3

11 1 0
                                    

Aku memulai detensiku sesudah pulang sekolah. Aku berusaha tetap positif menaggung hukuman ini. Yaa, aku hanya disuruh bersih-bersih sekolah sampai jam 4 sore. Pekerjaanku juga terbantu oleh pekarya sekolah yang jumlahnya sangat banyak.

Sekolah elite pasti banyak pekaryanya, kan? Sebenernya untuk apa juga aku membantu mereka.

BROOOOODH BROODH

Bel pulang sekolah bagi senior kelas 3. Tapi itu juga bel tanda kebebasanku, karena senior pulang jam 4!

Yeay, aku bisa pulang sama Jimin oppa!

Aku bergegas mengembalikan alat pel, sabun pel, dan ember ke dalam janitor. Tak lupa aku membuang air comberannya ke WC terdekat. Kebetulan di lantai ini hanya Ada WC pria. Karena aku malas, aku mau buang air comberannya di sana saja. Kalau tidak salah, tadi aku sudah membersihkan WC lantai ini yang keadaannya mengenaskan. Kalian tahu sendiri kan, WC cowok joroknya seperti apa?

Aku heran. Kenapa WC cowok selalu bau pesing? Padahal mereka kan punya selang. Seharusnya buang air kecilnya lebih akurat dong. Atau mereka tidak mengarahkan selangnya ke lubang WC ya? Ihh jorse, jorok sekali.

Ditemani dengan pikiran unfaedahku tentang selang cowok, aku tanpa sadar sudah ada di depan WC cowok. Tanpa pikir panjang, aku langsung masuk.

Aku kan hanya mau membuang ini seember air comberan ini.

Tapi sepertinya aku masuk di saat yang tidak tepat.



Oops....



Ada beberapa anak cowok yang sedang baku tonjok..? 5 orang terlihat ditindas oleh 3 orang lainnnya...

Bukannya di buku siswa ada aturan tidak boleh saling pukul ya? Kalau tidak salah, ketahuan baku tonjok bisa langsung di drop out. Masa bodoh sih, bukan urusan aku.

Tapi tatapan mereka semua langsung menuju ke arahku.

"Uhm.... Hai! 👋🏻👋🏻" sapaku sok alim dan innocent. Aku langsung buru-buru membuang air comberan ke kloset dan membasuh ember tadi supaya tidak kotor-kotor amat.

Fyuh.. Mereka tidak mengejarku. Biasanya di fanfiction fanfiction lelaki berandalan semacam mereka senang sekali mencari masalah dengan semua orang, termasuk perempuan. Untunglah mereka tidak terlalu mendramatisir keadaan. Aku kan hanya mau membuang comberan di WC terdekat. Daripada aku siram ke wajah orang lain. Eh? Tapi itu juga terdengar menarik. Kekeke~

Aku melangkah cepat keluar dari WC itu.

Ah, pintu. Selangkah lagi aku sampai pintu. Biarkan aku keluar dengan selamat Tuhan...

Untungnya Tuhan mengabulkan permohonanku yang kali ini.


.... Eh tidak jadi.

Hal yang tidak aku inginkan terjadi. Yap, lenganku ditarik oleh salah seorang dari 3 orang yang tadi menyiksa 5 orang lainnya.

Aku hanya menatapnya dengan ekspresi datar, tanpa bicara apapun.😐

Duh, aku malas berurusan dengan orang yang seperti ini. Drama.  Selalu melayangkan tonjok tanpa sebab.  Selalu menarik paksa perempuan. Aku tidak perlu bersosialisasi dengan orang yang tidak jelas, jadi lebih baik aku diam saja.

Jadi aku dan cowok tadi hanya saling menatap, atau lebih tepatnya saling melongo.
°-°??

"Woy gobl*k, lo ngapain? -_-"

Barulah laki-laki tadi mengedipkan matanya dan sadar.

Heh. Dia agak bodoh juga ya.

"Eh cewe bego, lu bisu? Ngomong apa kek. Oh ya. Kalau lo berani bocorin apa yang lu liat denger barusan, gue jamin hidup lu di sekolah ini bakal HANCUR." ancam si cowok yang sok-sokan menahan lenganku tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stupid JKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang