Part 2

63 10 1
                                    

Hello semua Maaf lama lanjutnya ya maklumlah gue juga punya urusan di dunia nyata:b oke nih gue lanjut Happy Reading...

________________________

Abigel menatap kian banyak kado-kadonya dengan berbinar seluruh kerabat tetangga hingga teman-teman Abigel memberinya kado dan tak lupa ucapan selamat ulang tahun dan disinilah dimana kamar Abigel yang ranjangnya penuh dengan kado-kado ulang tahunnya.

"Tunggu apa lagi ayo serbu nak" Abigel pun mendongak menatap Dandi sang papa yang tengah menyengir.

Dan dengan senang hati Abigel pun berlari kemudian melompat naik ke atas ranjangnya dan menyerbu kado-kadonya.

Dandi dan Delia pun saling menatap kemudian tersenyum menatap sang putri sematawayangnya. "Lihat mas... anak kita sangat senang aku juga ikut senang melihatnya"

Dandi pun mengangguk. "Iya, mas juga sangat senang melihat putri kecil kita amat senang" sahut Dandi yang menatap Abigel dengan tersenyum.

"Pa, ma. Yo itut Adidel uka kado" '(pa, ma. Ayo ikut Abigel buka kado)' Abigel pun menatap kedua orang tuanya dengan tersenyum menunjukkan gigi mungilnya.

Dan dengan tidak menyurutkan senyumnya Dandi dan Delia pun menghampiri Abigel dan duduk di sisinya dan mereka pun ikut serta membuka kado-kado Abigel.

~=~=~=~
Pukul 01.00AM

Tepat di tengah malam nan sunyi itu seorang gadis kecil terbangun dari tidurnya.

Abigel. Ya! Gadis kecil nan menggemaskan ini terbangun dari tidurnya dikarenakan sesuatu mengganggu pendengarannya hingga tidurnya terusik apa itu ?

"Eum..." Abigel pun mengucek-ngucek matanya kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh arah ruangan kamarnya.

Walau Abigel masih kecil masih umur 2 tahun tapi ia tidak mau tidur bersama dengan orang tuanya menurutnya ia lebih nyenyak bila tidur sendiri dari pada bertiga dengan orang tuanya.

Suara tadi yang mengganggu tidur Abigel pun kembali terdengar seperti suara sesuatu yang menyeret lantai.

Sreett... sreeett... sreeett...

Abigel pun menoleh ke arah asal suara tadi. "Tamu ciapa ?" Tanyanya entah pada siapa.

Sreett... sreett... sreett...

"Tamu jelek cekali" dengan bahasa cadelnya Abigel pun terus bersuara dan bertanya namun sesuatu yang diberinya pertanyaan hanya diam dan terus berjalan mendekati Abigel dengan tangan kanannya menyeret boneka Taddy  berukuran lumayan besar.

Seeorang bocah kecil, Salah! Bukan seorang melainkan makhluk bocah kecil berpakaian kucel memakai pakaian berwarna putih panjang selutut dan tanpa lengan warna putih pakaianya bukanlah putih bersih melainkan putih dengan dipenuhi berwarna merah yaitu darah banyak bekas luka seperti luka cambuk di sekitar lengan, kaki dan bagian punggung pakaiannya yg robek ada juga bekas luka melingkar di bagian leher bocah tersebut.

Bocah itu yang kemungkinan seumuran dengan Abigel terus berjalan mendekati Abigel dan perlahan naik ke atas ranjang Abigel. Bocah tersebut berdiri di hadapan Abigel yang duduk di atas kasurnya dengan menatap makhluk bocah itu aneh.

"Boleh aku berteman denganmu ?" Tanya makhluk bocah menyeramkan itu dengan sebagian wajahnya yang tertutup rambut.

"Cemua olang boleh belteman denan adidel, acal olang itu aik!"
"(Semua orang boleh berteman dengan Abigel, asal orang itu baik!)" Sahut Abigel tanpa rasa takut bahwa ia tengah berbicara dengan makhluk sakral.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang