Nada 1

22 2 0
                                    

 

     Prangg!!

2 piring pecah tak berbentuk dilantai dapur,
"Ya ampun,Nada" Tegur Nindi,ibunya .
  Yang ditegur cengengesan "Hmmm,Maaf bun,Iya ini Nada bersihim kok" Kata Nada,kemudian berjongkok hendak memunguti pecahan pecahan piring
"Oh demi matahari dan bumi,Demi langit dan cakrawala!!Nada takutttt!!!Abis deh nada kalo ketahuan ayah,Kalo tau begini Nada gak usah bantuin bunda beresin piring!!" Batin nada memerutuki kecerobohan nya
"Sini,Bunda bantuin" Kata Nindi lembut.
 
Tak lama pintu dapur terbuka
"Apa yang pecah?" Suara itu suara itu milik Vares ayahnya Nada,
"Mmm ini yah,Piring hehe" Kata Nada sambil berdiri
"Udah bun,Biarin,Biar dia tahu apa itu tanggung jawab" Kata Vares enteng tapi menohok Nada
  Nada meneguk ludahnya,Ayahnya memang terkesan galak tapi ayahnya memang benar dia sangat ceroboh
Nindi menaruh kembali pecahan piring itu,Lalu menghampiri Nada yang mematung,Nindi hanya mengelus kepalanya singkat
Lalu berlalu bersama Vares meninggalkan dapur

    Suasana malam didapur sungguh mengerikan,Jujur Nada sangat penakut
"Huuh ayah knapa sih Disiplin nya tingkat dewa!Untung Nada sabar" Gumam Nada sambil terus memunguti pecahan pecahan piring,
Selesai membersihkan pecahan piring,Nada berlalu meninggalkan dapur,Diruang tengah Nada melihat Nindi tengah menonton televisi sendirian,
Kadang rumah sebesar istana seperti rumah Nada akan terasa kosong jika tidak ada suara bahagia dari anggota keluarga,
Nada berjalan menghampiri Nindi yang duduk disofa,Nada mendaratkan tubuhnya disofa sebelah ibunya lalu ia dengan manja menaruh kepalanya di lengan Nindi

"Gimana?Udah?" Tanya Nindi sambil mengusap lembut kepala anak semata wayang nya
"Capek bun..." Adunya dengan manja
"Kamu ini,Nanti kalo udah punya suami gimana?Gitu aja capek" Nindi melepaskan rangkulan nya lalu berpindah menarik pelan hidung mungil Nada
"Iiihhh!Kok bunda malah nyangkutin ke Sana sih?Eh tapi kan bun,Nanti kalo Nada udah gede Nada pengen punya suami yang-" Belum sempat melanjutkan ucapan nya,Nindi memotongnya
"Yang kaya yang tampan dan bisa menerima Nada apa adanya...Mmmm Bunda mah apalll"
Nada mengerjap ngerjapkan matanya,Tidak disangka Nindi begitu memperhatikan nya
"Hehe,Bunda apal banget apa yang Nada mau,Saaayang Bunda" Kata Nada sedikit nyaring agar ayahnya peka dan mau memanjakan nya seperti bundanya
"Iya Bunda juga sayang,Udah sana kamu belajar biar pinter,Biar ayah bangga sama kamu" Saran Nindi "Okeeee!!" Seru Nada
  Nada pun meninggalkan ibunya di Ruang keluarga,Dia menaiki tangga dan hendak memasuki kamarnya,Namun ketika melewati kamar ayahnya dia tak sengaja mendengar percakapan ayahnya didalam kamar ayahnya,Sepertinya ayahnya sedang bicara dengan seseorang di telpon

  "Haha,Dia?emang gua juga jijik lihatnya" Kata Vares
"Hah apa ini?Ayah ngomongin apaan?" Batin Nada,Diapun berniat mendengarkan
"Cantik?!Emang tapi gue tetep jijik!!Apaan manja amat dia sama bini gue!" Kata Vares seperti mengejek
"Hah,Manja?Bini?Kan cuma aku yang manja sama Bunda"Batin Nada,Nada sudah semakin percaya jika ayahnya sedang membicarakan nya,Matanya mulai memanas dia sangat takut jika selama ini ayahnya membencinya,
" Gue sih sebenernya males nganggap dia anak kandung"

Jlebb

Kata kata itu benar benar menohoknya,Tak terasa air matanya mulai menetes,Apakah ayahnya membencinya?

Hati Nada benar benar sedih,Dengan secepatnya dia masuk kekamar dengan air mata berlinang,Nada mengunci diri dikamar,Secepatnya dia membanting dirinya dikasur,Dia kembali mengingat apa yang ayahnya katakan
"Apa ayah membenciku?Nada salah apa?Kenapa ayah benci?" Batin Nada dihati,Dia menangis dalam diam,Hatinya serasa remuk mendengar ungkapan ayahnya,
Nada memandang jam,Sudah menunjukan pukul 19.36,Perlahan dengan air mata yang terus mengucur dia memasuki kamar mandi,Dia berwudhu untuk menenangkan pikiran nya,Bundanya selalu bilang seberat apapun masalah didunia kita harus terus mengingat tuhan,Karna Dia-lah yang bisa mengangkat masalah kita didunia

Selesai berwudhu,Nada mengambil mukenah yang tergantung dipinggir lemari,Nada memakaikan pada tubuhnya,Lalu menggelar sajadahnya
Dalam sujud pertama,Tangis Nada pecah dalam hati terus bertanya tanya mengapa ayah membencinya

                                     ------

Nada Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang