15.57
Kini aku sedang menulis sebuah kisah yang insyaallah menambah wawasan bagi pembacanya.
Kisah tentang bagaimana kehidupanku yang mendapatkan hal hal yang memang baru aku ketahui, dan aku harap aku bisa membaginya kepada kalian semua. Dan Yang jelas disini kita sama sama untuk belajar mencari ridho nya.
Di dunia ini ada dua sifat manusia, yang pertama baik dan yang kedua bisa di bilang kurang baik.
Namun ketahuilah, mereka mengajarkan bahwa yang baik tidak berarti suci, mereka juga sama manusia biasa, mereka juga terkadang khilaf, dan melakukan kesalahan di luar pemikiran mereka.
Namun orang yang mereka sebut kurang baik kadang mengajarkan kita bahwa sebuah kejadian selalu ada hikmahnya. Terkadang orang seperti mereka melindungi seseorang yang memang membuat mereka nyaman, persahabat misalnya. Tentang solidaritas yang tidak semua orang miliki namun dengan mudah nya mereka dapatkan.
Mereka bukannya suka berkumpul kumpulan tidak jelas di suatu tempat, mungkin itulah pandangan orang orang. Namun yang sebenarnya terjadi ialah mereka hanya mengobrol tentang sesuatu yang mungkin bermanfaat juga. Seperti membantu mencari jalan keluar saat salah satu dari mereka tengah tertimpa suatu masalah ataupun musibah.
Bayangkan saja, kalian juga pasti sering melakukan kumpul kumpulan di salah satu rumah rekan kalian, atau di tempat lainnya dengan alasann ya mungkin karena kalian merasa bosan, sedang mencari hiburan ataupun sedang mendapati masalah.
Percayalah, tidak semua seseorang yang terkadang kalian pikir kurang baik memiliki hati yang kurang baik pula. Mereka hanya salah tempat untuk berkumpul, mereka masih punya hati. Coba bayangkan saja jika mereka yang suka kumpul kumpulan membantu mencari jalan keluar rekannya di sebuah warung atau tempat apapun itu, mereka ganti dengan berkumpul di masjid untuk menyelesaikan masalah sesudah shalat jumat bersama seorang ustad? Apa kalian masih memandang buruk mereka juga?
Kezaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat. Tapi karena diamnya orang-orang baik.
*Ali bin Abi Thalib*Kalian pasti tau maksudnya.
Mending kita langsung ke isi cerita yuk 😄
***
Namaku Lia, Salah satu murid kelas XI di sekolahan negeri di daerah Bogor. Aku seseorang yang cukup pendiam jika bertemu dengan seseorang yang baru ku kenal, namun kalian pasti juga tau kalau seseorang yang pendiam jika bergabung dengan sahabat sahabatnya? Bahkan terkadang urat malu mereka putus ketika berkumpul *eh
Aku bukan anak dari seorang penjabat, artis, pengusaha bahkan Ustad. Aku terlahir dari seorang ibu yang tangguh bahkan sabar dan terlahir dari seorang ayah yang pemberani dan bertanggung jawab.
Ketahuilah, hidup mu akan bahagia jika kau membawa hidup mu bahagia pula, begitupun sebaliknya. Aku bahkan pernah merasakannya.
Saat masih duduk di bangku sekolah menengah pertama apalagi kelas tiga. Pikiran ku memang sudah benar benar kacau. Tentang untuk mendapatkan target nilai yang maksimal dan mendapatkan kebanggaan tersendiri terhadap orang tua ku. Aku membawa semua tugas ku menjadi sebuah beban, saat itu aku tidak ingin di ganggu dalam belajar, tidak ingin di suruh, bahkan terkadang aku membalas membentak dan menangis jika aku memang benar benar kacau.
Itu lah aku dulu, aku kecewa pada saat itu, nilai di ijazah ku hancur, bahkan setiap jam 4 pagi aku belajar untuk menghadapi ujian, tapi mengapa usaha ku tidak berhasil?
Aku baru sadar akhir akhir ini , bahwa sebuah usaha saja tidak cukup, kita harus di barengi dengan doa. Begitupun sebaliknya, doa saja tidak cukup jika tidak di barengi dengan usaha. Begitu kan?
Oleh karena itu, jadikan sebuah tugas itu tanggung jawabmu bukan bebanmu. Berdoa lah kepada Allah agar selalu di beri kelancaran dalam menghadapi apapun, tentu kalian tidak melupakan untuk meminta doa dari orang tua kalian juga kan? Aku harap tidak.
Kembali ke awal, kini aku sedang memahami seorang guru yang tengah menerangkan salah satu contoh soal tentang Matematika, pelajaran yag hampir semua pelajar takuti.
Terkadang aku berpikir, bahwa rasanya buat apa sekolah tinggi jika agamamu lemah. Jika kalian tidak setuju, tidak masalah, ini dari sudut pandangku kalian berhak mengeluarkan opini kalian masing masing.
Jika kalian rajin dalam belajar untuk meraih kesuksesan di masa depan aku harap kalian juga tidak kalah semangat untuk meraih kesuksesan di akhirat nanti. Pasti kalian tau kan bahwa urusan Dunia harus seimbang dengan urusan akhirat? Disini kita sama sama belajar, bahwa akupun sama dengan kalian yang terkadang lalai dalam urusan akhirat karena terlalu mementingkan urusan dunia.
Dunia ini sudah tua, apakah aku? Kamu? Kita? Kalian? Akan terus terusan begini? Lalai dalam perintah-nya bahkan melakukan larangan yang sudah jelas hukumnya? Itu semua kembali kepada diri kita sendiri.
Jam istirahat berbunyi, aku melamun memikirkan nanti saat aku keluar SMA, ada pemikiran untuk memasuki pondok pesantren untuk menjadikanku lebih dekat dengan sang Pencipta. Namun melihat keadaan dan kondisi saat ini sepertinya aku akan kuliah sambil bekerja. Doakan aku supaya memang tercapai sesuai keinginanku, dan doa kan aku agar aku selalu bersyukur dan tidak terlalu menikmati surga dunia yang tidak akan abadi dan akan membuat Aku lupa siapa yang telah memberikan nikmat yang telah aku dapatkan. Semoga kita selalu dalam lindungannya, aamiin.
Ngomong ngomong tentang pondok pesantren, kenangan tentang para santri membuat aku senyam senyum gak jelas.
Dulu sekitar tahun 2010, aku mulai ikut mengaji di salah satu ustad. Ia mempunyai seorang anak yang kemudian menjadi guru kami di pondok pesantren yang telah orang tuanya buat.
Betapa bahagia nya masa masa itu, dulu di depan pesantren ada sebuah bak besar sekitar 7x5 meter. Seusai mengaji isya kita berenang di sana, bahkan kita pernah berendam di sana saat jam menunjukan pukul dua pagi, dulu aku hanyalah seorang bocah yang tidak tau apa apa, dan hanya ikut ikutan bila di ajak.
Untuk para santri pasti tau alat yang sering di jadikan tempat nasi kan? Ya kalau tidak baki besar, saringan besarpun jadi, satu baki terkadang untuk semua para santriwati bahkan kalau gak salah meskipun pesantren itu baru di bangun tapi sudah ada kurang lebih 20 santri wati.
Dulu para santriwati menjadi kebanggaan guru kami di bandingkan dengan para santri.
Masa masa itu menjadi masa dimana aku dapat belajar banyak ilmu, tentang kitab yang sebagian kecil aku ketahui dari banyak nya kitab yang ada di bumi ini.
Masa.masa yang menyenangkan bukan?
Terkadang aku ingin kembali ke masa lalu, mengulang semua indahnya coretan kalam dalam sebuah kitab kuning.
Indahnya berlomba lomba dalam sebuah hafalan yang membuat kebanggaan tersendiri dalam diri kita.
Aku hanyalah seorang wanita yang kehausan akan ilmu, yang baru tahu sebagian kecil tentang dunia islami dan AKu mencoba untuk terus beristiqomah agar aku dapat terus bersyukur karena aku terlahir sebagai seorang muslimah.
***
Sebelumnya mohon maaf jika ada kata kata yang tidak ingin kalian baca. Jika ada kata kata yang menyinggung atau hal apapun bisa langsung hubungi saya melalui chat atau kolom komentar.
Kalian pun berhak beropini dalam cerita ini, semoga suka.
Assalamu'alaikum
Cianjur, 23 Maret 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah bersama Kita
Fanfiction'La tahzan innallaha ma'ana, janganlah bersedih Allah bersamamu ' sebuah kisah kehidupan yang mungkin dapat kita jumpai dalam kehidupan kita sendiri. di sini kita harus tau, bahwa seseorang yang di anggap tidak baik oleh lingkungan justru malah mem...