GANESHA - 6

67 13 1
                                    

*****

Jangan gunakan sifat polos lo itu buat percaya sama orang yang baru lo kenal, lo bisa dibodohin

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Seluruh siswa serempak gembira, dan langsung mengemasi buku-buku mereka untuk dimasukkan ke dalam tas. Termasuk Intan, sebenarnya ia tak suka mendengar bel pulang berbunyi, sejujurnya ia lebih suka berada di sekolah dibanding di rumahnya. Kepulangan para siswa ternyata telah disambut oleh cuaca hujan di sekitar sekolah. Intan menghembuskan nafasnya, ia sedikit bersyukur karena berkat hujan ia bisa mengundur waktu kepulangannya.

Kebetulan juga hari ini Intan tak pulang bersama Maureen. Karena sahabatnya itu sedang ada jadwal ekskul cheers. Oleh karena itu Intan pasti akan pulang berjalan kaki atau naik angkutan umum, dan tidak mungkin pulang saat keadaan hujan seperti saat ini pasti baju seragamnya akan basah. Intan memutuskan untuk berdiam diri di bangku panjang koridor sekolahnya yang ada di lantai dasar yang berhadapan dengan lapangan. Ia menghabiskan waktunya membaca novel yang belum habis ia baca.

Beberapa menit kemudian, saat pikirannya masih fokus terhadap novel yang ia baca. Seseorang tiba-tiba saja duduk di bangku panjang yang Intan duduki juga. Posisi orang itu tepat berada di samping Intan. Sebenarnya Intan tidak peduli siapa yang duduk di sampingnya. Matanya terus terpaku kepada novel. Sampai orang yang ada di sampingnya tiba-tiba saja mengalihkan pandangan ke arah Intan, Intan pun merasakan jika dirinya sedang diperhatikan. Namun Intan berusaha biasa saja dan tetap mengabaikan orang tersebut.

"Ga ada niatan ngeliat gue sebentar? Fokus banget baca novelnya." kata orang itu, Intan masih mengabaikannya.

"Ternyata novel lebih menarik ya dibanding gue." sambungnya lagi, kini tatapannya tak lagi memperhatikan Intan.

Intan menghela nafasnya malas. Ia lalu menutup novelnya sebentar lalu menoleh ke arah orang yang dari tadi menyindirnya karena sikap Intan yang cuek. Intan malas menatap orang di sampingnya itu. Apalagi dengan penampilan berpakaian seragam yang sangat menggambarkan siswa nakal. Bau asap rokok juga tercium jelas oleh Intan, pasti cowo ini salah satu troublemaker. Sudahlah Intan malas menatapnya lama, ia langsung mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Gue denger lo temennya Maureen." Intan tak membalas perkataan cowok itu.

Bukannya pergi cowo itu malah tersenyum tipis sambil terus menatap Intan, "Kalo lo menjauh kaya gini malah bikin gue seneng. Berarti lo ngasih gue kesempatan buat ngejar lo."

Apaan banget sih nih cowo, kenal engga sok akrab banget. Batin Intan merasa kesal.

Intan bosan ia lalu bangkit berdiri lalu segera melangkahkan kakinya hendak pergi menjauh dari cowo itu. Tiba-tiba saja tangannya sengaja dipegang agar Intan tidak pergi. Intan melepas pegangan cowo itu lalu menatapnya kesal.

"Mau kamu apa sih!" ujar Intan kesal dengan perilaku cowo itu.

"Kasih gue kesempatan buat perkenalin diri gue." katanya seraya memohon kepada Intan, dibalas anggukan singkat oleh Intan.

"Nama gue Alfino, panggil aja Fino." Fino memberikan tangannya untuk mengajak Intan bersalaman.

Intan menolak, ia mengangguk lalu menatap Fino intens. Ia langsung berbalik dan berjalan pergi meninggalkan Fino. Namun langkah kakinya kembali ditahan oleh teriakan Fino yang semakin mendekat ke arahnya.

GANESHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang