"Felix, bangun udah pagi oi!!" Teriak Kyla sambil mendorong badan gue yang masih nempel sama meja belajar.
"Heunggh... nanti aja.."
"ITU CHANGBIN TADI BILANG MAU JEMPUT LU, UDAH SANA CEPETAN GIH SANA MANDI!!"
"LAH KOK GUE?!"
"Iya udah, cepetan. Berisik ah lo banyak nanya, kesel gue."
"Heumph, yaudah."
Gue pun berdiri dan beranjak mandi. Pas mandi, gue tiba-tiba kepikiran Changbin. Gimana gantengnya dia kalo abis mandi..
Wait, kok gue ngalantur ya? Kan gue gasuka sama dia.
Yaudah lah bodo amat, dia doang yang masih gue pikirin sampe sekarang. Lagian, misterius horror.
Abis selesai makan, gue pun ke bawah buat sarapan. Terus, gue juga...
LIAT CHANGBIN DI SAMPING TEMPAT DUDUK GUA!!
"Hng.. pagi hyung.." Sapa gue sambil benerin rambut gue yang masih berantakan.
"Pagi juga Lix, tidur nyenyak?" Ia pun tersenyum manis. And I was like..
DID HE JUST FLIRT AT ME?!
"Hemm.. begitulah.."
"Apaan, Felix tidur jam 11!" Cerocos Kyla.
"Ish, berisik banget lu." Omelku.
"Ahahaha, wajar kok. Aku juga kadang gitu."
"Oh iya Chang, aku Kyla. Yang bakal sekelas juga sama kamu heheh. Kemarin belum masuk soalnya masih sakit abis liburan sama keluarga di Hawaii hehe." Kyla pun cengengesan.
"Ah. Kyla Massie? Ya, aku juga sempat mendengar namamu tapi katanya kau izin tidak masuk. Kau dari mana..?"
"Amerika. Dan, ini adikku Samuel akan duduk di bangku kelas 10 juga."
"Ah, begitu ya..."
Aku pun hanya bisa mengunyah sambil menatap sinis ke arah Kyla. Dasar cewek, liat cogan aja langsung di pepet.
"Felix, kalo mau gebet Changbin tinggal gebet, mumpung gue ga minat nih. HEHEHEHE." Sindir Kyla.
"Apaan sih, orang enggak yeuu." Balasku yang langsung menghabiskan roti terakhir di piringku.
"Udah, berangkat gih. Nanti terlambat." Ucap Mamah yang langsung mendorong ku keluar dengan Changbin yang sudah naik di motornya.
"Iya mah, siap." Aku pun memakai jaket kulitku lalu menaiki motor model vespa baru.
"Pelukan kalo takut Lix, nanti pulang bareng lagi ya Nak Changbin." Pesan mamah.
"Iya tante, nanti saya antar ke rumah Felixnya." Ia pun tersenyum pada mamah.
Lalu, ia pun mulai mengendarai motornya.
"Hyung, kok tiba-tiba ngejemput?" Tanyaku.
"Kan kamu gak terlalu tahan sama A-" Tiba-tiba saja, Changbin pun tidak melanjutkan kalimatnya.
"Ada apa hyung? Kok ngadet?"
"Eng-enggak ada apa apa kok. Hehehe."
"Hmm yasudah.." Aku pun memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut.
Sesampainya di sekolah, banyak orang yang memperhatikan kedatangan kami di parkiran sekolah.
'Ah, bukannya dia murid baru?'
'Cepat sekali punya teman dekat.'
'Felix terlihat senang, apa laki-laki itu juga sepertinya?'
Lalu, Hyunjin yang biasa berangkat dengan Minho pun langsung menghampiriku yang baru saja turun dan melepaskan helm-nya.
"Gimana gan rasanya dianterin sama calon suami?" Tanya Hyunjin cengengesan.
"Are you crazy? Pacaran aja belom masa udah disebut calon suami?" Balasku.
"Oi, Changbin. Calon lu ngegas tuh. Peka dikit apa." Sindir Minho sambil ngakak.
"Hah apaan Min?" Changbin pun masih beres-beres sama barangnya jadi kurang denger.
"Untung ga denger." Hyunjin pun ketawa lagi.
"Mantep tu kalo denger." Tambah Minho.
"Dasar sableng. Untung temen." Gue pun mengelus dada.
"Lix, mau bareng masuknya?" Tawar Changbin.
"Nanti aja hyung. Duluan aja."
"CHANGG BAWA AJA FELIX NYAA!" Seru Minho.
"Berisik lo hyung! Duluan aja!" Gue pun membekap mulut Minho. "Berisik bat dasar."
Lalu, Changbin pun pergi ke gedung sekolah sendirian. Sementara kita menunggu personil lengkap kita seperti biasa.
"MINHOOOO!! HYUNJIN KUUU!!" Teriakan gadis itu pun membuat semua orang menoleh dan Felix menatapnya sambil cengengesan.
"Anjir nenek lampir dateng." Keluh Hyunjin.
"Duit gue gan. Kemaren 500rb dia masih ada di gue. Sialan." Tambah Minho.
Kyla pun turun dari mobil bersama Samuel lalu menghampiri aku yang masih berdiri bersama Minho dan Hyunjin.
"Hai! Selamat pagi!" Sapa Kyla semangat.
"Ha...." Balas Hyunjin sama Minho pelan.
"Minho lemes bat dah, perasaan tadi semangat. Apa karena duit 500rb Kyla belom diganti?" Celetuk gue.
Kyla pun langsung mengambil buku- tepatnya catatan utang.
"Oiya, balikin sini. Gue belom bisa beli kosmetik sama baju baru karena lu nih. Tau sendiri kalo beli merk Bourjois mahal apalagi yang ori." Tangannya pun mengadah.
"Diikhlasin aja napa Kyl, belom punya duit nih." Pinta Minho.
"Kagak ada, lo kata duitnya cuma 5rb? Kalo 5rb iya gue ikhlasin. Ini 100 kali lipat nya cuy!"
"Jangan gitu gan, Kyla kan nabungnya kenceng. Emang lo bawahnya doang kenceng." Ucap Hyunjin yang bikin gue ngakak seketika.
"Sableng dasar anak syaiton." Minho pun menjitak dahi Hyunjin.
"Jahat banget si hyung emang. Pantesan Pinky mau putus ama lu. Jahat gitu." Sindir Hyunjin.
"Ngakakin ga nih?" Tanya Kyla.
"Ngakakin dong ah, kapan lagi nistain Minho hyung pagi-pagi." Gue pun ngakak diikuti dengan Hyunjin.
Kita pun sampai lupa sama keberadaan Samuel yang agak celingak celinguk kebingungan.
"Samuel?! Itu kamu?" Tanya seorang gadis yang merupakan sekretaris OSIS itu menghampirinya.
"Ah, iya. Jeon Somi kan?" Samuel pun tersenyum.
Setelah agak lama berbicara, mereka pun izin pergi ke dalam lebih dulu.
"Bagus deh, Samuel udah punya temen. Jadi gue ga stress jagainnya." Kyla pun menghembuskan nafas.
"Heh, adek lu juga." Minho pun menjitak dahi Kyla.
"Heh gausah jitak-jitak! Balikin duit gue!" Omel Kyla.
Bosan melihat pertengkaran itu, gue pun akhirnya masuk ke dalam gedung sekolah.
"Lix, pr udah kelar?" Sapa Seungmin yang ternyata berada di sampingnya.
"Hah? Pr fisika? Udah kok." Jawab gue.
"Mau dicocokin sama gue?" Tawar Seungmin selagi mengambil buku dari lokernya.
Gue menatapnya dengan heran.
"Tumbenan nawarin. Biasanya gak. Tapi, makasih deh." Gue pun menolaknya lalu berjalan menuju kelas.
Seungmin menatap heran dari jauh. Mungkin ini pertama kalinya gue menolak tawaran darinya. Soalnya gue dulu sering maksa dia.
Toh, apa salahnya tidak mencontek untuk sekali saja? Siapa tahu dengan tekadku untuk menyalip nilai Seungmin terwujud.
-TBC-
Sorry baru bisa update lagii T.T authornya sibuk mau UN hehehe. How's the story menurut kalian? Tolong vote + comment ya!!