4

7 2 0
                                    

Pagi ini Keisha berangkat ke sekolahnya dengan menggunakan motor matic-nya.

Ketika sampai di sekolahnya, dia langsung memarkirkan motornya diparkiran, ketika dia sedang memarkirkannya, seketika Farrel pun juga datang dan memarkirkan motornya tepat disamping motor Keisha.

"Hai Keisha, gimana gue udah ganteng gak?" tanya Farrel setelah merapikan rambutnya yang berantakan karena pakai helm.

Keisha mendengus mendengar pertanyaan dari Farrel tersebut. Keisha tidak mau menjawabnya, dan bergegas pergi.

Farrel pun mengejar Keisha, dan mensejajarkan langkahnya dengan Keisha.

"Kenapa lo malah pergi? Kan gue tadi nanya sama lo." kata Farrel.

"Gue gak mau jawab pertanyaan narsis lo." kata Keisha tetap berjalan menuju kelasnya.

Farrel pun menarik tangan Keisha, sehingga Keisha berbalik dan hampir menabrak tubuh Farrel.

"Kenapa sih lo selalu marah sama gue? Memangnya gue salah apa sama lo?" tanya Farrel terlihat serius.

Keisha pun kaget mendengar suara Farrel yang terlihat serius tersebut. Biasanya, Farrel akan berbicara tidak serius dan selalu bercanda, dan yang paling utama menurut Keisha, Farrel kalau ngomong gak pernah mikir.

"Gue marah juga karna lo. Lo selalu ganggu gue." jawab Keisha.

"Gue kan gak ganggu lo, gue cuma nanya. Gue udah ganteng atau belum. Cuma itu, pertanyaan sesederhana itu lo gak mau jawab." kata Farrel.

Keisha menghebuskan nafasnya dengan kasar.

"Ya, lo udah ganteng. Udah puas kan lo." kata Keisha. "Dan akhirnya, yang waraslah yang mengalah." kata Keisha, lalu melanjutkan perjalanannya.

***

Keisha dan Farrel pun masuk kelas bersamaan, itu bukan maunya Keisha, tapi Farrel lah yang selalu mensejajarkan langkahnya dengan Keisha, kalau dia lari kan gak mungkin, nanti dibilang orang baru lihat hantu lagi.

Keisha pun langsung duduk dibangkunya, ternyata Hayel juga udah sampai duluan, dia juga udah duduk manis di kursinya.

Sedangkan Farrel, dia keluar lagi dari kelas entah apa yang dipikirkan oleh anak tersebut.

"Kei, kok lo bisa bareng sih sampai ke kelas sama Farrel?" tanya Hayel.

"Cuma kebetulan." kata Keisha singkat.

"Gue iri deh sama lo Kei, lo bisa jalan berdampingan sama Farrel." lanjut Hayel.

"Ngapain lo harus iri, kalau mau jalan sama dia, lo bilang langsung aja sama dia." kata Keisha.

"Mana mau seorang Farrel jalan sama gue Kei. Kalau ada orang yang mau ngajak jalan, dia pasti milih-milihlah Kei, kan dia ganteng. Cewek udah banyak ngincar dia, bukan hanya seangkatan kita aja, tapi kakak kelas juga banyak tertarik sama dia Kei." kata Hayel panjang lebar.

"Ohh." kata Keisha singkat, dia memang tidak tertarik dengan bahan yang diomongin oleh Hayel, lagian apa bagusnya sih Farrel itu, mereka ngomong gitu karna tidak tau aja sifat asli Farrel itu gimana.

"Karna lo jalan bareng sama dia tadi, berarti lo termasuk orang yang beruntung Kei." lanjut Hayel, tanpa memperdulikan jawaban singkat Keisha.

"Darimana gue dapat untungnya, yang ada gue apes banget dekat sama dia." kata Keisha dan setelah itu guru yang pertama menngajar pun masuk, Keisha sangat bersyukur, karan itu Hayel tidak bisa melanjutkan perkataanya tentang Farrel lagi.

Ngomong-ngomong tentang Farrel,  dia dari tadi belum masuk ke kelas, padahal udah dari tadi pagi pergi ke kelas. Tapi kenapa Keisha harus mikirinya, nambah-nambah beban otak Keisha untuk berfikir aja, lagian kalau dia tidak masuk, kan Keisha bisa belajar dengan aman tanpa gangguan apapun.

Guru pun sudah mulai menerangkan pelajarannya, kali ini pelajarannya adalah Matematika yang diajarkan oleh buk Watra.

Ketika buk Watra sedang menerangkan, tiba-tiba datangalah si biang kerok tanpa merasa bersalah sedikitpun. Dia langsung berjalan menuju kursinya, tapi tertahan karena Buk Watra memergokinya.

"Kamu darimana aja? Bel sudah berbunyi dari tadi, kenapa kamu baru masuk kelas?" tanya Buk Watra.

"Tadi saya ke toilet sebentar buk, saya kebelet, kan kalau ditahan bisa menyebabkan penyakit buk. Saya tau ibuk bukan jurusan kedokteran, tapi ibuk pasti tau efek samping kalau kebelet itu ditahan kan buk." jawab Farrel.

"Yaudah, karna ibuk sedang baik hari ini, kamu ibuk biarkan masuk. Tapi ingat, hanya untuk sekali ini, jika kamu mengulanginya lagi, ibuk akan kasih kamu hukuman." tegas Buk Watra.

"Makasih buk, ibuk kalau baik tambah cantik deh." kata Farrel kembali menuju kursinya.

Sebelum duduk, dia menyapa Keisha terlebih dahulu.

"Selamat pagi Keisha, belajarnya yang rajin ya, biar tambah pinter. Biar anak-anak kita besok juga pintar-pintar." kata Farrel tanpa malu sedikitpun.

Mendengar perkataan Farrel yang sangat menjijikan tersebut, Keisha hanya melayangkan tatapan membunuhnya, tapi Farrel sama sekali tidak terpengaruh apalagi takut dengan tatapan membunuh Keisha tersebut.

***

Sekarang udah waktunya istirahat, seperti biasa para murid berhamburan keluar kelas bak itik yang lepas dari kandang.

"Kei, ke kantin yuk." ajak Hayel.

"Gue iyain ajalah ya, kan tadi gue juga belum sempat sarapan." Batin Keisha.

Keisha pun mengangguk, dan ikut dengan Hayel ke Kantin.

Tak perlu membutuhkan waktu yang lama, Keisha dan Hayel pun sudah sampai di kantin, suasana kantin pun sangat rame, kayaknya para murid disini gak pernah sarapan aja, sampai-sampai kantin padat kayak gini.

Terlihat Dinda melambaikan tangannya, dan Hayel pun mengajak Keisha ke tempat Dinda.

Dinda memamg sengaja pergi cepat ke kantin, agar mereka dapat tempat duduk.

Setelah memesan makanan, mereka langsung memakannya.

Tiba-tiba kantin terasa ricuh, dan Keisha tidak suka itu. Dia pun melihat kearah sumber kericuhan tersebut.

Rupanya disana sedang terjadi pembulian.

"Lihat deh disana, memangnya masih jaman ya buly kayak gitu, memang gak ada rasa kemanusiaan aja tu orang." kata Hayel.

"Pelanin suara lo Yel, nanti kalau kedengaran sama antek-anteknya." kata Dinda.

"Memangnya mereka siapa sih?" tanya Hayel.

"Dia namanya Intan, kelas dua belas. Dia itu seperti ratu disekolah ini, kayak dia yang punya sekolah aja. Dia ditakuti di sekolah ini, karna dia sering membuly orang karna hal sepele." kata Dinda menerangkan.

Keisha pun mulai panasaran, kenapa orang itu sering membuly, tapi tak pernah keluar dari sekolah.

"Memangnya gak ada yang ngelaporin dia?" tanya Keisha.

"Gak ada, kan orang pada takut sama dia, dan yang paling penting dia juga suka sama Farrel." kata Dinda.

"Benaran lo?" tanya Hayel.

"Iya, tambah susah aja orang lain dapatin Farrel, karna kalau Intan itu tau, pasti langsung di buly deh. Untung aja dia udah kelas dua belas, dan sebntar tamat." jelas Dinda.

Dan tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi, dan semua keribuyan tadi pun mulai mereda dan mereka pun mulai masuk ke kelas mereka masing-masing.

***

Yeay, bisa post lagi, walaupun udah lama bamget ya gak ngelanjutin lagi.

Saya mohon maaf, karna udah lambat kali ngelanjuti cerita ini.

Walaupun begitu jangan pernah bosan ya untuk baca cerita ku...

Jangan lupa juga untuk vote dan komennya, biar tambah semangat untuk ngelanjutin ceritanya.

Sampai ketemu di part selanjutnya
Bye-bye

Saya Adinda Lestari seorang pelajar yang masih belajar.


Let Me Be HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang