First calling

6 1 0
                                    

.
.
.
Tettett

Bel pulang sekolah telah berbunyi. semua berhamburan keluar kelas, ada yang ke parkiran, ada yang ke hall untuk wifian dan banyak lagi.

Begitu juga dengan Ziya,Nadia dan Dila mereka memilih langsung ke Lab biologi, soal.A kelas mereka ada tmbahan materi dari guru biologi yang masih kurang. sebelum ke Lab mereka memutuskan untuk pergi ke musholah dulu untuk sholat karena pasti tambahan pelajaran.A lama, bukan lama nyampein materinya tapi lama nunggu guru mapel.A datang.
.
.
.
.

Setelah melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim Ziya,Nadia,Dila bergegas menuju ke lab biologi. meskipun tambahan materi baru di mulai 15 menit lagi, tapi entah apa yang membuat gadis itu suka dan betah berada di lab.

"Eh guys filing gue bu dina bakal molor lagi." Nadia kini memeragakan gaya seakan di seorang peramal

"Sok tempe lo, iy kalu bu dina udah tobat gimana, nanti kalu bu dina menjelma seperti bu estu yang selalu on time giman hayo." Dila tak mau kalah dengan ramalan Nadia

"Ngg mungkin udah gue jamin 1000% kalu bu dina bakalan ngaret."

"Serah lo, asalkan lo bahagia."

"Zi kenapa lo senyum2 ngg jelas gitu, wah gue curiga lo kesambet demit lapangan." Nadia kini menghadang langkah Ziya

"Apaan ngaco." jawab Ziya dengan senyum2 ngga jelas

Saat mereka berjalan menuju lab. tiba2 mata Ziya di dekap dari belakang.

"Astagfirullah, ih siapa sih lepasin ." Berontak Ziya mencoba mejauhkan tangan tersebut dari mata.A

sedangkan Nadia dan Dila hanya senyum2 melihat pemandangan yang sudah lama tak terjadi. Yah Nadia tahu kedekatan Ziya dengan Andrian waktu smp.

"Nad, Dil bantuin lepasin tangan ini dari mata gue." pinta Ziya pada kedua teman.A

"sorry Zi mendadak nih panggilan alam, Dil temanin gue kuy." Nadia berpura pura agar Ziya bisa berdua dengan Andrian.

Yah.. berdua itu yang dirindukan Ziya, setelah sekian lama hilang. Dan dia tidak pernah menyangka akan satu sekolah lagi dengan Andrian.

"Kamu siapa sih, lepasin gue mata gue buram nih." Pinta nadia pada Andrian yang kini senyum puas, karena berhasil menggoda Ziya.

"Kamu siapa sih."

" Lepasin ngg."

" Budek ya, lepasin gue mau ke lab biologi."

merasa tidak mendapat respon dari orang yang mendekap mata.A dari belakang, Ziya langsung menginjak kaki pelaku sampai orang tersebut mengeram kesakitan dan melepaskan tangan.A dari muka Ziya.

"Aww.. kasar banget Dek sakit nik kaki kakak." Andrian mengeluh kesakitan

"hee maaf abis.A kenapa kakak nutup mata Ziya segala." Ziya senyum tak berdosa

Melihat Andrian yang setia memegang punggung kaki.A, Ziya merasa bersalah.

"Kak Na masih sakit." sesal ziya

Mengetahui gadis yang ada di depan.A melas membuat Andrian semakin nafsu untuk menggoda.A lagi. Andrian semakin mengeram kesakitan, padahal sekarang kakinya udah tidak sakit.

"Kak ayo ke UKS ." Ajak Ziya yang melihat Andrian yang masih kesakitan

"Ayo kak Na." rengek ziya yang persis seperti anak balita yang minta di beliin mainan

melihat gadis didepan.A merengek membuat Andrian tak kuasa menahan tawanya. Akhirnya tawa Andrian pecah saat ziya semakin merengek.

"udah kakak ngga pa2 tadi cuma ekting." Andrian menjawab.A dengan enteng. mendengar jawaban itu Ziya melongo tidak paham.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wish and imajinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang