Ada saatnya seseorang akan meridukan masa dimana ia berdiam diri di bawah gugusan bintang dengan ditemani oleh orang terkasih.
*
Siang itu matahari tidak terlalu terik menyinari bumi, dan disana aku melihat dia yang selalu duduk sendirian sambil memandang laptop yang ada dihadapannya.
Dan mulai hari itu aku selalu menemukan dia disana, sendirian dan entah melihat apa di laptopnya. Dan mulai hari itupun aku mencoba untuk memulai kisah baru.
*
"Bau hujan itu menenangkan loh, apalagi kalau gak ada petirnya," seruku, saat melihat dia yang sedang menatap hujan.
Dengan tangan yang dia tadahkan di depannya hingga air hujan menimpa tanganya, ia pun menoleh dan tersenyum, "Dan buat aku hujan itu anugerah terindah yang Tuhan kasih untuk aku,"
"Kenapa bisa begitu?"
"Karena hujan bahkan bisa menyamarkan air mata. Kamu pernah mencobanya?"
"Belum"
Dengan tangan yang masih mendahkan hujan, iapun menoleh ke kanan dan ke kiri. "Menunggu jemputan?"
"Bukan, lagi nunggu angkutan umum kok gak lewat-lewat ya"
"Kamu mau bareng aku aja? aku juga mau pulang,"
"Gak usah aku nunggu aja mungkin sebentar lagi juga lewat."
"Kamu yakin? Hujan seperti ini biasanya awet loh bakalan lama berhentinya."
"Iya, aku nunggu aja. Kamu pulang aja aku nggapapa kok."
"Yaudah aku pulang ya"
"Oke, hati-hati dijalan"
*
Dan mulai saat itu aku lebih sering bertemu dan mulai akrab dengannya. Hingga suatu hari aku menemukan pergelangan tangannya yang terluka.
"Tangan kamu kenapa bisa kayak gini?"
Sambil mencoba menutup pergelangan tangannya dengan baju panjang yang ia kenakan, iapun menoleh dan tersenyum tipis, "Bukan apa-apa. Ohiya katanya kamu mau nunjukin sesuatu buat aku?"
Aku tahu ia mencoba mengalihkan pembicaraan dengan yang lain, aku mencoba mengerti bahwa ia mungkin enggan untuk menceritkan alasannya padaku. "Iya, aku mau ngajak kamu kesuatu tempat sabtu ini kamu bisa gak?"
Dengan raut bahagia iapun menyakupinya dengan memusatkan tatapannya padaku, "Bisa, kamu mau ajak aku kemana?"
"Rahasia, besok aku jemput kamu dirumah ya" pintaku dan seketika raut bahagia yang ia tunjukan barusan hilang.
"Kita ketemu disini aja ya, aku sekalian mau ada urusan di daerah sini. Nggapapa kan?"
Mencoba membujuknya dan hasilnya pun nihil, "Kenapa gak sekalian dirumah kamu? Aku bisa anterin kamu dulu baru kita pergi"
"Gak usah, aku cuma sebentar aja. Dari pada kamu nganterin aku nanti kita ke sananya makin lama."
Dan kali inipun aku mencoba mengerti, entah apa yang kamu sembunyikan dariku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stori Fer
Short StoryDeretan cerita yang dituliskan murni dari khayalan sehari-hari. Mengisi kekosongan waktu senggang untuk menulis satu sampai beribu kata dalam sebuah tautan cerita yang muncul setiap detiknya. - Minranggi © 2017 by minranggi