PROLOG

10 0 0
                                    


           Mari kita mulai dengan kejadian malam ini, orang tuaku sedang bercengkrama satu sama lain di depan televisi lalu topik pembicaraan mereka mengarah pada hari keberangkatanku pulang ke kota (tempat dimana aku kuliah). Mereka bertanya tentang harga tiket pesawat serta mobil apa yang akan aku tumpangi dalam perjalanan pulang nanti. Kupikir mereka sedang dalam suasana gembira, lantas akupun tak segan untuk menyinggung soal biaya kuliahku, aneh rasanya ayahku langsung memarahiku dengan berbagai argumen, padahal itu adalah kewajibannya.

          Lampu di lingkungan rumahku seketika padam, keadaan menjadi gelap gulita lalu ibuku menyalakan lilin sebagai pengganti penerang sementara dirumah. Hening, tidak ada yang bicara kecuali ayahku yang memarahiku dengan sejuta alasan entah alasan yang bermaksud menolak membiayai kuliahku atau tidak senang dengan hal itu, rasanya sama saja. Aku diam, tidak banyak bicara karna aku tau ayah orang yang sangat temperan mental, lebih baik diam daripada harus menanggapi apa yang dia katakan. Ayah lantas masuk ke kamarnya ketika lampu mulai menyala kembali, hening. Hening keadaanya, tak lama kemudian aku masuk kekamarku merebahkan badan dan kepalaku yang terasa sakit.

         Disini aku mulai berpikir dan lantas kejadian-kejadian yang aku alami mulai bermunculan didalam kepalaku. Lalu disinilah aku, mencoba menceritakannya pada kalian. Langit-langit dikamarku terbuat dari kayu, terlalu sempit tapi aku menyukainya. Kejadian ini mungkin akan membuat kalian menangis, tapi siapa sangka justru karna lingkungan keluagaku inilah diriku berubah. Aku sepertinya mempunyai masalah dalam kejiwaan, entah rasanya seperti punya banyak sifat yang tidak terduga. Misalnya, aku bisa saja berpikiran tentang mahkluk astral terlebih lagi aku bisa menjadi sifat siapa saja, menirunya lalu memperagakannya. Mungkin itu namanya berkepribadian ganda. Tapi anehnya lagi tidak ada satu orangpun yang mengetahuinya bahkan diriku sendiri tidak mengetahuinya. Buktinya aku selalu lulus dalam tes "psikotest" yang di adakan dalam seleksi masuk perguruan tinggi. Aku bisa mengubah sifat didiriku dengan cepat bahkan hatiku sama sekali tidak berfungsi dengan baik seperti dulu. Hatiku seperti mati, bahkan beku. Hujan salju yang ditemani dengan petir dalam hatiku sudah terlalu lebat. Mungkin kalian bertanya, kenapa? Ada apa? Apa yang terjadi? Lantas tidak segan aku menjawab pada kalian "ini takdirku" takdir yang lucu, sangat lucu hingga mampu membuat gadis berumur 19 tahun benci akan hidupnya , hidup keluarganya, bahkan orang-orang disekitarnya.



Semoga kalian tidur dengan tenang dan bangun dengan rasa nyaman setiap paginya. Se-mo-ga.


Broken HomeWhere stories live. Discover now