Hari ini hari pertama Ku sekolah di jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA Bakti yang sama dengan sekolahnya Angga. Setelah melalui semua tes dan sudah melengkapi syarat pendaftaran aku pun diterima di sekolah itu.
Paginya aku sudah rapi dengan pakaian sekolah baru dan bersiap untuk turun kebawah untuk sarapan pagi bersama. Aku pun menuruni tangga dengan perlahan dan langsung duduk di sebelah Angga tanpa menoleh sedikitpun.
Disana sudah ada Sherly mama ku, Akbar papah tiri ku dan Angga. Dev? Sebenarnya Dev bukan anggota keluarga, namun sudah dari dulu aku mengaggap bang Dev sebagai kakak angkat ku sendiri, tetapi kami tidak serumah. Mamah pun sudah menganggap bang Dev sebagai anak angkatnya sendiri.
"Cantiknya anak mama" puji mamah. Pastinya dong. Aku pun hanya tersenyum lalu melanjutkan mengoles selainya ke roti.
"Kamu berangkatnya bareng Angga ya, dan akan selalu gitu" kata Akbar dengan antusias.
'Uhuk' seketika aku tersedak mendengar perintah papah. Seperti sangat terkejut padahal seharusnya biasa saja.
"Kamu kenapa" tanya mamah.
"Nothing, mom"
Aku beranjak dari tempat makan dan berdiri lalu mencium pipi kedua orang tua ku lalu pergi terlebih dahulu menuju teras.
* * *
"Stop" aku memerintahkan agar Angga segera menghentikkan mobilnya di depan komplek.
"Gue akan turun disini lalu naik taksi"
"What!, what do you mean?"
"Kak Angga yang kusayang" kata ku penuh dengan penekanan sambil tersenyum miris seperti layaknya psychopat mempermainkan mangsanya.
"Gue ngga akan malu-maluin lo kok! Gue ngga akan ngebuat lo malu, hanya karna orang-orang liat lo bawa gue ke sekolah di hari pertama gue. Gue takutnya orang akan berfikir kalo gue adalah adik lo, thanks tumpangannya"
Angga diam masih tidak menyangka sambil melihat aku yang menyetop sebuah taksi.
Para anggota MOS SMA BAKTI tahun 2018/2019 harap berkumpul di aula sekolah.
Aku dengan santainya berjalan menuju ke aula sementara yang lain berlari-lari agar tidak menjadi yang terbelakang.
"Hey kamu!" Panggil seseorang dibelakang
Aku tetap berjalan dengan santainya karna aku tidak merasa kalau yang dipanggil itu adalah aku."Hey kamu yang rambutnya di kuncir kuda yang jalannya santai banget"
Aku berhenti sebentar aku melihat sekeliling, hanya aku yang rambutnya di kuncir kuda dan jalannya santai. Aku menoleh kebelakang sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Saya"
"Bukan, noh bapa yang ada di depan. Ya jelas lo lah!"
"Apa?"
"Lo kenapa santai banget, ngga kaya yang lain lari-lari, waah lo belagu banget ya."
"Baru anak baru sudah belagu gimana nantinya" kata salah seorang temannya
Aku masih diam menatap datar 3 pria kutu kupret yang ada di depan ku.
"Lo tau ngga kita siapa? Kita ini kakak MOS yang akan ngebimbing kalian semua" jelas seseorang yang bisa dilihat mungkin yang paling belagu di antara yang lain.
"Yang penting gue nyampe kan, dan gue ngga nanya kalian siapa" aku berlalu melewati 3 pria tersebut dan alhasil aku dapat barisan paling belakang.
"cek cek 1 1"
"Assalamualaikum. Perkenalkan nama bapak, Muhammad Mukmin, kalian boleh panggil bapak Imin saja. Oke langsung saja tujuan diadakannya MOS ini adalah untuk membuat kalian lebih tau tata letak tentang sekolah ini, pada tugas ini saya selaku ketua panitia MOS SMA BAKTI tahun ajaran 2018/2019 memberikan tugas kepada seluruh peserta didik baru untuk membuat makalah tentang sekolah ini, kalian boleh bertanya kepada kakak pembimbing MOS yang berbaris disekitar kalian untuk bertanya lebih lanjut. Kakak pembimbing MOS ini akan memandu kalian menyusuri kawasan SMA BAKTI dan tugasnya akan dimulai dari sekarang. Sekian dari saya Wassalam.Segera setelah itu para siswa dan siswi berhamburan kemana-mana untuk memulai tugasnya. Ada yang langsung bertanya kepada kakak pembimbingnya karena cakep-cakep ada yang langsung menyusuri kawasan.
Aku terlebih dahulu mengambil buku dan pen dalam tas dan menaruh tas di tempat yang sudah disediakan.
Aku melihat sekeliling dia ingin mencari tempat yang sepi, aku tidak terlalu suka keramaian jadi tempat yang sepi adalah koridor tempat guru-guru dan ruang kepala sekolah.
Aku mulai mencatat fungsi, letak, tempat, dan banyak lagi tentang ruang guru. Aku terus berjalan sambil berkonsentrasi dengan pikiran untuk membuat kata-kata yang tepat. Sambil berjalan sambil menulis, aku melihat Angga keluar dari ruang kepsek, remang-remang aku mendengar.
"Habis ini saya serahkan pada kamu ya nak, saya percayakan semuanya pada kamu" Angga hanya mengangguk dan tidak sengaja melihat akj yang menatapnya. Aku hanya diam tanpa ekspresi dan langsung melanjutkan mencatat.
Dari jauh aku mendengar suara derap kaki yang semakin lama semakin dekat kepadaku.
"Kalo lo mau tau lebih, lo bisa tanya sama gue"
Halah sejak kapan dia baik begini.
Akupun hanya menatapnya datar lalu mengangguk dan berlalu sambil mencatat.2 jam sudah berlalu capek banget ni kaki jalan kemana-mana, buku pun sudah banyak catatannya. Kurasa ini sudah cukup, aku pun duduk di bawah pohon sambil memasukkan catatanku dan mengambil botol minum lalu meminumnya.
Segarnya, otak panas badan cape, setelah minum nih air rasanya kayak terjun ke pantai, selagi aku meminum ada sebuah suara mengagetkanku.
"Seger banget kayanya"
'Mmmpruuuh'
Aku tersedak dan melihat siapa orang yang menggangguku. Oh dan ternyata si 3 pria kutu kupret yang tadi.
Aku menatap mereka lalu menaruh minumanku ke dalam tas, aku pun ingin beranjak dan berdiri tapi tanganku ditarik hingga duduk lagi dengan sedikit keras.
"Apaansih"
"Ngga sopan loh orang ngomong bukannya di sahutin malah pergi"
"Terus?"
"Yaa lo duduk dulu lah disini kita ngomong-ngomong, ya nggak guys" katanya sambil tersenyum menatao temannya.
"Yoi bener banget bos" kata salah satu dari temannya
Aku pun beranjak kembali lalu lenganku kembali ditarik dan ku tepis secara kasar, belum sempat ku ingin berkata-kata.
"Jangan ganggu dia"
Waitt aku mengenal suara ini, ini kan yap kaliam ngga usah tanya lagi ini siapa, tentunya Angga. Bodo amatlah sama dia aku pun beranjak tanpa menghiraukan mereka lagi.
Vote dan comment yaa
Jangan lupa :*~see you next time~
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You My Stepbrother
General FictionSilva yang dari dulu ingin sekali memiliki kakak laki-laki akhirnya tercapai. Meskipun bukan kakak kandungnya Silva sangat menyayangi kakak nya itu. Namun, apa daya semuanya telah terjadi. Angga, kakak tirinya Silva sangat tidak menyukai gadis terse...