[5] Good Boy - Mark Lee

338 44 10
                                    

And finally, I always love you, my good boy.

———

Min Ahra's PoV

"Udah, Mark! Gue geli, ih!"

Gue enggak bisa berhenti ketawa, dari tadi, Mark gelitikin kaki gue.

Setelah gue marahin dia, akhirnya dia memilih senyum cengengesan sambil nunjukin tampang polosnya. "Iya, maaf, ya."

Gue senyum, dia tuh masih Mark yang sama, Mark si cowok polos yang selalu minta maaf ke gue walaupun gak ada salah.

Hari ini malam Minggu, gue dan Mark malah enggak ada kegiatan.

Sedikit cerita tentang gue. Sekarang umur gue 25 tahun dan Mark 26 tahun. Kami udah nikah selama satu tahun. Iya, gue nikah muda.

Kenapa gue mau nikah sama Mark? Karena dia adalah Mark. Dia adalah orang dengan kepribadian yang sangat gue cintai. Terlepas dari semua kekurangannya, dia tetap jadi Mark yang selalu ada untuk gue.

Gue bahagia sama dia. Dan sekarang, gue berposisi tinggi dalam hidupnya.

Oke, fakta yang lain kita bahas kapan-kapan aja.

Sekarang, Mark yang tadinya duduk di samping gue udah pindah beralih ke depan gue. Dia masih masang wajah imutnya.

Astaga, gue bisa meleleh ini.

Sakitar sepuluh menit kami saling diam dan tatap-tatapan, gue mulai bosan, sedangkan Mark? Dia masih setia mandangin wajah gue sambil senyum.

Kan baper gue.

Gue noleh ke arah jam di dinding, baru jam 7 malam, dan kami sama sekali enggak ada kegiatan.

Gue noleh ke arah pojok, gue senyum begitu nemu gitar di sana. Dengan senyuman sok imut yang gue miliki, gue natap Mark dalam-dalam.

"Mark, ambilin itu, dong!"

Mark ngangkat alisnya, ngelihat barang yang gue tunjuk. Tanpa mengeluh, dia langsung bergegas ngambil gitar dan balik lagi duduk di depan gue.

"Sekarang apa?" tanyanya sambil natap gitar di tangannya.

Btw, kok makin ganteng, ya.

"Mark, gue mau denger lo nyanyi."

Mark membulatkan matanya yang bagi gue lucu banget. "Gue? Nyanyi?"

Gue ngangguk kecil.

"Eum ... nge-rap aja, gimana?" tawar Mark. Mark emang jago banget nge-rap, tapi gue kangen suaranya pas nyanyi.

Gue geleng kepala kuat-kuat. "Gak mau! Pokoknya harus nyanyi!"

Mark menghela napas pasrah, "Suara gue enggak enak, loh. Enggak apa-apa?"

"Ih, enak tau! Pokoknya gue mau denger lo nyanyi, titik!"

Lagi-lagi Mark menghela napas pasrah, kemudian laki-laki itu senyum kecil sambil ngangguk. "Oke, mau lagu apa?"

NCT Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang