Jalan Pulang

38 0 0
                                    

Kini hati mulai merasakan gundahnya. Setiap rasa mulai mengubah suasana, gerah, gundah gulana. Entah apa yang sudah terjadi pada diri ini, selalu saja menghantui.

Kejadian itu berawal dari sebuah kisah dari seseorang yang tak kukenal siapa namanya, tinggal dimana, dan mengapa ia datang kepadaku. Dia sangat halus budi bahasa. Wajahnya tampak binar cahaya, yang seakan mengajak aku untuk ikut bersamanya.

Tiga hari tiga malam aku tidak makan dan minum. Perut terasa sangat menyakitkan, rasa lapar dan haus seakan sirna oleh bercak cahaya yang menghampiri diriku.

"Engkau itu pendosa"
"Kotor dan hina"
"Tidak jalan untuk pulang untukmu"

Kepala ku mulai pusing, dengan semua kalimat itu. Sehingga waktu mulai tidak berdetak lagi, hanya bunyi nyanyian sendu yang selalu menyayat hati.

Kenapa?....kenapa?....kenapa?

Sungguh aku ini seorang pendosa yang selalu melakukan zina. Mungkin tidak ada jalan untuk ku pulang dan kembali kejalannya.

Tidak, bukan itu yang harus aku pikirkan. Allah tidak memandang masa lalu ku, aku tahu aku seorang yang kotor dan hina. Tapi jalan taubat masih terbuka sebelum bercak cahaya itu datang lagi yang membuat hati berdegup aneh tak terkendali.

"Sesungguhnya allah menerima taubatmu" begitulah kalimat yang terlontar dari seorang ustadz.

Aku yakin allah maha penerima taubat. Dan aku ingin hidupku seperti dulu lagi. Yang selalu taat kepadanya, yang dimana pun berada selalu takut padanya, mengingatnya ketika suka maupun duka.

Karena jalan aku untuk pulang masih terbuka lebar, sebelum ajal datang menjemputku aku harus Bertaubat untuk selalu taat.

CATATAN REMAJA MUSLIM 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang