Gue gadis 15 th bernama Adinda Qurrota'aini, gue bukan berasal dari keluarga yang sederhana, bahkan bisa dibilang keluarga yang tak mampu, tinggal disebuah kontrakan kecil, gue 2 bersaudara, kakak kelas 3 sma , ayah buka bengkel dan bunda hanya jual roti kecil kecilan.
Gue sekolah di SMA Negeri Angkasa, dimana disana terdapat dua golongan, yang pertama anak turunan bangsawan yang mengandalkan uang, dan kedua anak golongan anak pintar yang mengandalkan beasiswa, tentulah kalian tau gue masuk golongan yang mana. Anak yang selalu ketakutan kalau beasiswanya dicabut dan tak mampu bersekolah lagi, gue bersyukur dikaruniai otak yang pintar dan bisa masuk sekolah gratis, tak membebani ayah dan bunda.
Mimpi?
.
.
.Apa ya...
Bukannya tak punya, beharap saja sepertinya tak boleh, bahkan bermimpi bisa masuk kuliah saja aku tak sanggup, tetapi dibalik semua mimpi yang kusembunyikan terlalu besar, bukankah boleh bermimpi setinggi tingginya.
Cita cita?
.
.
.
Setiap pertanyaan yang dilontarkan seseorang tak pernah ku jawab sama.Sebenarnya apa keinginanku?
Ingin menjadi apakah aku ini?Ada satu cita cita yang sebenarnya, ketika Melihat bunda yang sering sekali masuk rumah sakit, ingin sekali menjadi dokter, biar aku bisa menjaganya, tapi bukankah itu mustahil, buat makan sehari hari aja susah, terus gimana buat bayar kuliah kedokteran?
Udah segitu aja pengenalannya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamer
Teen FictionSeorang gadis sederhana yang memiliki angan-angan setinggi langit. Akankah dia bisa menggapainya? Akankah dia berusaha keras? Akankah dia terus berjuang walaupun ribuan rintangan menghadang? . . . Ataukah dia harus kalah dengan keadaan?