Lagi-lagi harus kuceritakan tentang Rindu.
Tapi lain dengan kali ini.
Rinduku bukan lagi tentang dia, tapi tentang Dia.Aku rindu berkhalawat dengan Dia.
Ya, berdua saja.
Sunyi, sepi.
Tak ada bising sedikitpun yang mengganggu.
Hanya tangisan yang menghiasi kesunyian malam itu.Menangis untuk apa?
Untuk segala khilaf dan salah yang telah ku lakukan untuk segala dosa yang telah tercipta karena aku masih seringkali membangkang.
Malu rasanya,
Ketika diri penuh dosa, tapi teringat nikmat Tuhan yang selalu bertubi-tubi datang.Ya, malam itu.
Hanya sedikit saja waktunya.
Hanya sepertiga malam, yang aku rindukan.Namun, entahlah...
Cukupkah waktu yang hanya sepertiga malam untuk ku adukan segala dosa yang banyaknya melebihi buih dilautan?
Harus berapa banuak sepertiga malam yang aku perlukan?Astagfirullah...
Air mata seketika jatuh kembali ketika aku ingat lagi hal itu.
Malu sekali...
Benar-benar malu pada diri sendiri dan sang Ilahi.
Terlebih pada dosa yang harus tercipta.
Dan pada diri sendiri yang masih saja dalam proses menuju perbaikan diri dibanding dengan mereka yang sudah istiqomah, aku masih berjuang dengan hijrah.
Maka dari itu, izinkan aku Yaa Rabb.
Selama dosa ini masih ada... aku akan terus merindukan-Mu, disepertiga malam.Samarinda, 27 Maret 2018