Chapter Twenty One

1.5K 170 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


---oOo---






"Jika kau menganggap itu hanya sebuah pulpen biasa kau salah Kim Sohyun-ssi" ucap Jeonghan. Sohyun mengangkat wajahnya menatap pria itu bingung.

"Itu adalah alat perekam, dan suara Jisoo ada disana. setelah kau mendengarnya kau bisa memutuskan apakah aku berbohong atau tidak"

.
.
.

Sohyun meletakkan pulpen itu di dalam laci meja riasnya. Ia sungguh tidak ingin mendengar isi rekaman itu dan tetap mempercayai jika Jeonghan mengatakan hal yang bohong tentang Jisoo.

Bagaimana bisa seorang Jisoo yang di lihat Sohyun baik hati itu akan melukai Seungcheol. Pria itu tidak akan pernah melakukan tindakan yang jahat. Tidak akan pernah

Sohyun sangat mempercayai Hong Jisoo. Tidak peduli bagaimana orang memandang Jisoo, Sohyun akan tetap memandang Jisoo sebagai pria yang sempurna seperti malaikat.

Cklek

Sohyun memutar badannya, mengamati seseorang yang membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Ada apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Seungcheol mendekat. Pria itu mengangkat sebelah alisnya saat mendapati Sohyun menatapnya dengan sorotan mata yang tajam.

Sohyun memejamkan matanya tiga detik. Ia kemudian bangun dari kursinya dan melangkah mendekati king size dan duduk di tepi ranjang.

"Bisakah kau mengetuk pintu sebelum masuk?" Sohyun mengangkat wajahnya menatap Seungcheol.

"Ada apa Sohyun-ah, hari ini kau terlihat berbeda?" Tanya Seungcheol melangkah mendekat.

"Tidak apa-apa, aku hanya merasa lelah"

"Lelah?" tanya sekali lagi Seungcheol sambil menarik kursi rias Sohyun ke sisi king size. "Apa dia membuatmu sakit?" Seungcheol melirik perut datar Sohyun.

"Tidak, dia bahkan baik-baik saja disana" ucap Sohyun.

"Lalu? Apa yang terjadi Kim Sohyun? Kau sudah berjanji untuk mengatakan semuanya"

Sohyun menggelengkan kepalanya pelan. "Bukan sesuatu yang penting." gumannya pelan. Namun terdengar jelas ditelinga Seungcheol. "Bagaimana pekerjaanmu?"

"Seperti biasa. Ah ya sepertinya aku harus meninjau ulang mengangkat Wonwoo sebagai seorang direktur?"

Sohyun mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Dia sudah berani membohongiku dan mulai tidak sopan denganku." ucap Seungcheol.

Sohyun tersenyum.

"Dia mulai berkencan dengan pegawai magang dan dia membohongiku untuk itu." Seungcheol berdecak sebal.

Sohyun menyentuh pipi tirus Seungcheol. Menyentuhnya dengan sangat lembut, sehingga pria itu hanya memejamkan menikmati sentuhan wanitanya.

Heartbeat || [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang