Malam adalah rumah bagi Luna dan Lintang.
Aku, Luna.
Senang menghabiskan malam bersama Lintang, sampai habis.Lintang: "Bulan malam ini terang, ya."
Luna: "Matahari sedang ingin membagi bahagianya kepada bulan, mungkin."
Lintang: "Semoga saja setiap hari matahari berbahagia. Seperti aku ingin melihat Sani bahagia setiap hari."
Luna: "Siapa Sani?"
Lintang: "Sani itu temen kecil aku dulu. Tadi aku ketemu sama dia, waktu aku beli bunga."
Luna: "Wahh, terus?"
Lintang: "Terus aku kasih deh bunganya ke dia, ha ha ha."
Luna: "Dia suka?"
Lintang: "Dia suka, katanya. Kapan-kapan aku mau belikan biji-biji bunga buat dia"
Luna: "Untuk apa?"
Lintang: "Untuk ditanam bersama lah. Merawatnya kemudian melihat mereka tumbuh. Pasti aku dan Sani senang."
Luna: "Sani dimana malam ini?"
Lintang: "Sudah terlelap mungkin. Besok pagi aku mau ajak dia jalan-jalan. Menghabiskan waktu"
Luna: "Bagus deh."
Lintang: "Sepertinya besok malam aku nggak bisa nemenin kamu, Lun. Aku ingin istirahat agar esoknya bisa bertemu Sani lagi. Kamu gapapa, kan?"
Luna: "Iya gapapa, Lintang. Salam untuk Sani, ya!"Malam itu bulan memang bersinar terang.
Seakan menamparku untuk ikutan senang.
Lintang, sahabatku. Ia menemukan rumah barunya hari ini.
Aku tetap harus menikmati malam dengan perasaan yang belum selesai.
Benar kata Lintang, semoga Matahari (Sani) harus berbahagia setiap hari, agar sinarnya sampai ke Bulan (Aku).Lintang, aku mencintaimu
Lebih panjang dari malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dongeng Kala
Short StoryBajingan! Jiwaku dibuat melankolis oleh dongengku sendiri!