Part 4 : Jealous

4.4K 130 12
                                    

(Dhyna pov)

Aku sungguh merasa bersalah membatalkan acara belanja dengan Azka.. Ia memang selalu tersenyum padaku tapi aku tau pasti ia merasa sangat kecewa..

Aku harus minta maaf padanya, but bagaimana caranya? Yah sederhana saja aku akan ke kantornya dan mengajaknya makan siang

Ku lihat jam di pergelangan tanganku.. tinggal 45 menit lagi dan mata kuliahku akan selesai..

***

Aku bergegas turun dari taxi dan mencari dimana keberadaan Azka.. kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 11:45..

Aku celingak celinguk menatap sekitar kantor, bingung, dimana harus mencari Azka. Kalo dipikir-pikir aku begitu menyedihkan. Bagaimana tidak, seorang Istri CEO tak tau ruangan kerja suaminya.. aduhh kok aku jadi aneh gini yah? Heheh.. yah pernikahan yang tidak dilewati proses pacaran terasa sangat berbeda dari yang kubayangkan..

Aku lupa, aku harus segera mencarinya.. Baiknya aku segera bertanya dibagian pelayanan.. yah meskipun harus menahan sedikit malu karena tak tau ruangan suaminya sendiri..

Belum sampai dibagian pelayanan terdengar seseorang menegurku.
"Mbak ini istrinya pak Azka kan?" Tebak seorang wanita muda berkacamata bulat dengan postur tubuh agak lebar atau biasa disebut gendut dan pendek. Ia kemudian berjalan mendekatiku..

"Ahh iya" ucapku tersenyum kikuk. Tak tau harus bilang apa..

"Wahh.. mbak, ngk nyangka kalo saya bisa ketemu sama mbak lagi.. perkenalkan mbak nama saya Tami salah satu pegawai disini. Oia mbak maksud saya Ibu, eh bukan. Nyonya Azka, bukan-"

"Panggil Dhyna aja" ucapku tersenyum melihat tingkah lucu wanita ini yang sedari tadi ngomong panggil aku mbak mbak, emang aku penjual jamu?

"Baik. mbak Dhyna nyariin pak Azka?" Tanyanya tepat! Dan
Tuh kan dipanggil mbak lagi.. yaudah lah ngkpapa

"Iya, kamu liat?" Tanyaku

"Iya, tadi saya berpapasan.. mbak Dhyna jalan terus aja terus belok kanan" jelasnya

"Terima kasih ya Tami, aku pergi dulu" ucapku lantas melenggang pergi

Setelah beberapa menit sampailah aku didepan sebuah pintu yang kurasa tepat sesuai dengan arahan yang diberikan Tami tadi. Sebelum masuk aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan.. Apa ia akan senang? Kaget? Atauuu Akhh sudahlah lebih baik aku segera masuk.. Aku tersenyum sendiri..

Setelah setengah pintu terbuka, Oh God! aku langsung menutupnya kembali.. Aku berlari pelan menjauhi ruangan itu.. Dadaku terasa sesak.. mataku terasa panas. Seperti ada sesuatu yang menghantam dadaku dengan keras..

Apa yang ku lihat? Dia?? Tidak tidak! Aku menggelengkan kepalaku cepat.

Dengan setengah berlari aku keluar dari tempat itu.. dan memutuskan untuk duduk disebuah bangku taman.

Aku menggerutuki diriku sendiri why?? kenapa aku harus kesana? Kenapa aku harus minta maaf? Kenapa aku harus peduli? Toh aku tidak mencintainya..

"Hai!" Tegus seseorang yang membuatku sedikit tersentak.

"Azka?" Ucapku bingung.. kenapa ia ada disini dann sejak kapan?

"Iya. Kamu kok datang?" Tanyanya yang membuatku semakin kesal.. Oh jadi ia tidak suka aku datang dikantornya supaya ia bisa bebas berbuat apa saja sama perempuan lain. Damn! ingin sekali ku jitak kepalanya saat ini juga tapi tidak kulakukan.

"Emang kenapa? Kamu ngk suka? Kamu takut?" Jawabku kesel, emosi

"Loh, Takut kenapa?" Ucapnya dengan wajah seakan tak tau apa-apa. Nih orang minta ditipuk pake batu bata kali yah..

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang