*****
Kalo kamu merasa ga nyaman di dekat saya, silakan pindah. Saya juga tidak punya hak untuk melarang kamu
Malam ini cahaya sinar bulan bersinar terang. Namun malam ini juga bintang malah tidak bersinar. Bulan sendiri yang menyinari kegelapan bumi, tanpa ada sang bintang yang biasanya menemaninya. Udara malam juga sedikit dingin dari biasanya. Mungkin karena langit mendung dan sebentar lagi hujan akan turun.
Di kala, udara dingin Ganesh malah memutuskan untuk keluar rumah mencari ketenangan sendiri. Ia keluar mengenakan jacket biru tuanya dilapisi celana jeans hitamnya. Ia keluar kamar lalu mengunci kamarnya. Saat ia baru saja menuruni beberapa tangga, Nela mamahnya sudah bersidekap menatapnya tajam.
"Mau hujan, udara dingin kamu mau kemana Ganesh?" tanya Nela sambil melirik arlojinya, "Udah malem juga nih."
Ganesh menuruni tangga terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Nela. Ia mendekat ke arah Nela lalu meraih tangan Nela untuk memberikan ciuman salam pamit.
"Mau cari angin mah, gerah di rumah." Ganesh lalu pergi berlalu dari Nela.
"Kalo gerah kan ada AC nyalain aja.. gausah alesan." sepertinya Nela tidak mengizinkan Ganesh.
"Ganesh mau hemat listrik mah, udara dingin alami di luar ada, gratis lagi, kalo AC pake listrik." Ganesh tetap berjalan keluar dari rumahnya.
Nela mengikutinya sampai di depan pintu rumah. Ia memperhatikan putra tunggalnya yag sedang menyiapkan motor untuk keluar.
"Pake mobil aja, bentar lagi mau hujan nanti kamu kehujanan." Nela menghampiri Ganesh lalu memberikan kunci mobil kepada Ganesh.
"Gausah mah, kalo di dalem mobil sama aja pake AC, bensin mobil lebih mahal Ganesh mau hemat. Kalo naik motorkan kena udara alami." Ganesh lalu menaikki motornya, ia mengenakan helm.
Mesin motor menyala, Nela membukakan pagar rumah agar motor Ganesh bisa keluar. Ganesh tersenyum di balik helm yang ia kenakan. Ia melajukan motornya ke arah gerbang samping disitulah Nela berdiri menunggu Ganesh pergi.
"Makasih mah, Ganesh pergi dulu." ucap Ganesh.
"Jangan malem-malem, kalo hujan neduh aja dulu jangan hujan-hujanan mamah ga mau kamu sakit." ujar Nela menyampaikan beberapa rasa khawatirnya terhadap Ganesh.
Ganesh tersenyum, ia melajukan motornya meninggalkan sekitar rumahya. Setelah motor Ganesh pergi Nela kembali menutup gerbang rumahnya. Kemudian ia masuk ke dalam rumah.
*****
Ganesh tidak punya tujuan ingin pergi kemana. Ia terus saja melajukan motornya mengitari jalan raya di sekitar Jakarta. Sudah sekitar tiga puluh menit lebih Ganesh berputar di jalan tanpa tujuan yang jelas. Tetesan air mengenai kaca spion motornya. Ia melihat ke arah langit. Sepertinya hujan sudah mau turun. Ia lalu segera melajukan motornya cepat mencari tempat berteduh.
Ganesh memutuskan untuk memarkirkan motornya di sebuah cafe. Ia masuk ke dalam cafe untuk memesan minuman. Sambil menunggu pesanan, ia duduk sambil menikmati rinai air hujan di dekat jendela cafe. Hujan turun semakin deras, pesanannya datang. Ia menikmati coffe dengan meminumnya sedikit-sedikit karena masih terlalu panas.
Ternyata benar dugaan Nela, hujan akan turun. Tapi Ganesh tidak menyesal, walaupun Nela sudah bersusah payah memberi beberapa peringatan kepada Ganesh untuk tidak keluar malam ini karena akan turun hujan, tapi tetap saja Nela mengizinkan Ganesh pergi. Ganesh tahu Nela pasti tidak tega jika Ganesh tak diizinkan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANESHA
Genç Kurgu[ON GOING] Bertahan hidup bukan hanya dengan memupuk suatu harapan. Harapan adalah hal yang tidak pasti, gunakanlah hal yang pasti untukmu mempertahankan hidup. -Intn Saya hanya perlu waktu beberapa hari untuk meyakinkan diri bahwa kamu memang pan...