Part 1 : The First Night

9K 173 5
                                    

(Dhyna pov)

Beberapa menit lalu akad sudah dilaksanakan. Dan sekarang aku sedang duduk termenung dikamarku sambil menatap wajahku dicermin.. disana kulihat wajahku dihiasi oleh make up dan hiasan yang sangat indah, namun itu semua tak seindah dengan perasaan dan senyum wajahku saat ini..

Kenapa? Karena aku tidak menginginkan pernikahan ini..
Semua ini ku lakukan hanya karena orangtuaku menerima lamaran dari pria yang katanya sudah mengagumiku sejak lama.. dan orang yang telah menikahiku adalah teman kelasku waktu SMA.. bukankah ini terlihat sangat canggung? Omg apa yang akan terjadi denganku selanjutnya..

Klik..
Suara knop pintu membuatku menatap kearah dimana suara itu berasal..
Dan kulihat seseorang masuk melewati pintu tersebut..

Dan itu adalah seseorang yang harus kupanggil dengan gelar my husband..

Ini adalah malam pertamaku.. apa yang harus kulakukan? Aku belum siap! Dan aku sama sekali tidak memiliki perasaan padanya

"Kau sudah makan? Setelah resepsi, ku lihat kau belum pernah makan" ucapnya

"Ah. Tidak, aku tidak lapar"

Ahh sial! Kenapa kalung ini tak bisa terbuka.. gerutuku kesal.

Hei!! Kenapa ia mendekat.. aku begitu gugup.. jangan menatapnya Dhyn.. kini tanganku beralih keanting yang sangat berat ini yang melekat ditelingaku.. dengan hati-hati aku melepasnya karena takut akan melukai kulitku..

Heii Azka berada tepat dibelakangku.. kulihat tangannya mulai beralih kearah leherku..
Perlahan ia melepas kalung tadi yang sulit ku lepaskan.. kemudian, tangannya beralih memegang tanganku kemudian meletakkannya diambang udara.. kini ia melepas anting yang melekat ditelingaku dengan sangat pelan membuatku merinding mendapat sentuhan darinya..

"Aku bisa sendiri!" Ucapku  menebas tangannya pelan..

"Baiklah"

Untunglah, kini ia sudah pergi melewati pintu yang ia masuki tadi..

Ohh.. aku harus cepat tidur sebelum ia datang.. aku melepas semua hiasan ku dengan cepat dan kemudian berjalan menuju kamar mandi..

Setelah membersihkan diri, betapa kagetku saat melihat Azka duduk disofa sambil menatapku.. dan aku hanya menggunakan handuk.. untung handuknya besar dan berbentuk baju dan dapat menutup tubuhku secara sempurna

"Kau sudah mandi?" Tanyanya memecah keheningan

"Tidak, aku habis main hujan-hujanan"

"Tapi kulihat kau baru saja keluar dari kamar mandi dan juga diluar tidak hujan"

"Tuh kau sudah tau.. tapi kau masih bertanya"

Ia hanya tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal..

"Sekarang aku akan mengganti pakaian, apa kau bisa keluar?"

"Kenapa aku harus keluar? Kau bisa berganti baju sekarang.. lagi pula aku ini suamimu jadi kau tidak perlu malu"

Mendengar hal itu membuatku menatapnya sinis..

"Baiklah. Kau tak perlu menatapku seperti itu.. kau berganti bajulah.. aku juga ingin pergi mandi" ucapnya lantas mengambil handuk kemudian beranjak kekamar mandi yang letaknya didalam kamar..

Aku pun tak menggubris perkataannya itu.. baru aku akan melepas pakaian ku

"Hei!!" Membuatku tersontak lantas ku membalikkan badan.
"Jangan tidur dulu.. tunggu aku" ucapnya sambil tersenyum dengan badan masih didalam kamar mandi sedang kepalanya  tiba-tiba muncul dibalik pintu..

Mendengar hal itu hanya membuatku menarik nafas kasar.. "Bodoh amat!"

Setelah berganti baju aku pun cepat-cepat berbaring diatas kasur, takut ia akan membahas hal-hal aneh.. menarik selimut sampai sebatas pinggang, menutup mata, kemudian berusaha untuk tidur.

Baru aku menutup mata, kudengar ia berjalan keluar dari kamar mandi dan sekarang menuju kearahku..
"Wah.. sepertinya ia sudah tidur"
Gumamnya namun aku masih bisa mendengarnya..

(Azka pov)

"Wah.. sepertinya ia sudah tidur"
Gumamku.. padahal aku ingin mengajaknya berbicara

Tapi, apa ia sungguh sudah tidur? Perasaan baru saja aku kembali dari kamar mandi..

Jangan-jangan ia hanya pura-pura tidur? Hahah Dhyna kau begitu lucu..

Aku akan menggodanya..
Aku berjalan mendekatinya kemudian berdiri dihadapannya.. ku percikkan air dari rambutku yang basah kearah wajahnya.. kulihat wajahnya.. hahah, ia belum tidur.. ia hanya pura-pura tidur..

Ku lanjutkan kejailanku..
"Baguslah ia sedang tidur.. aku akan melakukannya" ucapku keras-keras agar ia bisa mendengarnya

Kulihat wajahnya.. ia menyerngit..
"Akhh.. Istriku terlihat sangat cantik.."

"Lebih baik aku segera melakukannya sebelum ia terbangun" ucapku lagi

"Apa yang ingin kau lakukan?" Ucap Dhyna dengan suara tinggi membuatku tersontak sekaligus tertawa keras dalam hatiku. Akhirnya ia mengaku bahwa ia hanya pura-pura tidur

"Aku ingin ganti baju.. emang apa yang kau pikirkan?"

"Tidak!" Ucap Dhyna lantas kembali keposisinya semula. Wajahnya tampak memerah

Aku yakin pasti saat ini Dhyana tengah malu.

"Apa kau berpikir-"

"Tidak!! Aku tidak berpikir apa-apa! Tidurlah"

"Apa kau mengajakku tidur?"

"Huh? Tidak!! Lupakan saja!!"

Ia lantas menarik selimut hingga menutupi kepalanya..

Hahah.. Ia sangat lucu..
Setelah selesai berganti pakaian aku pun berjalan ketempat tidurku.

Aku pun lantas membaringkan diri disamping istriku..
"Hei! Jangan bungkus dirimu.. nanti kau tidak bisa bernafas.. tapi kalau kau kehabisan nafas.. aku pasti akan membantumu dengan nafas buatan" ucapku sambil menurunkan selimut yang menutupi wajahnya hingga sebatas leher.. dan wajahnya terlihat memerah.. dan itu membuatnya cantik

Hayoo!! How about my story?  Not interesting? Hmm.. Not problem.. please vote dan komend readers dibutuhkan agar author dapat memperbaiki cerita ini..

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang