****
Cek akhir part!
****
Happy reading!"Tiga puluh menit lagi waktu mengerjakan tugas selesai."
Suara guru mata pelajaran Kimia mengintrupsi para siswa agar segera cepat menyelesaikan tugas mereka. Beberapa siswa yang menyadari intrupsi itu langsung bergegas mempercepat proses pengerjaan tugas mereka. Satu persatu soal yang membahas berbagai zat-zat diselesaikan dengan waktu singkat dengan sistem kebut.
Terkecuali Intan, siswi yang notabenya pintar. Ia tak merasa terburu-buru sedikitpun dalam mengerjakan tugasnya. Ia malah santai, karena pada dasarnya ia hanya butuh ketenangan bukan kecepatan dalam mengerjakan tugas agar hasilnya maksimal.
Beberapa menit kemudian. Intan merasa, ada yang salah dalam penulisan tugasnya. Ia berniat mengambil tip-ex yang ada di dalam tasnya. Tangannya mengutak-atik tas untuk mencari keberadaan tip-ex. Setelah ia berhasil menemukan benda bertinta putih tersebut, gerakannya terhenti sejenak ketika matanya beralih ke sebuah buku di dalam tasnya.
Ia meraih buku itu dan menatapnya dengan pandangan heran. Buku bersampul plastik bening dengan label nama dan tebalnya sekitar tiga sentimeter. Dalam cover buku tersebut tertulis judul yaitu Buku Fisika. Untuk apa Intan membawa buku Fisika? Sementara pelajaran Fisika hari ini, kosong. Intan masih terdiam sambil memperhatikan buku Fisika di tangannya. Ia berusaha mengingat kegiatannya semalam sampai ia lupa mengeluarkan buku Fisika dari dalam tasnya.
"Waktu mengerjakan tugas tersisa lima belas menit lagi."
Intrupsi dari guru kimia lagi. Membuat Intan bergegas kembali melanjutkan kerjanya. Ia meletakan buku Fisika yang sudah terlanjur ia keluarkan di mejanya. Ia fokus kembali mengerjakan tugas. Namun kefokusannya terganggu ketika ia tak sengaja menoleh ke arah Maureen yang sedang sibuk berpikir. Intan menepuk sebelah bahu Maureen.
"Reen..."
Maureen hanya menoleh, ia menaikan sebelah alisnya seraya bertanya, "Ada apa?"
Intan menggeleng ia melirik ke arah buku di meja Maureen, "Kamu belum selesai ngerjain soalnya?"
Maureen diam tak merespon Intan. Ia kembali melanjutkan aktivitasnya menyelesaikan tugas. Melihat perubahan sikap Maureen yang menjadi cuek serta tidak peduli, Intan hanya bisa menghembuskan nafas pasrah. Ia melanjutkan kembali tugasnya yang hampir selesai.
"Kamu semalam nonton film apa?" mendengar pertanyaan Intan, Maureen langsung mengernyitkan dahinya.
"Gue ga nonton film." jawaban Maureen mengejutkan Intan.
Apakah jawaban Maureen bisa dipercaya? Mengapa sangat berbalik dengan apa yang diucapkan Ganesh saat istirahat tadi. Lalu jika menonton film semalaman bukanlah sebab mata Maureen sembab lalu apa sebab sebenarnya? Intan meneguk salivahnya lambat, ia bersusah payah menahan segala rasa penasarannya. Ia tak mau banyak bertanya dulu kepada Maureen. Takut ia salah bicara dan Maureen akan marah kepadanya.
"Oh."
Mendengar respon 'oh' dari Intan Maureen hanya menoleh sebentar dan tidak berkata apa-apa lagi. Mereka kembali disibukan dengan tugas kimia masing-masing.
****
Bel tanda berakhirnya jam mata pelajaran kimia pun berbunyi. Semua siswa langsung maju ke depan untuk mengumpulkan tugas mereka masing-masing. Bu Musni langsung merapikan buku-buku siswa dan meminta bantuan kepada ketua kelas untuk membawa buku-buku tersebut ke ruangannya. Alhasil, setelah bu Musni dan ketua kelas keluar seluruh siswa langsung kembali melakukan keriuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANESHA
Teen Fiction[ON GOING] Bertahan hidup bukan hanya dengan memupuk suatu harapan. Harapan adalah hal yang tidak pasti, gunakanlah hal yang pasti untukmu mempertahankan hidup. -Intn Saya hanya perlu waktu beberapa hari untuk meyakinkan diri bahwa kamu memang pan...