MASA LALU

65 7 0
                                    

Dua anak sekolah dasar yang seumuran berlarian kesana kemari dengan wajah yang sangat ceria, terlihat tak pernah tersakiti sebelumnya. Mereka adalah Emma dan Kesya. Emma adalah siswi pindahan dari Jakarta, dia pindah ke Bandung karena tugas ayahnya. Dan saat dia pindah  ke Bandung dia duduk dengan seorang perempuan berparas cantik dan memiliki kulit yang putih, dia adalah Kesya.  Mereka berkenalan dengan hati yang sangat ceria,dan mereka memutuskan untuk bersahabat.

“Syaa,, kantin yuu” ucap Emma yang sudah bersiap ke kantin saat bel istirahat berbunyi beberapa saat yang lalu.

“Ayuuk, laper aku. Ga sarapan tadi” timpal Kesya seraya memegangi perutnya yang sudah berbunyi dari tadi, Kesya memang punya kebiasaan yang buruk, yaitu dia tak pernah sarapan saat akan berangkat ke sekolah. Dan saat di sekolah selalu merajuk minta makan saat di kantin ramai.

“EM! Sandwich satuuu, sama es teh satu!” teriak Kesya kepada Emma yang sudah ingin mengantri di kantin paling barat.

Emma memang sudah paham akan kesukaan sahabatnya tersebut. Dia menunjukkan satu jempol dan mengganggukkan kepalanya sebagai isyarat kepada Kesya. Emma memang anak baru, tetapi tidak manja seperti Kesya, dia selalu melakukan apa yang dia bisa sendiri, jika dia tidak bisa melakukan apa yang dia inginkan dia tidak mengeluh dan merengek meminta bantuan dan memaksa, Emma selalu menunggu sampai ada anak yang mau menolongnya secara ikhlas. Dia tak pernah memaksa, karena dia tahu di paksa itu tidak enak.

Setelah kurang lebih 10 menit menunggu, akhirnya pesanan mereka pun datang. Emma membawa 2 sandwich dan 2 es teh.

“lama banget Em, lapar tahu! Aku kan belum sarapan, ntar kalau aku sakit gimana” Kesya menggerutu sebal, namun hanya dibalas dengan senyuman hangat oleh Emma. “maaf, antriannya banyak.” Ucap Emma sambal menyuap sandwich ke dalam mulutnya.

Emma tak peduli jika sahabat kecilnya itu merajuk, toh memang benar dia sudah mengantri dan antriannya sangat penuh, jika Kesya marah pun nanti juga akan kembali lagi dengan sendirinya. So, she’s don’t care!

***

Hari silih berganti menjadi bulan, dan bulan silih berganti menjadi tahun. Satu tahun telah Emma dan Kesya  lewati dengan suka cita. Mereka naik kelas 4 dengan nilai yang sangat memuaskan. Emma di peringkat 3 dan Kesya di peringkat 7.

Di kelas 4, ada murid baru. Emma dan Kesya tak tahu namanya karena murid baru tersebut tidak sekelas dengan mereka melainkan kelas 4a, kelas sebelah. Emma dan Kesya sangat penasaran dengan murid baru tersebut, saat mereka hendak pergi ke kelas 4a.

kesya terkejut. “Sinta?” Kesya ternganga, tak menyangka teman masa kecilnya kembali lagi.

“kamu kenal sya?” tanya Emma. Kesya hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Emma.

“Ta, aku ada kejutan buat kamu. Ikut!” ucap Kesya sambil menarik tangan Sinta dan Emma. Ternyata, Kesya mengajak  Sinta ke kelasnya.

“Van, liat sini deh. Aku bawa orang!” teriaknya pada anak kecil yang ternyata teman sekelasnya yang bernama Revan. Revan tak percaya terhadap apa yang di lihatnya, dia mengerjapkan matanya untuk memastikan apa itu benar. Setelah itu, senyuman terbit di wajah kecil Revan.

“hai, kembaran beda keluarga!” ucapnya polos. Sinta hanya menananggapinya dengan senyuman, tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya.






Harapan dan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang