"ada apa?" tanya taeyong menjawab panggilan telefon dari ten.
Ten tau kalau taeyong berusaha menjawab panggilan telfonnya dengan nada lembut, tapi ia dapat malihat bahwa ekspresi taeyong sebenarnya malas.
"kamu dimana?"
"kantor, aku lagi meeting sama klien penting"
"...."
"ten, kalo engga ada yg penting aku tutup telfonnya."
"tidak, tunggu." sahut ten cepat. "bii-bisakah kamu ketumah?" ten berharap taeyong menyetujui ucapannya.
"aku kan udah bilang ten aku sibuk. Aku lagi meeting sm klien aku."
"tapi aku sakit tae."ucapnya lemah.
Bahkan ada isakan kecil keluar dari bibirnya."sekarang pergilah kedokter, aku tidak bisa mengantarmu" ucap taeyong lgsg menutup telfonnya.
Ten langsung menangis, ia tak kuasa menahan air matanya lagi. Padahal dengan jelas ia melihat taeyong berada dalam restauran bersama dengan gadis cantik dihadapannya. Dapat ten lihat bahwa taeyong memegang tangan gadis itu bahkan dia mengelus pipinya.
"kau bohong." ten terisak melihat taeyong sedang tertawa bersama gadis itu.
"kau bahkan melangar janjimu." air mata yang keluar pun semakin banyak.Ten teringat saat enam bulan lalu, dimana itu adalah hari anniversary mereka yang ke 2 tahun. Taeyong yang memberinya sebuah kalung dan berjanji bahwa mereka akan selalu bersama.
Flashback
Taeyong mengelus rambut ten pelan.
"jadi jangan pernah meninggalkan aku, okeyyy?"Ten menggeleng dalam dekapan taeyong.
"tidak akan, kecuali tae yang meminta."Taeyong melepas pelukan ten membuat ten merengut "aku bodoh kalau sampai meninggalkanmu" lalu ia kembali memeluk ten. "aku berjanji kita akan selalu bersama ten, kau adalah milikku selamanya."
Ten tersenyum sambil menangis, ia menangis karna ia bahagia ia merasa bahwa taeyong sangat mencintainya benar benar mencintainya.
*next or stop?