Dare

730 68 23
                                    

   Magic is might

   Severus Snape merasa seluruh rekan kerjanya bersengkongkol untuk membuat hidupnya merana. Di bangunkan dengan gedoran keras di pintu di hari libur di mana seharusnya dia bisa tidur sampai siang dan di hadapkan oleh senyum manis penuh konspirasi dari professor Mcgonagall dan professor Dombledore, dan kemudian di paksa mengikuti permainan anak anak muggle aneh bernama 'truth or dare'.

   Ini jelas tidak akan pernah menjadi pilihannya dalam menjalani hari. Dia akan memilih tidur atau menyeduh ramuan di lab pribadinya. Atau mungkin membaca. Apapun. Dia punya segudang kegiatan lain untuk di habiskan di musim dingin. Pada saat liburan natal di mana para anak anak tak berotak itu tidak bisa mengganggu harinya dengan kelakuan konyol mereka. Dan jelas. Bermain permainan muggle bukan salah satunya.

   "Truth or dare!" Mcgonagall tersenyum lebar kepada rekannya.

   Severus menghela nafas dalan hati. Mengutuki kepala botol yang terarah padanya. Sementara wajahnya menampilkan ekpresi blank.

    "Dare" jawabnya dingin. Kembali menyumpah dalam hati ketika senyum Mcgonagall melebar. Semakin lebar senyum wanita kucing itu, semakin mengerikan jadinya. Dia dan rekan kerjanya yang lain pasti sudah merencanakan ini untuk merusak harinya.
Dan Albus Dombledore, sang kepala Hogwarts yang seharusnya bersikap bijaksana dengan... mungkin, menyuruh staff nya untuk menyiapkan materi selesai liburan atau apalah, malah tersenyum bahagia dan mengatakan bahwa sekali kali hidup harus di nikmati. Dan dari mana tempat paling baik untuk belajar menikmati hidup jika bukan anak kecil? Lihat anak anak kecil itu, mereka mampu tertawa lepas di tengah badai masalah!

   Severus mendengus. Jika ada orang dewasa tertawa lepas di tengah badai masalah, orang itu harus segera di bawa ke  st mungo. Severus menyumpahi kepala sekolahnya dengan umpatan yang hanya berani dia ucapkan dalam hati.

   "Good, severus! Kau benar benar gentleman!" Mcgonagall tersenyum riang. Jelas sekali menyukai pilihan Severus. Seakan Severus akan memilih 'truth' saja. Terlalu banyak rahasia yang ia pendam. Dan dengan veritaserum di tengah tengah mereka, -buatan dia sendiri!-, mereka bisa menanyakan apapun dan dia tidak akan mampu menyembunyikan jawabannya.

  "Ayo Minerva, apa tantangan mu untuk professor ramuan kita tercinta ini?" Flitwick bertanya geli. Tau Severus tak bisa berkutik. Professor Sprout, madam Hooch, Hagrid, Professor Vector, dan Professor Sinistra, memandangnya antusias. Sementara itu, kepala sekolah tercinta bersenandung entah lagu apa.

  "Well..."  Mata Mcgonagall menerawang. Senyumnya berubah menjadi senyum jahil. "Aku ingin kau ber apparate ke depan Diagon Alley dan berjalan ke arah sebelah kanan selama lima belas menit. Lalu ber apparate lagi ke depan Diagon Alley dan berjalan ke arah sebelah kiri selama lima belas menit. Kau harus memakai baju muggle biasa tanpa mantel dan tidak boleh memakai mantra penghangat"

   "Itu bukan satu permintaan" Severus protes. Tentunya dengan wajah tanpa ekpresi. Walaupun dalam hati ia kesal. Biar bagaimanapun berjalan tanpa mantel atau mantera penghangat di musim dingin di mana salju bertebaran di mana mana jelas sebuah penyiksaan.

   "Itu satu Severus. Aku hanya menjelaskan detail nya" Mcgonagall menyeringai. Hampir mirip Slytherin jika bukan karena matanya yang berkilat kilat geli.

   "Baiklah" Severus berdiri. Mentrasfigurasikan jubahnya menjadi baju muggle. Celana hitam panjang dan kemeja hitam panjang. Dia lumayan tau fashion muggle karena ayahnya muggle. Walaupun muggle pasti mengira dia akan atau selesai dari pemakaman dengan baju hitam hitam begini.

   "Ah Severus, tongkatmu?"

   Demi kucing Merlin yang beranak tiga! Severus mendelik ke arah Dombledore yang menatapnya tanpa dosa, meminta tongkat sihirnya. Tidak ada satu pun hal yang akan membuatnya menyerahkan tongkat sihirnya ke tangan orang lain. Tidak satu pun!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

magic is mightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang