Prolog

11 3 0
                                    

Perancis, Domfront
05.30 AM

Seorang perempuan sedang merapihkan kamarnya, memasukkan barang-barang miliknya kedalam kardus yang sudah dikategorikan.

Sesekali mengeluarkan nafas berat, karena terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Ya, walaupun tidak ada teman yang bersedih karena kepergiannya.

Perempuan itu membawa kardus yang sudah terisi penuh ke lantai bawah dan dilanjutkan oleh seorang pria yang membawa kardus itu kedalam truk.

Setelah perempuan itu menyelesaikan pekerjaannya ia mulai berkeliling ke tiap ruangan sekedar mengambil foto dengan camera, lalu kembali kekamarnya.

Perempuan itu terkejut ketika melihat seorang anak laki-laki sedang memainkan ponselnya dikasurnya

"Mathis! Kembalikan!" Teriak perempuan itu sambil mengejar anak laki-laki yang mengambil ponselnya, anak itu berlari menjauh dan segera keluar dari kamarnya.

"Aaa mom lepasin!" Anak laki-laki yang bernama Mathis itu berteriak ketika telinganya ditarik seseorang wanita,

"Thanks Mom." Perempuan itu mengambil ponselnya dari wanita itu, Mom nya.

"Jangan ganggu Helie, Mathis!" Tegur mom dan melepas Mathis membiarkannya berlari kebawah, "Sudah siap Helie?" Tanya Mom,

"Ya mom" jawab perempuan itu, Helie. Ia segera mengecek ponselnya dan menarik nafas lega karena tidak ada yang aneh dari ponselnya, tetapi ada yang menggangu perasaannya ketika ada 5 kali miss call dari seseorang.

Sekarang aku bisa bebas darinya.
Gumam Helie.

Helie memiliki masa kelam semasa SMA nya, ia hanya berteman dengan buku dan laptopnya. Pernah suatu ketika ia memiliki teman, awalnya ia nyaman bahkan sempat tertarik dengan lelaki itu.

Tetapi semua berubah ketika ia hanya menginginkan tubuh Helie.

Sampai saat ia pindah sekolah pun lelaki itu tetap mengikuti Helie, akhirnya Helie nekat setelah lulus ia memilih kampus ditempat yang jauh. Akhirnya lelaki itu tak mengikuti Helie lagi, walaupun ia masih suka menghubungnya tidak jelas.

Pada akhirnya, ia benci. Bahkan ia mengambil kesimpulan bahwa semua lelaki itu sama dan berakhir dengan Phobia. Helie memastikan sesampainya di NY ia akan mengganti nomor ponselnya.

Ya, Helie akan pindah jauh ke Amerika, New York. Karena, pamannya dari keluarga dad meninggal. Dan dad diberi kepercayaan untuk melanjutkan usaha Cafe nya disana, karena paman memang tidak memiliki anak.

Disana juga Helie memiliki kenalan dari sosmed nya, ia berharap dapat berteman baik sama seperti saat di chat.

Sekarang Helie sudah dimobil bersama keluarganya kecuali kakaknya, Joshua.

Joshua belum lama ini sudah menikah dan ia yang akan menempati rumah di Perancis.

"Hey Helie, kau pikir kita pindah hanya untuk melanjutkan usaha paman Kais?" Bisik Mathis sambil menarik earphone yang ia pakai,

"Hey! Jangan ganggu aku!" Teriak Helie sambil memasang kembali earphone nya,

"Lihat saja nanti!" Teriak Mathis ditelinga Helie,

"Mathis!"

Mom yang mendengar keributan merasa terganggu,

"Mathis, kamu pindah ke depan. Biar mom yang dibelakang."

Dad pun menepikan mobilnya, Mathis dan mom bertukar tempat duduk. Dad kembali menjalankan mobilnya, Mathis yang terlihat kesal menengok kebelakang melihat Helie.

"Kau akan menikah, bodoh!" Teriak Mathis,

"Jangan konyol!" Bentak Helie, ia tidak habis pikir dengan kelakuan adiknya.

Sedangkan Dad dan Mom hanya terdiam.

WarmthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang