Part 5 : Reunion

4K 103 3
                                    

Kini aku sudah siap dengan gaun merah yang menurutku sangat indah melekat pada tubuhku. Rambut panjangku ku sanggul hingga diriku terlihat begitu anggun bagai Ratu yang siap memasuki istana. Apa? Ada yang salah dengan ucapanku? Memuji diri sendiri tidaklah salah kan? Pokoknya iyain aja. Sepatuku berwarna senada dengan gaunku, tidak terlalu tinggi karena pasti akan tertutup oleh gaunku yang panjangnya merosot sampai ke lantai..

Sambil terus tersenyum didepan cermin aku melihat pantulan diriku dan disana juga ada Azka yang tengah berdiri menatapku beberapa menit yang lalu.

"Dhyn, You look so perfect tonight" ucapnya berjalan kearahku. Aku masih menatapnya melalui pantulan cermin. Ia juga terlihat tampan dengan setelan jas hitamnya yang rapi, tapi aku tidak perlu mengatakan langsung padanya nanti ia tambah ke-gr-an

"Thanks" Jujur saja aku merasa senang dipuji olehnya. Ini tidaklah salah bukan? Senang dipuji memang sudah jadi kuadrat wanita dan aku juga wanita.

Ia mendekat kearahku dan berhenti tepat dibelakangku. Perlahan kulihat tangannya beralih kesalah satu jepit rambutku dan melepasnya.
"Apa yang kau lakukan?" Ucapku.
Tak ada jawaban ia masih sibuk melepas beberapa lagi jepit rambutku. Ehh bukan dua atau tiga tapi kurasa ia akan melepas semuanya dan itu akan merusak tatanan rambutku.

"Hei! Kau merusak tatanan rambutku. kau tau? Aku menatanya hampir sejam" Ia tak menggubris perkataanku. Tanganku mencoba menghalau tangannya tapi ia malah mencekatku
"Tunggu sayang. Diam sebentar" Aku hanya bisa pasrah menghela nafas panjang. Apa yang akan dia lakukan? Well, Aku akan tau setelah ia selesai mengacak-acak rambutku yang sudah aku rapikan dengan penuh perasaan.

Aku hanya bisa menatapnya melalui pantulan cermin. Aku memanyunkan bibirku dan menatap diriku dicermin itu.
Rambutku sekarang sudah seperti singa. Menyebalkan. Kenapa juga aku harus patuh dengannya?

Kulihat ia mengambil sisir dan mulai menyisir rambutku yang berantakan dengan sangat pelan yah sangat pelan sampai-sampai aku tidak merasakan sakit sedikitpun sampai rambutku benar-benar kembali lurus. Ia kemudian mengambil posisi disebelah kananku lantas memakaikan jepit rambut dengan gaya sangat sederhana yaitu dengan menarik beberapa helai kebelakang kemudian dijepit kearah belakang telinga. Ia kemudian berpindah kesebelah kiriku dan melakukan hal yang sama.

"Sudah.. Jika kamu tidak suka dengan ini, kamu bisa mengubahnya asal tidak seperti yang tadi" Ucapnya berbalik hendak pergi.

"Apa bedanya dengan yang tadi?" Tanyaku. Aku tidak mengerti

Ia kembali menghampiriku, berdiri dibelakangku kemudian merapatkan tubuhnya sambil memegang kedua pundak ku.
"Punggung bajumu terlalu terbuka, aku tidak suka" Ucapnya berbisik didekat telingaku membuat darahku berdesir. Bahkan aku bisa mendengar suara hembusan nafasnya

"Aku menunggumu dibawah. 10 menit lagi kita berangkat."
Sebelum pergi, ia meninggalkan sebuah kecupan dipipiku yang seketika membuat wajahku memerah dan terasa panas.

###

"Dhyn" panggil Azka yang membuatku menoleh kearahnya yang kini sedang menyetir mobil.

"Hm?" Ucapku dengan sebelah alisku terangkat sebagai isyarat kenapa?

"Aww" pekikku saat tiba-tiba Azka menyentil jidatku.

"Hei! Apa yang kau lakukan. Itu sakit!" Protesku mengelus-elus jidatku. Apa-apaan dia! tidak ada angin tidak ada hujan main sentil aja.

"Jangan lakukan itu lagi" ucapnya

"Apa?" Ucapku dengan kening berkerut. Perasaan aku tidak pernah melakukan hal yang salah, sedari tadi aku hanya duduk diam disampingnya

"Itu tadi" ucapnya menunjuk kearah keningku.

"Apa?" Aku sama sekali tidak mengerti dan ini membuatku kesal.

"Itu tadi alismu begini-begini" ucapnya dengan sebelah tangannya menggerak-gerakkan alisnya naik turun. Sedang tangan satunya masih memegang setir mobil.

Hff.. tanganku menutup mulutku berusaha menahan tawa. Wajahnya tadi sangat lucu.

"Kenapa kamu ketawa? Apa ada yang lucu?"

"Apa kau tidak bisa menaikkan sebelah alismu seperti ini?" Ucapku mempraktekkan. Menghiraukan pertanyaannya.

Kembali ia menyentil jidatku
"Jangan lakukan itu lagi. Tidak baik kalau perempuan seperti itu"

"Eh Kenapa?" Ucapku. Hmm sekarang aku tau cara membuatnya kesal

"Pokoknya jangan! Tidak baik" Tegasnya.

"Tidak baik bagaimana?"

"Susah ngejelasinnya. Yang jelas itu membuatku kesal. Itu terlihat seperti perempuan- ah tidak. Tidak terdengar baik untuk kukatakan."

"Perempuan penggoda?"

"Jangan seperti itu lagi oke?" Dalihnya yang bisa aku tau bahwa tebakanku memang benar.

"Kalau aku mau?" Ucapku yang membuatnya terlihat kesal. Huh dia terlihat imut jika sedang kesal.

"Aku akan memberimu hukuman"

"Hukuman? Emang kamu berani menghukumku?" Ucapku enteng

"Kenapa tidak? Kamu mau lihat? Lakukan itu lagi" Tantangannya

Aku mengangkat sebelah alisku sebagai isyarat sungguh?

Tiba-tiba ia memutar setir dan berhenti dipinggir jalan.

Cup!
Ciuman lembut mendarat di bibirku seketika membuatku membeku.
Apa yang dia lakukan? Batinku.

"Do it again" ucapnya kemudian

Alisku kembali terangkat. "What?" Dengan nada menuntut.

Cup!
Kembali ciuman mendarat di bibirku dan ini lebih terasa lebih lama dari yang sebelumnya.
"Apa yang kau lakukan?" Ucapku respect mendorongnya.

"Memberimu sedikit hukuman karena tidak patuh pada suamimu."

"Itu bukan hukuman tapi modus. Dasar suami mesum! Hentai!" Ucapku mencebikkan bibir. Ia hanya tersenyum eh entah dia tersenyum atau tertawa.

###

Sepanjang perjalanan aku hanya menatap keluar jendela. Malas menatapnya.

"Kita sudah sampai" ucapnya setelah mobil berhenti.

"Aku tau" ucapku yang membuatnya tersenyum. Why he smile? Apa ada yang lucu? Entah

Kami pun berjalan beriringan memasuki restoran dan menuju ruang VIP yang telah dipesan sebelumnya. Disana sudah ada beberapa teman SMA ku dulu yang sedang santai mengobrol satu sama lain.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang