Minggir lu! Gua mau pergi!" Jawab Priscilla judes

" Ini berdarah, ntar infeksi. Sinih ke UKS dulu" pemuda yang bernama Ikbar itu menggapai tangan Priscilla dan membawanya pergi

"Apaan sih anjk! Lepasin g! Itu gitar gua mau dikemanain sat!" Priscilla memukul-mukul tangan ikbar

" Duhh! BERISIK!" Ikbar mengangkat Priscilla  ( kaya karung beras gitu,ngerti g?)    dan mengambil beberapa barang Priscilla yg hampir tertinggal

"Lepasin sat! Lepasin woy!!!! Woy anjk malu woy turunin g!"  Pemberontakan terus menerus terjadi

"Sekarang lagi jam pelajaran , semua murid masih dalam kelas, lu malu sama siapa? Tuyul?" Ikbar tidak mendengarkan Priscilla dan sampai akhirnya di UKS

"WAH GILA! LU UDAH GILA Y!" Priscilla menjambak rambut ikbar

"Lepasin njirrr ini sakit !" Ikbar melepaskan tangan Priscilla dari rambutnya "gila lu!" Tambahnya

"Lu yg gila! Main ngangkat-ngangkat aja dikira gua karung beras!"

Ikbar tidak mendengarkan ocehan Priscilla 'ntar juga diem sendiri' pikirnya dan mengambil kotak p3k dilemari

"Untung guru yg ngawas lagi pergi jadi gpp lu berisik disini.. siniin jari lu, mau gua obatin "

"G mau"

"Ngeyel banget sih" dengan paksaan Ikbar akhirnya Priscilla memberikan jarinya yg terluka untuk diobati

"Lu tadi ngapain sendirian di halaman belakang?" Tanya Ikbar berusaha akrab

"Bukan urusan Lo" Yap dan lagi kita hanya mendapat kejudesan seorang Priscilla

" Lu temen Efreza bukan?"

Pertanyaan ini lagi, Priscilla benar-benar muak sekarang

"Kenapa? Lu fansnya juga ? Mau nitipin hadiah juga? Sorry tapi gua bukan temennya ..gua taruhan pasti lu juga g tau nama gua " jawabnya ketus

"Tau kok Priscilla kan? Dan lagi fans Efreza? Kalau gua fans lu gmn?"

"Hah?"

TBC

Untuk chapter selanjutnya itu spesial pemeran utama ea :V siapa lagi kalo bukan Reynaldi dan Efreza . Tunggu gombalnya yg receh guys :V

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
THANKS UNTUK PEMBACA YG SETIA BACA FF INI :V MINGGU INI BAKAL LIBUR PANJANG JADI DOAIN SERING UPDATE TAPI G BISA SERING JUGA SOALNYA AUTHOR BAKAL SIBUK BIKIN CERITA LAIN UNTUK WEBTOON DOAIN YANG TERBAIK :))

[[Aku suka Kamu]] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang