Happy reading!❤
***
“Udah deh Sal, lo bolos eskul hari ini aja. Gue lagi mager banget nih buat nemenin lo.” Salwa berjalan mudur berencana untuk memotong setiap langkah Salma yang maju ke depan.
“Kalo lo mau pulang duluan gapapa kok. Tapi lo gak akan dapet traktiran dari gue.” Salma mempercepat langkahnya dan disusul Salwa.
“Ih, jahat.” Salwa sedikit berlari agar dapat mensejajarkan langkah mereka.
“Lagian hari ini cuma setengah jam doang, gue juga udah izin sama kak Al dan dia ngebolehin.”
“Mau lo ga izin juga, Al gak bakal marah kalo lo bolos sehari doang.”
“Udah deh Wa, tunggu bentar aja. Dinda juga lagi latihan cheers.” Salma menghentikan langkahnya tatkala sudah memasuki lapangan basket sekolah mereka.
“Huh.”
“Yaudah gue mau nyamperin yang lain, lo tunggu aja di tribun.”
“Iya bawel.”
Salwa dan Salma berjalan ke tempat yang berbeda. Salma ke arah lapangan, sedangkan Salwa ke arah tribun untuk duduk sekaligus menunggu kedua sahabatnya latihan ekstrakurikuler.
Dari arah pintu masuk, tampaklah seseorang yang membuat mood nya bangkit. Ia sedikit berlari dan menghampiri lelaki itu.
“Selamat sore Alif.”
“Hm.”
“Dih, jutek banget.”
“Gue udah telat, lo bisa minggir sekarang?”
“Tenang aja, Al gak bakal marah kok. Lagian kan lo anak baru jadi ya dimaklumin sama dia.”
Alif menabrakkan bahunya dengan bahu Salwa. Ia berlari menghampiri segerombol orang yang ada di lapangan.
“Wtf.”
***
“Sori gue telat.”
“Taro tas lo disana, terus berdiri di samping gue.”
Setelah menaruh tasnya, Alif segera menghampiri teman barunya dan berdiri di sebelah kiri kapten basket a.k.a Alfarizi.
“Jadi semuanya, kita dapet member baru. Nama dia Alif, gue harap kita semua bisa kerja sama soalnya bentar lagi sekolah kita bakal ngadain tournament.”
“Hari ini kita bisa free dulu. Dan buat lo Lif, lo boleh kenalan sesama member. Kalo gitu gue mau kesana dulu.”
Alfarizi berjalan ke arah kantin untuk membeli sebotol air mineral karena tenggorokannya butuh sesuatu yang menyegarkan.
Ada satu lagi member yang belum Alif kenal, ia tahu, tapi ia belum mengenalnya secara sifat dan fisik.
“Lo Salma kan?” ucap Alif sok kenal sok dekat.
“Iya.” sahut Salma sambil mengikat rambutnya asal karena panas.
“Kenalin, gue Al—” Alif menyodorkan tangan kanannya tepat di hadapan Salma, tetapi gadis itu tidak membalas uluran tangan Alif.
“Lo Alif, gue tau, Salwa udah cerita.” Jawaban Salma di luar ekspetasi Alif. Salma menjawab dengan singkat, padat dan jelas.
“Lo gabisa kenalan secara manusiawi ya?” Alif menurunkan tangannya dan menatap Salma.