Hari ini, tepat 1 minggu sebelum ujian kelulusan. Tepat hari ini juga 3 minggu sebelum debut kami. Aku harus belajar ekstra dan latihan ekstra untuk keduanya. Kami sudah menyelesaikan rekaman lagu, hanya tinggal rekaman MV, photoshoot (lagi, padahal udh di cicil), rekaman video promosi dan latihan koreografi.
Aku bangun hari ini, dan yah... aku akan melakukan kegiatan pagiku seperti biasa, persiapan sekolah.
"Oenni! Aku berangkat!" teriakku dari bawah
"seara-ya!" panggil Sora-oennie
"wae?" tanyaku
"kau benar-benar tidak ingin diantar lagi hari ini? Berangkatlah sekolah bersama kami" Tanyanya
"anniyo, nan gwencanhayo oennie. Bye" ujarku sambil berlari meninggalkan dorm.
Aku berlari hingga halte bus terdekat. Sambil menunggu bus datang aku duduk di kursi yang telah di sediakan. Ponselku bergetar, ternyata ada pesan dari meneger
Meneger Soyeol: seara-ya... jangan lupa dengarkan lagu-lagu yang akan kalian debutkan. Sekerang kau sudah jarang berlatih, aku tau kau akan ujian tapi perhatikan juga grupmu. FIGHTING uri seara!!!!
Saera: Ne...
Aku melaksanakan apa yang diperintahkan, aku meletakkan haedsetku ke telinga, yang sebelumnya melingkar di leherku. Aku mencari dan memutar lagu yang akan kami debutkan.
Ketika busnya sudah datang, aku menaikinya dan duduk di salah satu kursi dekat jendela. Ada seorang cowok yang duduk di sebelahku, dia menggunakan seragam SOPA, tapi anehnya dia menutup wajahnya dengan masker, kacamata dan topi. Aku tidak mempedulikannya, dan kembali menatap ke luar jendela sambil mengenakan headsetku.
Setelah sampai di halte dekat sekolah aku langsung bangkit dari dudukku,
"permisi..." pintaku, tapi orang itu hanya menatapku tanpa menggeser kakinya sedikitpun
"permisi saya harus turun di halte ini" ujarku lagi, seperti orang yang baru tersadar dari lamunan dia langsung menggeser kakinya membiarkan aku lewat.
Setelah orang itu memberikan jalan aku langsung keluar dari bus dan berjalan menuju sekolah.
Sesampainya di kelas, aku langsung duduk di kursiku dan membuka buku. Tiba-tiba,
"ya! Kim seara!" panggil seorang cewek, aku langsung menolehnya. Ternyata Eunwoo, dia mendatangiku sambil berlari, diikuti oleh Joenwoo dan Hyunbin yang berjalan dengan santainya.
"wae?" tanyaku polos
"hentikan, kau perlu medinginkan pikiranmu" jawab Eunwoo sambil menarik buku dari mejaku.
"terus, apa yang harus aku lakukan? Sebentar lagi kita akan ujian" tanyaku
"lihatlah aku, aku masih tenang saera. Kita berempat selalu menempati 5 besar di sekolah. Santailah sedikit" jawab Eunwoo, ketika Jeonwoo dan Hyunbin datang
"iya, mungkin kita harus sedikit refreshing?" usul Hyunbin
"bagaimana kalau besok kita jalan-jalan?" usul Jeonwoo
"belanja?" sambar Eunwoo
"baiklah, besok kita akan jalan-jalan. Tapi, kembalikan bukuku sekarang!" pintaku
"ambil jika kau bisa" ujar Eunwoo sambil berlari menjauh
"YA!" teriakku, aku mengejar Eunwoo tapi,
"Hyunbin!" teriak Eunwoo kepada Hyunbin sambil melemparkan buku itu kepada Hyunbin, ketika aku sudah beralih mengejar Hyunbin,
"Jeonwoo!" teriak Hyunbin kepada Jeonwoo sambil melemparkan bukuku lagi, aku mengejar Jeonwoo.
Tiba-tiba, bruk! Badanku menabrak Jeonwoo, dia menolongku berdiri. Ketika itu aku berusaha mengambil kesempatan untuk mengambil bukuku, tapi dia melemparnya kearah Hyunbin.
"YA! CHOI JEONWOO!" teriakku
"saera-ya, gerakanmu terlalu lambat. Mungkin kau tidak pantas untuk menjadi idol atau penari" kritiknya
"Choi Jeonwoo! suatu saat kau akan menyesal telah mengataiku!" ancamku sambil mengejarnya
"Mianhae! Mianhae! Mianhae!" pintanya
Aku tetap mengejarnya mengelilingi kelas, sampai bel berbunyi dan wali kelas kami masuk. Aku segera duduk, dan Eunwoo mengembalikan bukuku dalam keadaan sempurna, lalu duduk di tempatnya.
Saat jam istirahat, aku pergi ke lapangan sambil membawa bukuku. Aku duduk di salah satu bangku bawah pohon yang rindang. Aku mengerjakan soal dan mendengarkan lagu untuk debutku. Suasana di sini sangat nyaman untuk belajar, dan melihat yang bermain di lapangan.
Tiba-tiba, ada yang menempelkan minuman kaleng dingin di pipiku, otomatis aku langsung menoleh
"kau sedang belajar?" Tanya Jeonwoo, dia memberikan minuman dingin itu untukku lalu duduk di sampingku
"bagaimana menurutmu?" tanyaku balik
"mau ku temani?" tawar Jeonwoo
"boleh. Tapi, mana yang lain?" tanyaku mengagnti topik
"itu. Tadi, Hyunbin membuka sodanya dan tidak sengaja kena jas Eunwoo, lalu dia marah dan berakhir mereka kejar-kejaran" jelasnya dengan singkat
"Owh" jawabku hanya meng-O kan
Aku melanjutkan mengerjakan soal yang ada di buku, tapi Jeonwoo diam saja.
"Jeonwoo-ya..." panggilku, dan aku berhasil memergokinya memandangiku.
"apa ada sesuatu di wajahku?" tanyaku
"tidak, hanya saja aku merasa kau cantik hari ini" jawabnya
"jadi, biasanya aku jelek? Gitu? Ha?" protesku sambil memukulinya dengan buku
"mianhae, tidak kau cantik setiap hari" hindarnya
"jelas aku cantik, jika tidak aku tidak akan jadi visual" gumamku
"kau bilang apa?" tanyanya
"tidak, aku hanya bergumam" jelasku
Aku kembali fokus pada bukuku. Tak berapa lama kemudian Eunwoo dan Hyunbin menghampiri.
"apa yang kalian lakukan saat kita tidak ada?" Tanya Eunwoo
"bagaimana kita akan melakukan sesuatu, jika dia terus melihat bukunya" jelas Jeonwoo
"tidak, aku sempat melihatmukan tadi?" ujarku membela
"ya, hanya sebentar"tambahnya
"sudah terserah, aku akan kembali ke kelas. Ini sudah hampir waktu masuk" ujarku meninggalkan mereka.
Aku berjalan menuju kelas dengan santai sambil mendengarkan lagu dan mengingat koreografi dari lagu-lagu itu. Jujur ini sangat melelahkan, aku harus menyembunyikan identitaku yang sebenarnya bahkan pada teman-teman terdekatku.
YOU ARE READING
A Heart That Chooses
FanfictionKisah seorang remaja yang belum pernah mengalami JATUH CINTA. Dia harus bisa memahami rasa cinta. Dia juga harus bisa membedakan Cinta dan Membutuhkan. Pada saat itu juga, dia harus memilih