Thank You, Brownies

340 28 6
                                    

Nichol memejamkan mata dan mengangguk-anggukkan kepalanya, sesekali ia bersenandung kecil mengikuti lagu yang ia dengar dari earphone yang setia menempel ditelinganya. Sesuai janjinya pada Starla, Nichol menunggu diparkiran sekolah. Saat ia ke kelas Starla ia melihat Starla sedang piket. Jadi, dia memutuskan untuk menunggu diparkiran.

"Hai Nic!" Sapaan dari seseorang membuat Nichol membuka matanya. Ia dapat mendengar sapaan dari orang itu karena volume musik yang ia setel tidak terlalu kencang.

Saat mengetahui siapa lawan bicaranya, Nichol memasang tampang datar. Sementara lawan bicaranya tersenyum lebar. "Nic, gue bareng lo ya? Gue juga pengen mampir ke rumah lo. Kangen tante Ira, hehe." Bianca menarik-narik lengan Nichol. Nichol yang risih segera menepis tangan Bianca.

"Lo bisa nggak sih, nggak ganggu gue?" Bianca tersenyum kecut mendengar ucapan Nichol. Bianca merasa bahwa Nichol benar-benar tidak mengharapkan kehadirannya.

"Nic, lo kenapa sih? Kenapa lo jauhin gue? Apa salah gue? Dan siapa cewek yang di kantin tadi?" Nichol ingin sekali menyumpal mulut Bianca dengan kaus kaki milik Ojan yang bau nya bikin istighfar berkali-kali. Ia benar-benar muak dengan rentetan pertanyaan dari Bianca.

"Bi, situasi sekarang udah beda. Lo nggak usah deket-deket gue lagi." Nichol menatap Bianca dengan intens. Rasanya aneh setelah 2 tahun tidak menatap manik Bianca.

"Kenapa Nic? Gue suka sama lo dan lo tau itu. Apa nggak ada ruang di hati lo untuk gue?" Lirih Bianca sambil menundukkan kepalanya. Nichol menghembuskan nafas kasar.

"Nggak bisa, Bi." Jawab Nichol dengan datar. Bianca merasakan sesak di dadanya. Rasanya sangat sakit saat orang yang kita cintai meminta kita menjauhinya. Bianca tak kuasa menahan sesuatu yang bening dari pelupuk matanya.

Nichol sadar apa yang diucapkannya tentu saja menyakiti Bianca. Nichol sebenarnya tidak tega pada Bianca. Tetapi ia bisa apa? Egonya yang menyuruh ia melakukan itu.
"Gue duluan." Itu adalah kata terakhir yang Nichol ucapkan setelah ia benar-benar lenyap dari pandangan Bianca.

Bianca mengusap air matanya dengan kasar. "Gue cinta lo Nic, gue sayang lo. Nggak akan gue biarin siapapun yang mendapatkan lo kecuali gue. Karena lo diciptakan untuk gue Nic, hanya untuk gue." Bianca tersenyum miring lalu segera menuju parkiran mobil.

***

NicholChandra : La, gue nunggu di pos satpam.

StarlaDavinia : Loh? Tadi bukannya mau nunggu diparkiran?

NicholChandra : Nggak jadi:v enakan di pos satpam bisa sambil ngopi-ngopi😁

StarlaDavinia : Terserah deh😑

Starla segera memasukkan ponselnya kedalam saku rok nya. Ia segera berjalan keluar kelas. Untungnya, saat ia menerima pesan dari Nichol, ia baru saja keluar kelas. Tak lama ia melihat Nichol yang sedang mengobrol dengan satpam sekolah dan mengopi bersama. Dengan langkah cepat Starla menghampiri Nichol.

"Nic," panggilan dari Starla membuat Nichol menoleh dan menaruh gelas yang ada ditangannya. Sebelum menghampiri Starla, ia berpamitan pada satpam dipanggil dengan sebutan 'Leonardo Dicaprio'. Katanya sih panggilan kesayangan dari Nichol yang tampan. Nichol menghampiri Starla lalu menampilkan senyum yang lebar.

"Sorry ya Nic. Lo pasti nunggu lama ya?" Ujar Starla dengan nada bersalah.

"Gapapa kok. Nungguin lo buka hati buat gue juga gue sanggup." Balas Nichol disertai dengan cengiran andalannya. Starla menatap Nichol lama, ia berusaha mencerna kata-kata yang keluar dari mulut Nichol. Saat mengerti apa yang dikatakan Nichol, pipi Starla terasa panas. Ia sendiri bingung, mengapa saat bersama Nichol ia selalu merasa aneh?

STARLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang