When The Truth Is About To Unfold

63 1 0
                                    

SAMANTHA menoleh pada orang di sebelahnya. Ia sedikit nggak ngerti dengan apa yang dibicarakan oleh sahabat baiknya itu.

"Emm, Liv? Maksudnya apa?" tanya Samantha bingung dengan perkataan sahabatnya barusan.

Livia menghembuskan napas panjang.

"Haish.. Gini lho Sam, aku cuma nanya aja.. Kalo misalnya Jason itu Jason gimana?" jelas Liv sedikit kesal, karena Sam tidak menangkap maksudnya.

Sam hanya menatap sahabatnya itu bingung.

"Maksudnya Jason itu Jason apa?" tanyanya polos. Ia memang sama sekali tak mengerti.

"Ya maksudnya, kalo Jason, yang temen kita sekarang itu Jason yang dulu pacaran sama Jessica gimana?" kata Liv terpaksa menyebutkan nama Jessica.

Sam menggigit bibirnya. Sebenarnya ia juga mulai memikirkan tentang hal itu.

"Ya udah nggak tau Liv.. Mau gimana lagi," kata Sam pada akhirnya. Pasrah.

Livia mengangkat bahu. Lalu ia berdiri.

"Ya udah deh. Gue juga bingung." katanya pada akhirnya. Ia masih berniat menyembunyikan fakta yang diketahuinya sedikit lebih lama lagi. Meskipun itu berarti semakin menyakiti Samantha kelak. Tetapi Liv tak tahu itu.

**

"Kok diem aja sih? Kenapa?" tanya Mike pada Livia.

Nggak ada jawaban.

Mike bertanya lagi. "Hey! Kenapa sih? Lo aneh banget deh akhir-akhir ini!"

Masih hening. Liv masih saja pura-pura tidak dengar, dengan cara memasang earphone nya pada volume maximum. Meskipun ia dengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Mike barusan.

"HEI! GUE NGOMONG SAMA ORANG APA SAMA BATU NIH?!" teriak Mike pada akhirnya. Untung aja itu di ruang private cottage sewaan mereka. Coba kalo di resto ato dimana gitu. Pasti malu-maluin dah.

Liv akhirnya melepas earphone nya. Yahh gimanapun juga ketemuan private ini dia juga yang minta, jadi ya harus dia yang memulai pembicaraannya.

"Oke." katanya sambil melipat tangannya dan menatap Mike.

"Ya?"

"Gue minta tolong."

Mike langsung berdiri. Kaget. Kaget mendengar pernyataan makhluk di depannya ini barusan.

"Hah? Apa lo bilang? Tolong? Nggak salah? Demi apa lo sampe tega bilang tolong ke aku?" tanya Mike menyerocos terus.

Liv cemberut mendengar perkataan sobatnya ini barusan. Ya tapi memang sih, seumur-umur memang nggak pernah dia ngomong tolong sama Mike. Langsung main suruh aja, toh Mike nya pasti mau, jadi apa salahnya? Hohoho.

Tapi dia segera ingat pada misinya.

"Okay. Jadi gini.. Sam, itu juga udah mulai curiga kalo Jason itu Jason." jelas Liv.

Michael melongo. "Hah? Maksudnya? Jadi dia nggak tau kalo Jason yang ini itu Jason yang dulu?" tanyanya nggak percaya.

Liv mengangguk pelan. "Dan lebih baik kalo Sam nggak tahu tentang kebenaran aslinya, toh Jason juga belum ingat siapa Sam sebenarnya kan?"

Mike berpikir keras. Dia sudah terlanjur cerita banyak tentang Sam pada Jason, dan itu pasti langkah awal yang salah. Tapi mau bagaimana lagi? Maka ia hanya bisa menyetujui usul Livia itu.

**

Ombak berdebur begitu saja, membasahi kaki-kaki mungil yang berjalan di sekitar pantai itu. Entah bagaimana, pantai selalu menenangkan hatinya.

Autumn MemoriesWhere stories live. Discover now