❣️
Seyna terus saja menguap sepanjang koridor, setela acara suprise tengah malam tadi dari abang nya ia tidak langsung tidur lagi, karena matanya yang tak bisa di ajak kompromi untuk terpejam, padahal jam pertama ulangan kimia menanti.
Ia berbelok ke kelas, pintu yang biasanya terbuka kini tertutup tapi seyna tak menghiraukan itu karena ia ingin cepat duduk dan tidur di mejanya.
"seyna happy brithay"
" saen—ill cughahae hamida"
" Selamat ulang tahun Seynaaa"Seyna terperanjat, dia kaget teriakan heboh dari para sahabat nya membuat kantuk Seyna hilang begitu saja tergantikan dengan senyum yang mengembang.
"kalian inget ulang tahun gue? "
" Iyaa dong kita kan sahabat lo" ucap tata, cewe berponi dora itu tersenyum membalas lalu menyenggol lengan temannya yang disebelah kiri. Mengisyaratkan agar dia menghidupkan lilin angka 17 itu.
"make wish dulu" kini cewe di sebelah kanan tata yang bersuara
Seperti sebelum nya Seyna memejamkan mata, Doa dan harapan yang masih sama seperti semalam hanya tambahan nya "jangan pernah pisahkan ia dengan 3 makhluk yang ada di depan nya ini, karena seyna menyayangi mereka".
Setelah api itu menghilang dari hadapan mereka, dengan senyum yang masih belum luntur Seyna mengambil kue nya lalu meletakkan nya di meja. " sini peluk dulu peluk dulu" kedua tangan nya terulur kedepan memeluk ketiga sahabat nya sekaligus, menyalurkan kehangantan untuk ketiganya, Seyna ingin menangis dia sekarang merasa beruntung masih diberikan orang orang yang bener bener sayang kepada dia.
"woy cabe kalo mau pelukan jangan di depan pintu, kita mau lewat "
Teriakan reko yang nyaring menghentikan pelukan mereka, keempat cewe itu menoleh merasa terganggu tapi tiba tiba mereka nyengir, bagaimana engga semua temen sekelas nya sekarang sedang mengeluh karena tak bisa masuk.
" hehhe sorry kirain engga ada orang"
" bego awas kita mau lewat bentar lagi bel" Reko mengibaskan tangan nya seperti mengusir" yee slow dong ko" ucap Tesya berlalu pergi kebangkunya di ikuti 3 sahabatnya.
❣️
❣️Bel istirahat sudah berbunyi dari 3 menit yang lalu, kini kantin sudah penuh dengan anak - anak yang mengisi perut mereka. Suara bising tawa yang terdengar begitu memekikan telinga tak di gubris oleh mereka, merasa tak terganggu sama sekali.
Di pojok kantin, segerombolan manusia berjenis kelamin laki - laki sedang tertawa keras seolah sedang menertawakan sesuatu yang sangat lucu. Mereka tak menghiraukan tatapan - tatapan seisi kantin yang mengira mereka gila.
"mangkannya jangan suka modus lo, karma kan" ucap Dyo, cowo yang sedang memegang gitar coklat itu menghentikan tawa nya walau sesekali bibir nya masih berkedut.
"ck apaan sih siapa juga yang modus? Gue bukan geno ya yang selalu modusin degem sama kakel" elak cowo itu tak mau kalah, berniat ingin curhat sama satu geng nya malah di ketawain. Salah kan!! .
"ko gue sih, lo tuh mangkannya jangan suka PHP in degem - degem lo, janji sama yang ini ehh jalan nya sama yang itu, kan bangsat " tawa geno pecah lagi menurut dia, ini lucu?" tau lah, un-faedah curhat sama kalian" Rekan beranjak dari duduk nya pergi meninggalkan tiga sahabat nya yang gila gak ketulungan.
"yee baperan si curut" cowo di sebelah geno menyaut
"mau kemana lo? " tanya geno
" jangan manjat pohon mangga belakang sekolah ya, bukannya galau lu ilang malah babak belur lagi nanti" Dyo berteriak kedua temannya tertawa lagi, geno yang paling bahagia sampai memukul meja mengakibatkan semua mata tertuju pada mereka.
"malu malu in lu geblek" Rafto memukul pundak geno pelan, yang bersangkutan nyengir tangannya membentuk huruf V.
❣️
"yaa teko balikin hp gue" Seyna berteriak berlari sepanjang koridor mengejar Reko yang membawa Hp nya. Sesekali dia menbrak pundak siswa - siswi yang kebetulan lewat tapi ia tak menghiraukannya.
"Dasar anak tapir, tukang kepo" Umpat Seyna kesal, pasalnya saat tadi ia mendapatkan pesan dari abang nya yang di akhiri emotikon hati Reko langsung mengambilnya dan membawa lari, mengakibatkan dia sekarang harus mengejar nya seperti orang tidak ada kerjaan.
"woy Rek ~"
Dughh
"awww, sakit" Seyna merasakan pantat nya ngilu, beberapa detik lalu dia merasa terdorong dan jatuh duduk di lantai. Dia meringis, pulang sekolah nanti ia harus menandai hari ini dengan sepidol merah "hari sial seyna", tapi engga mungkin hari ini kan dia ulang tahun engga lucu dong kalo harus mengganti hari.
Apaan sih fikirannya udah mulai melantur, seperti nya sakit yang di derita nya sudah mulai merambat ke otak nya.
" Lo engga papa? " orang yang tak sengaja menabrak Seyna bersuara, Seyna mengalihkan pandangannya kedepan menatap wajah yang bersuara barusan.Lalu ia menedelik " pertanyaan bodoh" Seyna mengucap pelan sambil sesekali meringis merasakan sakit yang tersisa.
" apa? "
" sini gue bantu berdiri" tambahnya lagi
Seyna menepis tangan cowo yang menbrak nya barusan, lalu berdiri dengan ngilu yang membekas "ck engga usah, lo itu ya udah bego budek lagi"" Lo kalo engga mau di tolong engga usah ngatain" rahang cowo itu mengeras menahan emosi yang sedari kemarin ia pendam "sabar Rekan engga boleh emosi dia cewe" ucapnya dalam hati.
Seyna melirik nametag di depan nya "Rekan Anendra" lalu beralih menatap wajah Rekan seperti menantang."apa? "
Plakk
Pipi Rekan memerah tangan nya mengepal seperkian detik yang lalu ia merasakan pipinya di tampar, dan yaa Seyna menampar pipi Rekan cukup keras hingga menimbulkan bunyi yang membuat koridor seketika hening. Siswa siswi yang melihat itu kaget tak percaya dengan apa yang di lakukan Seyna barusan.
Ketika Sahabat Seyna yang beberapa detik lalu mau menghampirinya berhenti entah apa yang harus mereka lakukan "mampus itu si Seyna ngapain nampar Rekan" Jingga tiba tiba membeo, tak percaya dengan apa yang di lakukan sahabat nya itu. Tata dan Tesya yang kebetulan juga melihat kejadian barusan memilih diam, dalam hati mereka meringis pasti itu sakit sekali karena terlihat dari pipi Rekan yang merah.
"ups, sorry refleks" Seyna berucap pelan lalu ia pergi begitu saja menghiraukan teriakan Rekan yang menggema di seluruh koridor.
KAMU SEDANG MEMBACA
For life
Teen FictionMerindukan mu bukan lagi hak ku, aku tak akan berharap lagi tentang rindu yang selalu ku tunggu. Jangan kembali bila hanya untuk pergi karena hatiku bukan hanya untuk di sakiti. Jangan memberikan ku harapan yang tak pasti atau memang aku yang selal...