"June-ya, mau apel?" Jinhwan dengan senyuman kecilnya datang sembari membawa pisau dan piring dengan beberapa apel diatasnya yang sebelumnya telah dicuci.
Tentu, si bocah yang tengah sibuk 'bermain' dengan pacarnya itu teralihkan perhatiannya. Bermain polisi-polisi-an; dengan Junhoe menjadi seorang polisi yang sedang menyiksa Hanbin, tahanannyaㅡ atau sekarang menjadi korbannya? Entahlah.
"MAUUU!" Terdengar ada dua suara yang menyaut tawaran si remaja mungil itu.
Petir imajiner tergambar diantara kedua pasang mata yang sedang bertatapan sengit. Junhoe kecil dan Hanbin ㅡyang berhidungㅡ besar.
"Kamu gak ditawari apel sama Jinanie hyung!"
"Kau benar! Kenapa aku tak ditawari?" Malah ikut nyolot.
Jinhwan yang sedikit keki melirik sang kekasih dengan tatapan setengah hatinya. Dengan santainya ia melempar salah satu buah merah itu hingga si buah mengenai hidung bangir Hanbin. "Ya!"
"Itu jatahmu." Ucap Jinhwan tenang, yang membuat bocah nakal disana tersenyum setan. Seakan mengatakan 'mampus-kau-bodoh'.
Raut wajah antagonisnya segera berubah menjadi raut kekanakan; seperti malaikat kecil yang menggemaskan. "Hyungie, aku mau apel yang berbentuk kelinci seperti di kartun!"
Mengangguk paham seakan sudah biasa dengan permintaan adik sepupunya itu.
"Jinanie, jangan terlalu memanjakannya." Komentar Hanbin dengan nada yang tegas, namun raut wajah cemburunya tak bisa dihindari. Mungkin refleks.
Bola mata Jinhwan berputar malas melihat air muka keruh sang kekasih, "Omong kosong."
Satu potong apel kelinci yang seharusnya milik si adik, kini sudah berada di antara bibir tebal Hanbin.
"Agar ia tidak manja seperti kau?" Tersenyum kecil sembari menatap mata si pacar dengan lembut.
Yang ditatap kedua pipinya menjadi sedikit merona, melirik ke arah lain untuk mengalihkan rasa malu-malunya.
Senyum Jinhwan semakin menjadi melihat tingkah menggemaskan kekasihnya. Tangannya terangkat untuk membelai pipi merah itu.
Salah tingkah, pipinya semakin memerah seperti buah delima yang telah matang. Mata sipit lelaki mungil itu perlahan-lahan tertutup, seiring wajahnya yang mendekati kekasih berhidung bangirnya. Sadar akan situasi, si kekasih ikut menutup matanya dengan gugup.
Kemudian, kedua bibirnya beradu lembut denganㅡ
"YAAAA! INI BUKAN SHOUJO MANGA* ATAUPUN NOVEL ROMAN PICISAN! LAGIPULA KENAPA AKU YANG SEPERTI SEORANG PACAR PEREMPUAN?"
"Jangan protes, lagipula aku lelah menjadi yang di dominasi. Aku juga mau mendominasi!"
"Tapi hyung, bukan kah itu terlihat menjijikan jika aku yang menjadi sub-mu?"
"Oooh, jadi kau bilang aku tidak pantas menjadi seorang lelaki?"
"Bukan begitu, wajahku dan wajahmuㅡ"
"Maksudmu wajahku seperti perempuan, sialan?!"
"Begitu lah.
Huh? Tidak maksudkuㅡ"
"OK, fine!"
"Kim Jinhwan! Kumohon dengar penjelasanku!"
"Tidak, aku tak mau dengar alasanmu!"
"Tapi, akuㅡ"
"Berisik sekali kau, Kim Hanbin! June-ya, ayo pergi ke kamarku."
Junhoe yang sedari tadi melihat adegan murahan itu, menjadi keki. 'Ini bukan Shoujo Manga maupun Novel Roman Picisan, ini sinetron yang selalu di tonton tante Kim. Hei, seharusnya ini R13+! Aku terlalu muda!' Batinnya sebal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kids. - ON HOLD.
ФанфикMau pacaran, kena ganggu mulu sama anak kecil dirumah pacarnya. Bikin kesal Hanbin dan Bobby yang rasanya ingin menguliti dan merajam ke 3 bocah lucu dan gemesin saudara kekasih mereka. "Halah, bocah ingusan itu. Ini sih jadinya threesome. Atau, ber...