{1}

5 1 0
                                    


Bila memang Allah sudah menakdirkan, aku akan menerimanya
● ● ● ● ●

Hari ini sehabis dari butik aku langsung pulang ke rumah. Rasa lelah yang sekarang aku rasakan. Karena tadi di butik ada klien yang mesen ghamis untuk di buat acara lamaran. Dan ketepatan kali ini klienku orangnya agak cerewet. Ditambah lagi sekarang aku lagi puasa. Huh aku menahan emosi yang sedari tadi sudah meninggi. Dan Alhamdulillah karena kesabaran dari Allah aku tetap bisa sabar dan mengontrol emosi

Selepas pulang dari rumah pukul tiga sore aku melaksanakan kewajiban bagi kaum muslim yaitu sholat asyar. Setelah sholat asyar menyempatkan diri untuk mandi terlebih dahulu sebelum melihat senja

Aku mengenakan ghamis soreku yang bermodel putih polos dan bercorak bunga mawar dipinggangnya. Dengan menggunakan khimar yang agak panjang aku langsung turun ke bawah dan pamit ke ummi untuk melihat keindahan Allah satu ini

Ummi tau kebiasaanku saat sore yaitu melihat senja

"Ummi..." aku berlari sambil memeluk ummi, iya walaupun umurku udah tua tapi aku masih tetep manja dengan ummiku ia bagaikan bidadari tanpa sayap untukku. Ummi you are my everything

"Eh kesayangannya ummi"

"Ummi i love you"

"Love you too ananda" begitulah keseharianku jika bertemu dengan ummi

"Ummi Nissa mau lihat senja"

"Mau ditemanin sama ummi?"

"Nggak usah Nissa kan udah gede ummi" sambil aku mengrucutkan bibirku

"Terus kenapa masih meluk ummi"

"Hehe.... Nissa kangen"

"Udah ketemu setiap hari masih kangen, gimana kalo nanti udah tinggal sama suami"

Deg... ummi lagi-lagi membahas tentang bau pernikahan. Oh ummi Nissa belum mau menikah dulu. Aku belum siap

"Ya udah ummi, Nissa ke pantai dulu ya. Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

●●●●●●●

Jarak rumahku dengan pantai sekitar lima ratus meteran ya lumayan deket lah padahal sih aku bisa lihat senja dari balkon kamarku tapi rasanya beda kalo lihat di pantai. Selama aku berjalan ke pantai tetanggaku yang kebanyakan sudah mengetahui kalo aku suka lihat senja langsung beramai-ramai menyapa dan hanya aku balas dengan senyuman yang ikhlas. Orang-orang disini memang baik-baik apalagi pak Marda, orang yang selalu nyomblangin aku sama keponakannya yaitu Al Farabi. Uh pak Marda padahal udah tua tapi nggak tau diri main nyomblangin aja mentang-mentang Al keponakannya

"Assalamualaikum mbak Nissa"
Sapanya ketika melihatku

"Waalaikumsalam pak Marda"

"Mau ke pantai mbak?"

"Iya pak"

"Mau pak Marda panggilin Al biar nemenin"
Ih kan lagi-lagi selalu nggoda aku, ngapain juga bisa ketemu sama orang yang satu ini

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja Denganmu dan DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang