Masa Orientasi Peserta Didik Baru

85 10 1
                                    

Aku berpamitan kepada orang tuaku dan merekapun memberikan bekal kepadaku. Akupun melangkahkan kakiku keluar rumah dan naik mikrolet. Dengan berpakaian anak SD, aku turun dari mikrolet dan aku melihat sekolah yang sangat luas dan megah. Itulah sekolah favorit di kota ini.

Ada banyak anak berseragam SD yang ku jumpai. Aku pun masuk ke SMP yang begitu luasnya. Aku melihat ke papan pengumuman dan ternyata aku di kelas 7-3. Upacara pun dimulai dan aku berada dibarisan tengah. Dengan wajah polos, aku merasa tidak punya teman karena sejak SD aku suka bercanda ketika upacara berlangsung. Untuk pertama kalinya aku merasakan khusyuknya upacara. Aku merasakan perjuangan para pahlawan yang berusaha keras mengusir perjajah dari bumi nusantara. Ternyata inilah makna sebenarnya dari upacara bendera. Bukan hanya karena sebatas kewajiban ataupun formalitas belaka, tetapi kita menjadi lebih menghargai jasa para pahlawan, melatih rasa nasionalisme dan patriotisme kita.

Setelah sekitar 45 menit berlalu, upacara pun selesai dan tanpa ragu aku langsung masuk ke kelas 7-3. Ada empat orang kakak kelas yang masuk. Mereka langsung menyuruh kami untuk menjunjuk ketua kelas. Aku mencoba untuk mencalokan diri menjadi ketua kelas. Namun yang terpilih adalah Zivilia, anak dari SDN Gunung Kecil 1. Ya tidak apa-apa aku tidak terpilih karena memang SD-ku dapat dibilang SD pinggiran. Dan lagi, tidak ada teman SD-ku yang sekolah di SMP Kebangsaan, yang merupakan sekolah favorit.

Setelah itu para kakak kelas menperkenalkan dirinya satu-persatu.

"Perkenalkan sama saya Farhan, saya berasal dari kelas IX-I"

"Perkenalkan nama saya Sarasvati, saya berasal dari kelas IX-F"

"Perkenalkan nama saya Luna Sofyani, saya berasal dari kelas VIII-J"

"Perkenalkan nama saya Luna Rembulan, saya berasal dari kelas IX-I"

Setelah mereka memperkenalkan diri, mereka langsung menyuruh kami untuk memperkenalkan diri. Aku pun memperkenalkan diri.

"Izin perkenalan, nama saya Muhammad Raffa Prasetyo, saya berasal dari SDN Kali Adem" ucapku

"Apa motivasi kamu masuk ke SMP ini?" tanya Kak Farhan

Baru kali ini aku ditanya motivasi karena aku memang pendiam sejak SD dan aku tidak bisa berbicara banyak. Dengan terbata-bata saya pun menjawab.

"Motivasi saya adalah ingin menjadi siswa yang teladan"

"Bukan motivasi seperti itu yang kakak maksud, yaudah duduk aja dulu" Jawab kak farhan

Aku merasa sangat deg-deg-an, aku pun duduk kembali. Oh iya, aku duduk di paling depan karena aku ingin menjadi siswa yang teladan seperti di SD-ku dulu.

Setelah semua orang memperkenalkan diri, kakak kelas meminta kami untuk bermain games. Ya aku tahu itu agak kekanak-kanakan namun itu sangat seru sekali. Aku merasa seperki anak kelas satu SD.

Empat hari kami di-MOS, dan setiap pulang sekolah aku selalu mencari Meriska, cewe yang aku taksir dari Facebook. Namun aku tidak kunjung melihatnya juga. Aku bertanya-tanya mengapa dia tidak pernah terlihat? Aku cari-cari informasi di Facebook ternyata dia memang tidak diterima di SMP Kebangsaan, dia diterima di SMP Tunas Bangsa. Lagi-lagi aku merasa sakit hati untuk kesekian kalinya.

Upacara penutupan kegiatan MOS pun dimulai dan aku lupa memberitahu kepada kalian bahwa kegiatan MOS berlangsung pada bulan puasa. Ya rasa lapar, haus, lemah, lerih, lesu pun menghampiri. Namun bukan itu yang paling menyedihkan, yang paling menyedihkan adalah karena aku tidak bisa memberikan hadiah kepada ketua OSIS di SMP itu. Ketua OSIS itu perempuan. Namanya Kak Luna Rahmita. Kalian benar, banyak nama Luna di SMP-ku, aku tidak tahu mengapa. Namun Luna yang ini jauh lebih cantik dibandingkan Luna yang lainnya. Walaupun aku tidak sampai jatuh hati padanya, mataku tidak bisa berhenti menatapnya. Dia sungguh indah untuk dipandang. Aku menatapinya dari jauh. Alangkah senangnya hatiku ketika dia memandangku juga. Namun sungguh sial, ternyata dia tidak memandangku, dia hanya memanggil rekan OSIS-nya yang ada dibelakangku. Ia memerintahkan kepada rekan OSIS-nya untuk membetulkan barisan kami. Hati ini mulai terlatih patah hati sepertinya.

Seusai upacara, aku langsung berteduh di tempat duduk dekat kantin. Aku memang belum punya teman yang benar-benar aku kenal saat itu jadi aku hanya bisa menyendiri. Aku pun melihat ada Kak Luna Ketua OSIS di dekat ruang guru. Aku pun tidak mau melewatkan kesempatan ini. Aku pun terus memandanginya dengan berkedip 10 detik sekali. Ia memang sungguh elok dipandang.

Betapa paniknya aku. Ternyata ia menyadari bahwa aku sedang memandanginya. Keringat dingin keluar dari tubuhku. Aku tidak tahu harus bagaimana. Kak Luna datang menghampiriku. Aku sangat gugup dan speechless.

"Apa yang salah dariku?" tanya kak Luna

"Gak ada yang salah kok" jawabku dengan gugup

"Terus... Kenapa kamu melihatku seperti itu?" Tanya kak Luna lagi

"Hmmmm........" Aku tidak bisa menjawabnya

"Hey... Luna ayo sini masih banyak yang harus diselesaikan" Ucap salah satu rekan OSIS Luna

Ia pun langsung meninggalkanku dan aku pun merasa lega. Ntah bagaimana jika ia terus berada di sampingku, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan cepat aku langsung meninggalkan sekolah untuk segera pulang ke rumah. Aku kapok tidak ingin memandang cewe lain lagi mungkin karena aku memang tidak biasa seperti ini.

Bersambung....

Mengejar Cinta atau Prestasi?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang