PARTY

228 40 0
                                    

Felix menatap Changbin dengan tajam melalui cermin dihadapannya lalu ia menghidupkan keran air di wastafel tersebut dan membuang rokok yang tinggal setengah itu ke genangan air yang ia timbulkan lalu beralih ke minuman kaleng yang ada di samping wastafel dan meminumnya.

"Maafkan aku baby, aku mengaku salah karena telah berbuat seperti itu. Dan aku janji tidak akan membiarkan mereka mendekati ku lagi. Pegang janji ku baby" ucap Changbin.

Sebenarnya Changbin sudah berkata dengan sungguh-sungguh tapi memang dasarnya Felix sedang emosi ia hanya melihat Changbin dari pantulan kaca.

"Aku milik mu sayang percayalah. Mereka tidak pernah sekalipun ku anggap sebagai hal yang berarti, karena kau lebih sempurna daripada mereka baby"


Alih-alih menjawab Felix malah melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu, saat ia lewat dihadapan Changbin tangannya di cegat lalu tubuhnya di dorong hingga membentur dinding.

"Akhh lep- Hmpfftt.. hmmpfft"


Changbin mencium kasar bibir cherry milik Felix dan menahan kedua tangan Felix di belakang tubuh Felix dengan tangan kirinya dan menangkup pipi Felix dengan tangan kanannya.


Changbin terus memperdalam ciumannya dan tidak memberi kesempatan pada Felix untuk sekedar bernafas, ia terus melumat bibir manis itu dengan sesekali memutar kepalanya ke kanan dan kekiri untuk mendapatkan posisi yang sempurna untuk mengeksplor semua yang tertangkap oleh lidahnya yang mulai memaksa agar Felix membuka mulutnya.


"Enghh! Cuk- mphh up!"


Walaupun Felix sudah melawan dan berusaha menjauhkan Changbin dari tubuhnya namun, namja di depannya ini tetap saja menghabisi bibirnya.



"BRENGSEK!!" umpat Felix.



Bugh..!




Felix meninju rahang Changbin dengan sangat kuat lalu pergi meninggalkan Changbin yang terjatuh sambil menyapu darah yang keluar dari sudut bibirnya.

"Bodoh! Seharusnya aku tidak mengkasarinya" ucap Changbin pelan.








Felix langsung pergi meninggalkan gedung itu dan menggunakan masker serta topi berwarna hitam agar tak ada yang mengenalinya.
Saat sampai di parkiran Felix langsung masuk ke mobil Mercy merahnya dan menancap gas secepat mungkin lalu meninggalkan pekarangan sekolah dan seorang namja yang menatap kepergian mobil merah itu dengan tatapan menyesalnya.

"Baby..." Ucap Changbin.













Cklek..BAM!!








Felix membanting pintu kamarnya dengan air mata yang membanjiri wajah manisnya. Walaupun air matanya terus berjatuhan wajahnya tak sekalipun melepaskan ekspresi datarnya. Felix menangis dalam diam, ia membuka topi dan maskernya lalu beranjak ke kamar mandi untuk menyegarkan pikiran dan tubuhnya.


"Tuan muda, tuan Changbin terus menanyakan anda. Dia ada di depan sekarang. Apa yang harus saya lakukan tuan?" Ucap salah satu pelayan.

Felix yang mendengar pelayan yang berbicara di depan pintu yang masih tertutup itu menyebut nama Changbin hanya melirik pintu itu sekilas lalu ia menyambar ponsel di atas nakas dan menghubungi seseorang.



"Paman, jangan biarkan Changbin masuk. Usir dia"

Felix langsung mengakhiri panggilan kepada salah satu penjaga yang bertugas lalu menghubungi nomor lainnya.

I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang