Ziya masih ngga percaya dengan kejadian barusan.
Apa Ziya dapet surat dari kak Andrian? trus dianter nyampe depan kelas....Wah mungkin ini yang namanya rejeki anak sholeh_eh anak sholehah Ziya kan cewek."Zi, pinjem buku kimia lo dong." Pinta Dila
"Jangan pinjemin buku lo ke dia, lebih baik buat gue aja." sambar Nadia
"Apaan sih lo." ketus Dila
"Kenapa ngga boleh." Jawab Nadia dengan senyum mengejek.
Melihat tingkah mereka membuat Ziya. Ziya, Nadia dan Dila udah berteman sejak SMP meskipun ngga pernah satu kelas sih, tapi Ziya udah anggap mereka sebagai sodara Ziya yang selalu ada buat Ziya saat senang ataupun susah. Emang sih mereka sering berantem tapi itu tidak bertahan lama, paling ngga sejam udah akur lagi.
Bel masuk telah berbunyi, sekarang kelas Ziya X mipa 2 pelajaran kimia. Kata temen-temen se-kelas Ziya sih ni pelajaran cocok buat nina bobokin mereka, tapi kalu udah ulhar bisa membunuh mereka. Eh itu kata temen Ziya, bukan berarti Ziya juga gitu. Baginya sih pelajaran Ziya banget dah, ngga tahu napa Ziya jadi suka kimia, padahal dulu kalu disuruh hafalin SPU ogah banget.
.
.
.
.
.
Bel istirahat akhirnya berbunyi, setelah 3 jam bergelut dengan kimia. Bagi Ziya sih ngga masalah tapi masalah besar bagi temen temennya, tapi kasihan juga liatnya."Alhamdulillah, akhirnya selesai juga." Teriak Yoga ketua kelas Ziya
"Kantin kuy, laper nih." Ajak Dila
"Yuk, gue juga udah ngga tahan nih butuh asupan." Sahut Nadia
"Apaan sih lebay dah lo berdua." Jawab Ziyasambil tersenyum
.
.
.
Sesampainya di kantin seperti biasa mereka memesan makanan sesuai selera kami."Zi lo mau pesen apa biar gue pesenin?" tanya Dila
"Biasa aja deh."
"Ye kenapa cuma Ziya sih yang di perhatiin, gue ngga?" sahut Nadia
"Oh iya, lupa gue, lo mau pesen apa?"
"Ah gimana sih sama cewek cantik kok lupa, dosa lo."
"Banyak omong lo buruan mau makan apa?" tanya Dila yang kini sedikit jengkel
"Haahaa santai mbak, gue ngga mau makan apa-apa."
"Yailah napa ngga ngomong dari tadi peak."
"Hee.."
Akhirnya Dila pergi memesan makanan buat kita. Tak lama kemudian Dila datang dengan pesenan mereka.
"Eh lo tau ngga kucing gue udah lahiran lagi."
"Apaan dih lo Nad, gitu aja lo ceritain ke kita ngga mutu banget dah."
"Ye ini breaking news kalian semua perlu tau."
"Gue ngga mau tau."
"Ya udah sono lo pergi." Usir Nadia pada Dila sambil melemparkan kulit kuaci yang dimakannya.
"Zi lo kok diem aja dari tadi, terus senyum-senyum lagi." Tanya Dila
"Iy betul Dil, jadi takut gue."
" "
"Zi lo gpp kan." Tanya Nadia yang kini menepuk pundak Ziya
"Eh kenapa ngga pa-pa kok gue, nanti ke rumah yuk gue mau cerita dengan lo berdua." jawab Ziya
"Eh udah buruan habiskan makanan lo, trus kita ganti baju." Perintah Nadia
"Waduh iy, habis ini kita olahraga, kok gue jadi lupa ya gara-gara Kak..." Dengan segera Ziya menutup mulutnya dengan tangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish and imajination
Teen FictionSeorang cewek yang berpenampilan apa adanya, dia suka berimajnasi dan berharap yang tinggi, hal yang selalu di harapakan pasti akan di kejarnya sampai dapat. Seperti dia mengharapkan agar bisa lebih dekat dengan cowok yang dianggapnya menjadi seoran...